Rabu, 17 April 2013

Budidaya udang windu (Segmen PEMBENIHAN)

syarat konstruksi tambak menurut cara berternak udang windu  :
  1. tahan terhadap damparan ombak besar, angin kencang serta banjir. jarak minimum pertambakan dari pantai yakni 50 meter atau minimum 50 meter dari bantara sungai.
  2. lingkungan tambak beserta airnya kudu cukup baik buat kehidupan udang sampai dapat tumbuh normal sejak ditebarkan sampai dipanen.
  3. tanggul kudu padat serta kuat tidak bocor atau merembes serta tahan terhadap erosi air.
  4. design tambak kudu sesuai serta mudah buat operasi sehari-hari, sampai menghemat tenaga.
  5. cocok dengan daya dukung area yang ada.
  6. melindungi kebersihan serta kesehatan hasil produksinya.
  7. saluran pemasuk air terpisah dengan pembuangan air. teknik pembuatan tambak dibagi di dalam tiga sistem yang cocok dengan letak, biaya, serta operasi pelaksanaannya, yaitu tambak ekstensif, semi intensif, serta intensif.

Tambak Ekstensif atau Tradisional Menurut

  1. dibangun di area pakai surut, yang umumnya berupa rawa-rawa bakau, atau rawa-rawa pakai surut bersemak serta rerumputan.
  2. wujud serta ukuran petakan tambak tidak teratur.
  3. luasnya pada 3-10 ha per petak.
  4. tiap-tiap petak mempunyai saluran keliling ( caren ) yang lebarnya 5-10 m di sepanjang keliling petakan sebelah di dalam. di bagian masih juga dibikin caren dari sudut ke sudut ( diagonal ). kedalaman caren 30-50 cm lebih di dalam dari bagian sekitarnya yang disebut pelataran. bagian pelataran hanya dapat diisi sedalam 30-40 cm saja.
  5. di masih petakan dibikin petakan yang lebih kecil serta dangkal buat mengipur nener yang baru datang selama 1 bln..
  6. delain itu ada kian lebih satu type tambak tradisional, misalnya type corong serta type taman yang dikembangkan di sidoarjo, jawa timur.
  7. pada tambak ini tidak ada pemupukan.

Tambak Semi Intensif
  1. wujud petakan umumnya empat persegi panjang dengan luas 1-3 ha/petakan.
  2. setiap petakan mempunyai pintu pemasukan ( inlet ) serta pintu pengeluaran ( outlet ) yang terpisah buat keperluan penggantian air, penyiapan kolam sebelum akan ditebari benih, serta pemanenan.
  3. satu caren diagonal dengan lebar 5-10 m menyerong dari pintu ( pipa ) inlet ke arah pintu ( pipa ) outlet. basic caren miring ke arah outlet buat meringankan pengeringan air serta pengumpulan udang pada waktu panen.
  4. kedalaman caren selisih 30-50 cm dari pelataran.
  5. kedalaman air di pelataran hanya 40-50 cm.
  6. ada juga petani tambak yang buat caren di lebih kurang pelataran.
Tambak Intensif

  1. petakan berukuan 0, 2-0, 5 ha/petak, supaya pengelolaan air serta pengawasannya lebih mudah.
  2. kolam/petak pemeliharaan dapat dibikin dari beton seluruhnya atau dari tanah layaknya biasa. atau dinding dari tembok, tetapi basic masih tanah.
  3. umumnya berbentuk bujur sangkar dengan pintu pembuangan didalam serta pintu panen type monik di pematang saluran buangan. bentuk serta konstruksinya menyerupai tambak semi intensif bujur sangkar.
  4. lantai basic dipadatkan sampai keras, dilapisi oleh pasir/kerikil. tanggul biasanya dari tembok, masih air laut serta air tawar dikombinasi di dalam bak pencampur sebelum akan masuk di dalam tambak.
  5. pipa pembuangan air hujan atau kotoran yang terbawa angin, dipasang mati di sudut petak.
  6. diberi aerasi buat menambah kandungan o2 di dalam air.
  7. penggantian air yang amat sering dimungkinkan oleh penggunaan pompa


adapun prasarana yang diperlukan di dalam budidaya udang tambak meliputi :

