Kamis, 20 September 2012

PEMBESARAN IKAN PATIN (Pangasius - pangasius Ham Buch)


A.  3a7.gifPENDAHULUAN
Ikan Patin ( Pangasius pangasius ham buch) merupakan salah satu jenis ikan yang cukup popular di masyarakat. Ikan ini termasuk jenis omnivore atao golongan ikan pemakan segala. Di alam makanan  ikan patin ini antara lain ikan kecil,cacing, detritus, serangga, udang-udang kecil, biji-bijian dan molusca.
Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:
Ordo : Ostarioplaysi.
Subordo : Siluriodea.
Famili : Pangasidae.
Genus : Pangasius.
Spesies : Pangasius pangasius Ham. Buch.
Kerabat patin di Indonesia terdapat cukup banyak, diantaranya:
a) Pangasius polyuranodo (ikan juaro)
b) Pangasius macronema
c) Pangasius micronemus
d) Pangasius nasutus
e) Pangasius nieuwenhuisii

Ikan patin termasuk ikan dasar, hal ini dapat dilihat dari bentuk mulut yang agak ke bawah. Habitatya di sungai-sungai besar dan muara-muara sungai yang tersebar di Indonesia, India dan Myanmar. Daging ikan patin sangat gurih dan lezat sehingga terkenal dan sangat digemari oleh masyarakat. Maka tak heran, dimasa yang akan dating ikan ini menjadi satu komoditas andalan di Indonesia.
Ikan ini sangat diminati para pengusaha karena berbagai alasan, antara lain :
·         Mempunyai prospek yang cerah dan punya nilai ekonomis yang cukup tinggi
·         Cukup renponsif terhadap pakan buatan atau pelet, sehingga dalam waktu 6 bulan, ikan ini sudah bisa dipanen.
·         Dagingnya sangat digemari oleh konsumen ikan air tawar.
·         Ikan ini dapat dibudidayakan pada kolam-kolam  beton/terpal, dengan kata lain kebutuhan oksigen dari ikan patin tidak terlalu banyak.



Ada beberapa faktor yang sangat penting sebelum  menekuni usaha pembesaran patin,berikut ini faktor-faktor tersebut beserta uraiannya 

Penentuan lokasi kolam
Dalam penentuan lokasi kolam harus dipertimbangkan atau diperhitungkan hal-hal sebagai berikut:
  1. Harus ditinjau dari gangguan alam seperti  bebas dari banjir.
  2. Harus ditinjau dari gangguan pencemaran . Misalnya kualitas air
  3.  Harus ditinjau dari predator seperti ular, burung pemangsa ikan, kucing dll.
  4. Harus ditinjau dari segi keamanan  seperti gangguan dari tangan jahil dsb.
  5. Harus ditinjau dari segi transportasi, mudah atau tidaknya kendaran mendekati lokasi kolam.
  6.  Harus ditinjau dari segi pembuangan limbah / kotoran ikan ,air pengurasan, air bekas ikan setelah dipanen.
  7. Lokasi kolam harus yang strategis, maksudnya jangan terlalu banyak pohon  atau apapun yang menghalangi cahaya matahari yang mengarah ke kolam, sebab kalau terlalu rindang maka resiko ikan terkena penyakit akan semakin besar.


