Rabu, 23 Oktober 2013

4,83 JUTA TON PRODUK OLAHAN IKAN

Sektor kelautan dan perikanan memiliki peransangat strategis dalam penyediaan bahan pangan dan bahan baku bagi industri serta penyediaan bahan pangan sehat dan bergizi secara nasional.Tercatat jumlah  produk olahan hasil perikanan 2013mencapai 4.83 juta ton atau meningkat 0.26 juta ton dari tahun sebelumnya. Produk olahan ikan mampu meningkatkan nilai ekspor dari US$ 3,52 milyar, naik menjadi US$ 3,93 milyar. Demikian disampaikanSekretaris JenderalKementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sjarief Widjaja, pada acara Pencanangan Bulan Mutu & Keamanan Hasil Perikanan dan Seminar Nasional Masyarakat Pengolah Hasil Perikanan Indonesia ke V Tahun 2013, di UNDIP Semarang, Jumat (18/10).
Sjarief menjelaskan, Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan memiliki peran strategis dalam menciptakan produk perikanan bermutu tinggi dan aman dikonsumsi. Lebih dari itu, komponen lebih penting lagi adalah menciptakan sistem produksi  perikanan yang efisien dan mampu menghasilkan produkberpenampilan baik dan murah. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan kelembagaan dan tatakelola yang kuat terhadap sumberdaya ikan sehingga mampu meningkatkan  daya saing di pasar dalam dan luar negeri.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan kebijakan percepatan Industrialisasi Perikanan. Kebijakan ini mampu meningkatkanpembangunan perikanan dan kelautan sekaligusmeningkatkan daya saing produk perikanan. “Kebijakan tersebut melalui program peningkatan mutu,produktivitas usaha dan peningkatan nilai tambahproduk kelautan dan perikanan berbasis pembangunan kewilayahan dan prinsip ekonomi biru,” ujar Sjarief.
                Prinsip blue economy, kata Sjarief, denganmenekan limbah menjadi nol dalam proses produksi perikanan atau sering disebut zero waste dan menjadikan bagian ikan atau by-products menjadi produk yang bernilai ekonomi. Prinsip inovasi dalam proses produksi perikanan juga sangat menentukan dalam menciptakan daya saing produk. Oleh karena itu salah satu kunci sukses implementasi penerapan blue economy dalam proses produksi perikanan adalahkolaborasi dan integrasi antara dunia pendidikan (universitas), lembaga penelitian, pemerintah danswasta sebagai penggunanya.
                Menurut Sjarief, peningkatan daya saing dan peningkatan nilai tambah adalah kunci keberhasilandalam perdagangan global. Apalagi di banyak negara, bahan baku ikan sudah mulai menurun drastis danpabrik pengolahan ikan banyak yang tutup, Untuk itu, KKP mengeluarkan kebijakan industrialisasi perikananyang merupakan cara lebih tepat untuk memanfaatkan sumberdaya ikan dengan bijaksana dan efisien. Dimanasalah satu komponen utama peningkatan daya saing produk perikanan adalah peningkatan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. “Momentum Bulan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan merupakan langkah strategis untuk menggugah kesadaran produsen,konsumen, pemerintah, swasta dan masyarakat,tentang pentingnya jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Sehingga produk perikanan amandikonsumsi,” ujarnya.



Bulan Mutu
                Sjarief menjelaskan, persyaratan mutu terhadap produk perikanan nasional menjadi prioritas KKP.Terutama peningkatan pemahaman stakeholders dan masyarakat dalam memberikan jaminan mutu dan keamanan produk perikanan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Salah satunya melalui kampanye mutudan penyebaran informasi produk perikanan yang aman dan sehat konsumsi. Apalagi di negara tujuan ekspor produk perikanan akan semakin ketat, karena konsumen semakin selektif memilih produk. “Tantangan besar juga akan muncul dengan akan diberlakukannya masyarakat ekonomi tunggal ASEAN, tahun 2015. Terhadap rencana ini, kita perlu segera berbenah diri untuk menguatkan daya saing produk perikanan di pasar dalam negeri dari ancaman masuknya produk-produk perikanan ASEAN,” tandasnya.
                Sasaran dilaksanakan bulan mutu juga sebagai trigger kesadaran tentang pentingnya mutu dan keamanan pangan. Momentum peringatan bulan mutu sangat penting bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mengingatkan kembali akan pentingnya standardisasi. Pentingnya standar dan mutu suatu produk perlu disuarakan terus-menerus dan harusnya lebih bisa menggema hingga ke seluruh lapisan masyarakat. Peringatan serupa juga dilakukan berbagai negara di dunia mengampanyekan pentingnya standar bagi kehidupan, bertepatan dengan Hari Standar Dunia (World Standard Day) yang jatuh pada 14 Oktober. “Di Indonesia, acara tersebut dikaitkan dengan Bulan Mutu yang setiap tahun diselenggarakan setiap bulan November,” tutupnya.