Petakan Tambak
  1. baiknya dibikin di dalam bentuk unit. setiap satu unit tambak pengairannya datang dari satu pintu besar, yaitu pintu air utama atau laban. satu unit tambak terdiri dari tiga macam petakan : petak pendederan, petak glondongan ( buyaran ) serta petak pembesaran dengan perbandingan luas 1 :9 :90.
  2. tak hanya itu, juga ada petakan pembagi air, yang yaitu bagian yang terdalam. dari petak pembagi, masing-masing petakan terima bagian air buat pengisiannya. setiap petakan kudu mempunyai pintu air sendiri, yang diberi nama pintu petakan, pintu sekunder, atau tokoan. petakan yang berbentuk layaknya saluran disebut juga saluran pembagi air.
  3. tiap-tiap petakan terdiri dari caren serta pelataran.

Pematang/Tanggul
  1. ada dua macam pematang, yaitu pematang utama serta pematang pada.
  2. pematang utama yaitu pematang keliling unit, yang membuat perlindungan unit yang terkait dari efek luar. tingginya 0, 5 m di atas permukaan air pakai sangat tinggi. lebar bagian atasnya kurang lebih 2 m. bagian luar dibikin miring dengan kemiringan 1 :1, 5. tetapi buat bagian pematang bagian di dalam kemiringannya 1 :1.
  3. pematang pada yaitu pematang yang membatasi petakan yang satu dengan yang lain di dalam satu unit.
  4. ukurannya bergantung keadaan setempat, misalnya : tinggi 1-2 m, lebar bagian atas 0, 5-1, 5. sisi-sisinya dibikin miring dengan kemiringan 1 :1. pematang dibikin menggali saluran keliling yang jaraknya dari pematang 1 m. jarak tersebut biasa disebut berm.

Saluran Serta Pintu Air
  1. saluran air kudu cukup lebar serta di dalam, bergantung keadaan setempat, lebarnya berkisar pada 3-10 m serta dalamnya seandainya amat barangkali sejajar dengan permukaan air surut terrendah. sepanjang tepiannya ditanami pohon bakau lantas pelindung.
  2. ada dua macam pintu air, yaitu pintu air utama ( laban ) serta pintu air sekunder ( tokoan/pintu air petakan ).
  3. pintu air bertindak lantas saluran keluar masuknya air dari serta ke di dalam tambak yang terhitung di dalam satu unit.
  4. lebar mulut pintu utama pada 0, 8-1, 2 m, tinggi serta panjang cocok dengan tinggi serta lebar pematang. dasarnya lebih rendah dari basic saluran keliling, serta sejajar dengan basic saluran pemasukan air.
  5. bahan pembuatannya salah satunya : pasangan semen, atau bahan kayu ( kayu besi, kayu jati, kayu kelapa, kayu siwalan, dan sebagainya )
  6. setiap pintu dilengkapi dengan dua deretan papan penutup serta salah satunya diisi tanah yang disebut lemahan.
  7. pintu air dilengkapi dengan saringan, yaitu saringan luar yang menghadap ke saluran air serta saringan di dalam yang menghadap ke petakan tambak. saringan terbuat dari kere bambu, serta buat saringan di dalam dilapisi plastik atau ijuk.

Pelindung :
  1. jadi bahan pelindung pada pemeliharaan udang di tambak, dapat dipasang rumpon yang terbuat dari ranting kayu atau dari daun-daun kelapa kering. pohon peneduh di sepanjang pematang juga dapat dipakai lantas pelindung.
  2. rumpon dipasang dengan jarak 6-15 m di tambak. rumpon bertindak juga buat menghindar hanyutnya kelekap atau lumut, sampai menumpuk pada diantara sudut lantaran tiupan angin.

Pemasangan Kincir :
  1. kincir biasanya dipasang setelah pemeliharaan 1, 5-2 bln., lantaran udang sudah cukup kuat terhadap pengadukan air.
  2. kincir dipasang 3-4 unit/ha. daya kelarutan o2 ke di dalam air dengan pemutaran kincir itu menggapai 75-90%.

Pembibitan
menyiapkan benih ( benur )
benur/benih udang bisa didapat dari area pembenihan ( hatchery ) atau dari alam. di alam ada dua macam golongan benih udang windu ( benur ) menurut ukurannya, yaitu :
  1. benih yang masih halus, yang disebut post larva.ada tep idi tepi-tepi pantai. hidupnya berupa pelagis, yaitu berenang dekat permukaan air. warnanya coklat kemerahan. panjang 9-15 mm. cucuk kepala lurus atau sedikit melengkung layaknya huruf s dengan bentuk keseluruhan layaknya jet. ekornya membentang layaknya kipas.
  2. benih yang sudah besar atau benih kasar yang disebut juvenil. biasanya telah memasuki muara sungai atau terusan. hidupnya berupa benthis, yaitu suka berdiam dekat basic perairan atau kadang-kadang melekat pada benda yang terendam air. sungutnya berbelang-belang selangseling coklat serta putih atau putih serta hijau kebiruan. badannya berwarna biru kehijauan atau kecoklatan sampai kehitaman. pangkal kaki renang berbelang-belang kuning biru.
langkah penangkapan benur :

>>>> benih yang halus ditangkap memakai alat belabar serta seser.
  • belabar yakni rangkaian memanjang dari ikatan-ikatan daun pisang kering, rumput-rumputan, merang, ataupun beberapa bahan yang lain.
  • aktivitas penangkapan ditangani apabila air pakai.
  • belabar dipasang tegak lurus pantai, dikaitkan pada dua buah patok, sampai terayun-ayun di permukaan air pakai.
  • atau hanya diikatkan pada patok di diantara ujungnya, masih ujung yang lain ditarik oleh si penyeser sambil dilingkarkan mendekati ujung yang terikat. setelah lingkaran cukup kecil, penyeseran ditangani di kurang lebih belabar.
>>>> benih kasar ditangkapi dengan alat seser juga dengan langkah selekasnya diseser atau dengan alat bantu rumpon-rumpon yang dibikin dari ranting pohon yang ditancapkan ke basic perairan. penyeseran ditangani di kurang lebih rumpon.

pembenihan dengan alami ditangani dengan langkah mengalirkan air laut ke di dalam tambak. biasanya ditangani oleh petambak tradisional.

benih udang/benur yang didapat dari pembibitan sebaiknya benur yang bermutu baik. adapun sifat serta ciri benur yang bermutu baik yang didapat dari area pembibitan yakni :
a )umur serta ukuran benur kudu seragam.
b ) apabila dikejutkan benur sehat akan melentik.
c ) benur berwarna tidak pucat.
d ) badan benur tidak bengkok serta tidak cacat.

Perlakuan Serta Perawatan Benih

>>>> angkah pemeliharaan dengan sistem kolam terpisah pemeliharaan larva yang baik yakni dengan sistem kolam terpisah, yaitu kolam diatomae, kolam induk, serta kolam larva dipisahkan
  • kolam diatomae
diatomae buat makanan larva udang yang yaitu hasil pemupukan yakni spesies chaetoceros, skeletonema serta tetraselmis di dalam kolam volume 1000-2000 liter.
spesies diatomae yang agak besar diberikan pada larva periode mysis, walau lebih senang zooplankton.

  • kolam induk
kolam yang berukuran 500 liter ini diisi induk udang mempunyai kandungan telur yang diperoleh dari laut/nelayan. telur biasanya keluar pada malam hari. telur yang sudah dibuahi serta sudah menetas lantas nauplius, dipindahkan.
  • kolam larva
kolam larva berukuran 2. 000-80. 000 liter. artemia/zooplankton diambil dari kolam diatomae serta diberikan pada larva udang mysis serta post larva ( pl5-pl6 ).
artemia kering serta udang kering diberikan pada larva periode zoa sampai ( pl6 ). larva periode pl5-pl6 dipindah ke petak buyaran dengan kepadatan 32-1000 ekor/m2, yang setiap kalidiberi makan artemia atau makanan buatan, lalu pl20-pl30 benur dapat dijual atau ditebar ke di dalam tambak.