KONTRUKSI KOLAM 
  1. Dapat berupa kolam tanah, kolam dasar tanah tapi pematangnya dari beton dan kolam beton. Yang penting kolam tersebut berair tenang dan tidak mengalir dan  harus diperhitungkan kekuatannya mengingat biaya yang cukup besar sehingga jangan sampai baru diisi air kolam rusak, kolam harus mampu menahan beban air
  2. Pintu masuk air harus dibuat sedemikian rupa sehingga apabila air dialirkan , air didalam kolam bisa bergerak berputar perlahan
  3. Bak penampung kotoran  (karasan) dibuat ditengah dan dihubungkan dengan paralon kearah parit pembuangan
  4. Kolam yang digunakan untuk pembesaran dengan system monoculture minimal 200 m2
  5. Pematang kolam harus dibuat dengan ukuran landai, lebar pematang atas dapat dibuat sama dengan tingginya pematang, tapi tidak boleh kurang dari 1 meter, agar pematang tidak akan mudah hancur.
 Keuntungan konstruksi kolam model ini adalah :
  1. Bila diadakan penambahan air (grojok) maka kotoran ikan akan keluar sendiri.
  2. Pada saat melakukan proses kurang tambah air (long jok) kotoran yang terbuangzsangat banyak.
  3. Kebersihan kolam akan sangat terjaga / terhindar dari gas sisa kotoran ikan (zat amoniak).
  4.  Pertumbuhan ikan sangat bagus karena kualitas air bagus sehingga ikan sangat agresif terhadap pakan.
  5.  Menghemat tenaga.
Penentuan lokasi kolam
Untuk kolam baru tidak ada hal-hal spesial yang perlu dilakukan, akan tetapi untuk kolam yang telah digunakan berkali - kali sebaiknya :
  1. Kolam dikeringkan dan dibiarkan selama 47 hari sampai desar kolam menjadi retak-retak supaya bibit penyakit dqn parasit mati terbunuh
  2.  Pengapuran dan pemupoukan diperlukan untuk memperbaiki pH tanah dan mematikan bibit hama dan penyakit. pH yang cocok untuk pembesaran ikan patin berkisar antara 6.7-8.6.
  3. Pemupukan ini berfungsi untuk merangsang tumbuhnya pakan alami patin seperti rotifera dan organisme air lainnya
  4.  Pupuk organic yang digunakan dapat berasal dari kotoran kerbau, sapid an unggas, dengan dosis 2.5-5 ton/ha/masa tanam. Setelah pumupukan selesai, kolam dialiri air setinggi 20 cm dan dibiarkan selama 4 hari dengan tujuan untuk menumbuhkan phytoplankton dan organisme air. Selanjutnya pengisian air dapat di tambahkan sampai mencapai ketinggian 1 meter.

kegiatan pengapuran


kegiatan pemupukan
PENEBARAN BENIH

  1. Penebaran ikan ke kolam baru dapat dilakukan bila kondisi air kolam diperkirakan sudah stabil, artinya pengaruh pupuk sedah hilang dan makanan alami sudah cukup tersedia.
  2. Kepadatan penebaran untuk ikan patin dengan system monoculture 1 ekor/m2 dengan berat benih 100 gram/ekor
  3. benih yang masih di dalam kantong plastik didiamkan mengapung di permukaan air kolam kurang lebih 10 menit. Setelah itu buka kantong plastik dan masukkan air kolam ke kantong dengan perbandingan 1 air kantong plastic banding 0,5 air kolam selama 5 menit. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk proses adaptasi. Setelah 5 menit baru benih bisa dilepaskan ke kolam.Waktu pelepasan benih ke kolam sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari karena pada saat itu suhu air tidak begitu panas sehingga ikan mudah beradaptasi.

PEMBERIAN PAKAN 

         Untuk ikan dengan bobot kurang dari 200 gram/ekor , pakan diberikan dengan takaran 3 sd 5% dari total bobot ikan. Pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Untuk ikan dengan bobot lebih dari 200 gram/ekor, maka pakan diberikan dengan takaran 1,5 sd 2% dari bobot total ikan dan diberikan 1 kali sehari yakni pada waktu sore hari. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kandungan gizi atau protein yang terdapat pada pakan buatan ( pellet ) dapat diserap oleh ikan secara maksimal sehingga akan menghasilkan daging yang berbobot. Hal ini sudah dibuktikan oleh beberapa pengusaha pembesaran patin, dan hasilnya cukup memuaskan.
            Per  1000 ekor ikan patin , untuk mencapai ukuran konsumsi biasanya  menghabiskan 25 sak pellet sd 30 sak pelet , tergantung permintaan pasar dan selera pengusaha. Patin biasanya siap dipanen mulai dari usia 6 bulan.