Data Tambahan  
Pencanangan Bulan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan 18 Oktober 2013 di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang dibarengi dengan :
        Penyerahan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) ke Kelompok PengolahPemasar (Poklahsar) kepada Gubernur JawaTengah
        Penyerahan bantuan  alat pengolahan danpemasaran kepada Bupati Demak mewakili Kabupaten/Kota penerima bantuan.
        Pemberian penghargaan kepada BupatiKendal yang melakukan pembinaan terhadap Unit Pengolahan Ikan (UPI) dalammenerapkan konsep blue economy padaproses produksinya.
        Penyerahan  bantuan modal usaha dibidangperikanan kepada Wirausaha Muda.
        Penyerahan Sertifikat Kelayakan Pengolahanuntuk UPI milik PT. Sumber Mina Bahari, danKelompok Wanita Tani Ngudimulyo sebagai juara I UKM Tingkat Provinsi Jawa TengahTahun 2013.
        Forum Industri Pengolahan Hasil PerikananMenghadapi AFTA 2015 yang diikuti oleh para pelaku usaha di bulan November 2013.

        Pelatihan HACCP bagi Mahasiswa yang diselenggarakan di Universitas Diponegoro pada bulan November 2012. 
readmore »»  

JARING INSANG TIGA LEMBAR (TRAMMEL NET)

Jaring insang tiga lembar atau disebut juga dengan trammel net adalah jaring yang konstruksinya terdiri dari tiga lembar jaring. Jaring ini umumnya dipergunakan untuk menangkap ikan dasar termasuk jenis udang.



PENANGKAPAN IKAN KAKAP MERAH
Salah satu dari alat tangkap yang cocok untuk menangkap ikan kakap merah dan ikan di perairan pantai adalah alat tangkap yang disebut dengan jaring insang tiga lembar atau dalam bahasa asingnya disebut dengan “trammel net.

KONSTRUKSI JARING
Konstruksi dari trammel net terdiri dari tiga lembar jaring, satu lembar jaring dengan ukuran mata yang kecil (jaring bagian dalam) dan dua lembar jaring dengan ukuran mata yang besar (jaring bagian luar). Jaring yang ukuran matanya kecil diapit dengan jaring yang ukuran matanya besar.

Jaring bagian luar
Bahan Amilan No.210D/6, besar mata jaring (mesh size) 8.89 cm (3 inci), jumlah mata ke arah tinggi jaring 4.5 mata. Jumlah mata ke arah panjang 21 mata/m.

Jaring bagian dalam
Bahan Amilan No.210D/3-210D/6, besar mata jaring (mesh size) 5.08 (2 inci)-6.35 cm (2.5 inci) dan jumlah mata ke arah tinggi jaring 50 mata. Jumlah mata ke arah panjang 32 mata/m.

Panjang jarring
Panjang jaring dalam satu tingting (piece) yang terbaik adalah 40.5 m.


METODE PENGOPERASIAN
Jumlah piece yang harus dipakai disesuaikan dengan kondisi modal yang ada atau disesuaikan denagn kondisi daerah penangkapan. Jaring diset menetap di dasar perairan, pemasangan jaring sebaiknya dilakukan 30-60 menit sebelum mata hari terbit dengan lama perendaman selama 2-3 jam.

DAERAH PENANGKAPAN
Daerah penangkapan terbaik adalah di daerah penangkapan yang sebelumnya sudah diketahui adanya keberadaan ikan kakap merah, biasanya di perairan berkarang kemudian jaring dipasang melingkari karang atau dipasang di dekat karang. Jaring ini bisa dioperasikan sampai kedalaman 80-120 m.

MUSIM PENANGKAPAN
Musim penangkapan sepanjang tahun.

PEMELIHARAAN ALAT
Pemeliharaan alat tangkap sebaiknya setelah alat dipakai dicuci dengan air tawar, bagian yang rusak diperbaiki, dikeringkan di tempat yang tidak kena sinar matahari secara langsung dan disimpan ditempat yang bersih



Sumber : Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Ditjen KP3K


readmore »»  

Budidaya Lele Dengan Kombinasi Sistem Tertutup dan Bioflok

Untuk efisiensi biaya dalam budidaya lele, telah dicoba dengan solusi budidaya dengan kombinasi sistem tertutup dan bioflok. Budidaya lele dengan sistem air tertutup dan adopsi sistem bioflok sederhana tak hanya mampu menekan biaya pakan, tetapi juga meningkatkan kepadatan tebar dan menurunkan biaya produksi benih.

Sayang, karena konstruksi kolam lele yang rata-rata tidak tertutup/tidak beratap maka pada musim hujan kemasukan air hujan sehingga terjadi perubahan komposisi kimiawi maupun biologi air, plankton biasanya akan tumbuh. “Walaupun begitu, sistem ini tetap efektif asal persiapan air pada awal periode pemeliharaan sudah benar,” tegasnya.
Tingkat keamanan close system dan flok pada budidaya lele ini, kata Dwi Purnomo, akan sempurna jika benih yang digunakan hasil pembenihan sendiri. Sebab benih merupakan faktor resiko terbesar pembawa penyakit ke dalam kolam selain air. “Bibit dari luar, apalagi dari pasar yang tidak jelas asal-usul dan riwayat manajemen pembenihannya berisiko besar membawa penyakit,”tandasnya.

Manajemen Air

Menurut Suminto, pelopor budidaya lele dumbo di Pokdakan dan UPR (Unit Perbenihan Rakyat) yang terletak di Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah, agar air baru memenuhi syarat untuk budidaya sistem tertutup, harus ditumbuhkan pakan alaminya.
Pakan alami berupa daphnia. Selain itu juga harus tumbuh bakteri yang nantinya saat budidaya berjalan akan menghasilkan flok. Flok ini juga pakan alami,” terangnya. Flok pada lele ini, meskipun belum serumit dan sebagus pada budidaya udang, menurut pengalaman Suminto cukup untuk menurunkan FCR (konversi pakan) sebesar 0,2 bahkan lebih.
Untuk petakan kolam 3x5x0,5 m3 Suminto memasukkan 10 kg kompos dalam karung ke dalam air kolam. Setelah itu, air diberi larutan campuran probiotik 5 ml/m3 dan tetes tebu (molasses) 200 g/m3. Setelah itu air didiamkan minimal selama 1 pekan, sampai timbul kutu air (daphnia). Daphnia menjadi pakan alami benih yang akan ditebar. “Populasi daphnia biasanya mencapai puncaknya pada umur 15 hari setelah air diolah. Mereka muncul begitu saja,” jelas pembudidaya yang mengantongi banyak sertifikat pelatihan dari Kemnterian Kelautan dan Perinanan ini.

Menurut Suminto, air bekas kolam yang telah dipakai pada budidaya periode sebelumnya, harus melalui perlakuan yang hampir sama agar bisa dipergunakan kembali. Selain untuk menekan risiko akibat residu maupun patogen, juga untuk memulihkan nutrisi alami dan keseimbangan mikroorganisme yang ada didalam air itu. Bedanya, kata Suminto, pada air bekas ini tidak perlu diberi kompos lagi. Sedangkan dosis larutan probiotik dan molasses sama persis.

Suminto menyatakan, selain ditandai munculnya daphnia, air sudah ‘jadi’ dan siap ditebari benih jika air kolam warnanya hitam kecoklatan. Namun jika air diambil dengan gelas tetap terlihat jernih. Begitu ikan/benih ikan dimasukkan ke kolam akan muncul ‘kabluk’ (endapan halus) dari dasar kolam. Kabluk yang sebenarnya adalah tanda flok mulai terbentuk ini akan terus teraduk sesuai dengan pergerakan aktif ikan. “Maka kepadatan kolam dibuat lebih tinggi agar flok ini terus teraduk,” katanya.

Semakin bertambah umur penebaran air akan berubah menjadi coklat kekuningan, dan lama kelamaan akan menjadi kemerahan. “Itu tanda flok sudah jadi,”tegas Minto. Teknis perlakuan air ini bisa untuk pembesaran benih maupun pembesaran lele konsumsi.

Dwi Purnomo menyatakan, selanjutnya untuk menjaga populasi bakteri, dibuat tabung konservasi di dalam kolam. “Intinya supaya ada bagian dari kolam yang tidak terjamah ikan. Di situ akan jadi reservoir bakteri yang dibutuhkan oleh sistem ini,”terangnya. Tabung itu bisa dibuat dari gorong-gorong berdiameter 40 – 50 cm dengan panjang melebihi tinggi air kolam. Tabung diletakkan vertikal dan ujung lubang bagian atas yang berada di atas permukaan air ditutup.


(sumber: trobos) via KLIK
readmore »»  

Jumat, 04 Oktober 2013

PEMBUATAN CILOK IKAN


Biasanya jajanan cilok tuh dijualnya di depan sekolahan2, dan yang jual mas- masnya naik sepeda pancal.. tapi kalo cilok yg satu ini, ntar dulu bro…yang jual bawa sedan, karena yang beli para bangsawan hahahahaha….just kidding bro !
readmore »»  

MENGENAL PEMANFAATAN PLIK DI STP JURLUHKAN BOGOR

 Implementasi realisasi kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) antara lain adanya pengadaan sarana PLIK (Pusat Layanan Internet Kecamatan) dan media Centre dari Kemenkominfo kepada UPT lingkup KKP dan daerah (Dinas KP Kab/kota).  Tercatat 30 PLIK dan 2 media centre sudah diterima UPT Pusat dan daerah.  Salah satu PLIK yang telah diterima dan mulai dimanfaatkan yaitu di STP Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor yang pengelolaan sehari-hari dilakukan oleh penyuluh perikanan pusat dan staf LPPM.


Pusat sarana dan prasarana penyediaan layanan jasa akses internet di ibu kota kecamatan yang dibiayai melalui dana kontribusi kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi. PLIK terdiri atas 2 jenis yaitu bersifat tetap/tidak bergerak dan bersifat bergerak (Mobile). Hingga saat ini STP Jurusan Penyuluhan Perikanan diberikan amanat dari Kemeneterian Komunikasi dan Informatika yang tercantum dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor : 19/PER/M.KOMINFO/12/2010 untuk melakukan pengelolaan pada 1 Paket PLIK yang bersifat tidak bergerak/tetap.  Berdasarkan Peraturan tersebut, bahwa PLIK sifatnya tetap terdiri atas :

 a.    5 (lima) personal computer multimedia beserta Operating System (OS);
 b.    1 (satu) server berisikan aplikasi push and store content, billing system dan pencatatan identitas pengguna;
c.    modem;
d.    printer multifungsi;
e.    peripheral jaringan;
f.      keamanan jaringan;
g.    meubeller untuk komputer;
h.    catu daya;
i.       backup catu daya;
j.       rambu penunjuk lokasi serta rambu papan nama.

 Pemanfaatan yang efektif sarana layanan internet tersebut perlu dilakukan agar bermanfaat sesuai dengan peruntukannya.  PLIK di STP Jurluhkan berada di dalam lingkungan kampus sehingga yang memanfaatkan PLIK tersebut  umumnya taruna/i STP Jurusan Penyuluhan Perikanan dan masyarakat sekitar kampus.

Sesuai dengan amanat Kementerian Komunikasi dan Informatika tujuan penyediaan PLIK setidaknya ada 3 hal sebagai berikut:
1.   mendukung perluasan layanan akses internet bagi masyarakat luas dan
2.  percepatan peningkatan keterjangkauan pemerataan layanan
3. mendorong pemanfaatan teknologi informasi untuk tujuan peningkatan kecerdasan warga dan kesejahteraan.

 Mengacu pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika                       Nomor :19/PER/M.KOMINFO/12/2010, Pasal 9 Huruf (h) menerangkan bahwa penyedia PLIK memiliki kewajiban untuk mengoperasikan layanan sekurang-kurangnya 8 (delapan) jam sehari, baik untuk PLIK yang bersifat tetap maupun untuk PLIK yang bersifat bergerak sesuai dengan karakteristik wilayah paket yang dimenangkan. Hingga saat ini PLIK yang berada di STP Jurusan Penyuluhan Perikanan beroperasi lebih dari yang ditetapkan yaitu selama 13 Jam dimulai dari pukul 08.00 – 21.00 WIB.

 Secara khusus, operasional PLIK di STP Jurluhkan Bogor dimanfaatkan untuk membeirkan pelayanan publik dalam bidang teknologi informasi, antara lain :
1.  Pelayanan Akses internet bagi, taruna/i dan masyarakat sekitar, hal ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan akses internet bagi para taruna/i khususnya yang belum memiliki Personal Computer/Laptoppribadi.

2.  Pelayanan proses pembelajaran akses internet bagi Kelompok-kelompok pelaku utama perikanan yang menjadi binaan UPPM STP Jurusan Penyuluhan Perikanan yang berada di sekitar kampus. Hal ini dilaksanakan dalam rangka pemerataan dan percepatan akses informasi bagi pelaku-pelaku utama dan usaha bidang perikanan yang berada di sekitar kampus STP Jurusan Penyuluhan Perikanan.

Operasional PLIK  perlu terus dilakukan secara optimal agar memberikan kontribusi dalam meningkatkan kecerdasan masyarakat khususnya sekitar PLIK.



sumber :klik

readmore »»