>>>>> langkah pengipukan/pendederan benur di petak pengipukan

  • petak pendederan benur yaitu sebagian dari petak pembesaran udang ( ± 10% dari luas petak pembesaran ) yang terletak di diantara sudutnya dengan kedalaman 30-50 cm, suhu 26-31derajat serta kandungan garam 5-25 permil
  • petak terbuat dari daun kelapa atau daun nipah, agar benur yang masih lemah terlindung dari terik matahari atau hujan.
  • benih yang baru datang, diaklitimasikan dulu. benih dimasukkan di dalam bak plastik atau bak kayu yang diisi air yang kandungan garam serta suhunya hampir sama saja dengan keadaan selama pengangkutan. lalu dengan berangsur-angsur air tersebut dikeluarkan serta diganti dengan air dari petak pendederan.
  • kepadatan pada petak ini 1000-3000 ekor. pakan yang diperoleh berupa campuran telur ayam rebus serta daging udang atau ikan yang dihaluskan.
  • pakan tambahan berupa pellet udang yang dihaluskan. pemberian pelet ditangani sebanyak 10-20 % kali jumlah berat benih udang /hari serta diberikan pada sore hari. berat benih halus ± 0, 003 gram serta berat benih kasar ± 0, 5-0, 8 g.
  • pellet dapat terbuat dari tepung rebon 40%, dedak halus 20 %, bungkil kelapa 20 %, serta tepung kanji 20%.
  • pakan yang diperlukan : secangkir pakan buat petak pengipukan /pendederan seluas 100 m2 atau buat 100. 000 ekor benur serta diberikan 3-4 kali 1 hari.

>>>>> langkah pengipukan di dalam hapa
  • hapa yakni kotak yang dibikin dari jaring nilon dengan mata jaring 3-5 mm agar benur tidak dapat lolos.
  • hapa dipasang terendam serta tidak menyentuh basic tambak di dalam petak-petak tambak yang pergantian airnya mudah ditangani, dengan langkah mengikatnya pada tiang-tiang yang ditancamkan di basic petak tambak itu. kian lebih satu buah hapa dapat dipasang berderet-deret pada satu petak tambak.
  • ukuran hapa dapat sesuai dengan kehendak, misalnya panjang 4- 6 m, lebar 1-1, 5 m, tinggi 0, 5-1 m.
  • kepadatan benur di dalam hapa 500-1000 ekor/m2.
  • pakan benur dapat berbentuk kelekap atau lumut-lumut dari petakan tambak di sekitarnya. dapat juga diberi pakan buatan berupa pelet udang yang dihancurkan dulu lantas serbuk.
  • lama pemeliharaan benur di dalam ipukan 2-4 minggu, sampai panjangnya 3-5 cm dengan persentase hidup 70-90%.
  • jaring lantas dinding hapa kudu dibersihkan 1 minggu sekali.
  • hapa amat berguna untuk petani tambak, yaitu buat area aklitimasi benur, atau setiap waktu dipergunakan menyimpan ikan atau udang yang dikehendaki agar terus hidup.

>>>>> langkah pengangkutan :

pengangkutan menggunakan kantong plastik :
  • kantong plastik yang berukuran panjang 40 cm, lebar 35 cm, serta tidak tidak tebal 0, 008 mm, diisi air 1/3 bagian serta diisi benih 1000 ekor.
  • kantong plastik diberi zat asam sampai menggelembung serta diikat dengan tali.
  • kantong plastik tersebut dimasukkan di dalam kotak kardus yang diberi styrofore foam lantas penahan panas serta kantong plastik kecil yang diisi pecahan-pecahan es kecil yang jumlahnya 10% dari berat airnya.
  • benih dapat diangkut pada suhu 27-30 derajat c selama 10 jam perjalanan dengan angka kematian 10-20%.

pengangkutan memakai jerigen plastik :
  • jerigen yang digunakan yang berukuran 20 liter.
  • jerigen diisi air 1/2 bagiannya serta sebagian lagi diisi zat asam bertekanan lebih.
  • jumlah benih yang dapat diangkut pada 500-700 ekor/liter. selama 6- 8 jam perjalanan, angka kematiannya kurang lebih 6%.
  • didalam perjalanan jerigen kudu ditidurkan, agar permukaannya lantas luas, sampai benurnya tidak bertumpuk.
  • untuk turunkan suhunya bisa memakai es batu.
>>>>> waktu penebaran benur sebaiknya benur ditebar di tambak pada waktu yang teduh.
readmore »»