PENCEGAHAN ATAU PENANGANAN PENYAKIT
          Lebih baik mencegah daripada mengobati.Kalimat ini memang cocok untuk kita dan hewan peliharaan kita.Lingkungan atau habitat ikan adalah air. Tentunya kalau habitat ikan atau airnya sesuai dengan yang diinginkan oleh ikan maka ikan tidak akan mudah terserang penyakit. Berikut adalah cara memelihara kondisi air agar tetap baik. Untuk ikan patin dibawah bobot 200 gram/ekor, pengurangan dan penambahan air dilakukan 2 sd 3 minggu sekali. Sedangkan untuk ikan diatas200 gram/ekor lakukan pengurangan dan penambahan air antara 7 sd 10 hari sekali. Pengurangan dan penambahan air dilakukan dengan cara mengurangi air kolam sebanyak 50% kemudian ditambah air baru sampai penuh.
        Penyakit yang sering menyerang ikan patin terdiri dari dua golongan yaitu penyakit infeksi yang timbul karena organisme pathogen dan penyakit non infeksi yang timbul karena organism lain. Penyebab penyakit infeksi adalah parasit, bakteri dan jamur yang dapat menular, sedangkan penyebab penyakit non infeksi adalah keracunan dan kekurangan gizi.
PENYAKIT atauINFEKSI yang biasanya menyerang ikan PATIN
  •  Parasit adalah penyakit bintik putih yang biasanya menyerang pada benih usia 1 sd 6 minggu. Gejala serangan dicirikan dengan adanya bintik bintik putih di lapisan kulit badan, sirip dan lapisan ingsang dan berenang tidak normal. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian  mgo, mbo, roxin dll. Dosis dan aturan pakai ada pada kemasan obat.
  •  Bakteri aeromonas sp dan pseudomonas sp. Serangan terjadi pada bagian perut, dada dan pangkal sirip disertai pendarahan. Gejalanya lendir di tubuh ikan berkurang dan terasa kasar bila diraba. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian kalium permanganate (pk ), oxytetracyklin dan chloromycetin. Untuk chloromycetin dapat dicampurdengan pakan dengan dosis 1,2 gram/kg pakan.
  • Jamur. Ciri cirri ikan yang terserang jamur adalahadanya luka di bagian tubuh terutama di tutup ingsang, sirip dan bagian punggung. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kualitasair sesuai dengan kebutuhan ikan.
PEMANENAN IKAN PATIN
       Pemanenan ikan patin dilakukan dengan cara menyurutkan terlebih dahulu. Sambil menunggu air surut Ikan dapat ditangkap menggunakan jaring. Apabila air telah surut maka ikan dapat ditangkap menggunakan serok.
di Indonesia panen biasanya dilakukan 2 cara :
  1. Panen seleksi. Dengan cara ikan dijaring lalu dipilih satu persatu .Ikan yang sudah memenuhiBobot dan ukuran tertentu , akan dimasukkan ke keranjang dan untuk selanjutnya ditimbang sedangkan ikan yang belum memenuhi kriteria akan dikembalikan ke kolam.Cara ini sangat beresiko tinggi karena ikan akan stress dan mogok makan.
  2. Panen total. Dengan cara ikan dijaring lalu dimasukkan ke keranjang dan ditimbang. Cara ini lebih kecil resikonya dibanding cara yang pertama.

    (dikutip dari berbagai Sumber.....salah satunya :http://nizarsite.blogspot.com>> diselenggarakan pada tanggal 21 sd 24 mei 2012 yang bertempat di kelompok MINA MAKMUR desa Bendiljati Wetan Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulung Agung....)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar