Selasa, 19 Maret 2013

Sistim Supervisi Monitoring dan Evaluasi


Sistim Penyuluhan Perikanan yang merupakan sebuah Upaya dalam proses pembelajaran terhadap Peningkatan kapasitas kemampuan para pelaku utama dan/atau pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan agar Para pelaku utama dapat terorganisir  Maka perlu Pembinaan secara Berkelanjutan, dalam mengembangkan bisnis perikanan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka bersama keluarganya  dengan tetap memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dalam implementasinya telah ditempuh berbagai kebijakan Yaitu melalui sistim Pembinaan dan salah satunya perlu dilakukan sistim Monitoring supervisi dan Evaluasi.
Monitoring dan evaluasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan pelaku utama perikanan dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Pusat sampai Kecamatan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tingkatan. Dalam melaksanakan kegiatan ini dapat sekaligus dilakukan bersamaan dengan supervisi. Pelaksanaan supervisi, monitoring dan evaluasi dilakukan sesuai dengan arah pembinaan dari penumbuhan dan pengembangan kelembagaan pelaku utama perikanan.

A.   Pelaksanaan Supervisi
Supervisi dilaksanakan oleh :
1.    Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan atau Pejabat berwenang yang ditunjuk melakukan supervisi terhadap kegiatan di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota.
2.    Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan/Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Pejabat berwenang yang ditunjuk melakukan supervisi terhadap kegiatan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
3.    Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan/ Dinas Lingkup Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota atau Pejabat berwenang yang ditunjuk melakukan supervisi terhadap kegiatan di tingkat kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan.

B.Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh :
  1. Pejabat yang ditunjuk pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan kelautan dan perikanan.
  2. Pejabat yang ditunjuk pada Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan/Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi terhadap kegiatan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
  3. Pejabat yang ditunjuk pada badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan/dinas kelautan dan perikanan Kabupaten/Kota, kecamatan, dan desa/kelurahan.
  4. Waktu dan metode pelaksanaan supervisi, monitoring dan evaluasi dapat dilakukan melalui observasi lapangan, diskusi maupun analisa dokumen/laporan dan dilakukan secara berkala (triwulan, semester, dan tahunan) dan hasilnya disampaikan secara berjenjang.

C.   Pelaporan
Hasil supervisi harus disampaikan dalam bentuk pelaporan yang meliputi pelaksanaan, evaluasi, dan rekomendasi untuk perbaikan.

D.   Aspek-Aspek Monitoring dan Evaluasi
Aspek-aspek dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi meliputi:
1.    Dokumen Proses Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan;
2.    Pola Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan;
3.    Tahapan Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan;
4.    Stratifikasi Kemampuan dan Klasifikasi Kelembagaan pelaku utama perikanan;
5.    Penilaian dan Pengukuhan Kelas Kelembagaan Pelaku utama perikanan.





readmore »»  

Tahun ini, Tegal akan jadi kota maritim



Sindonews.com - Kota Tegal yang terkenal sebagai Kota Bahari memantapkan sektor kemaritimannya dengan mencanangkan diri dalam sebuah program kerja pemerintahnya, yakni program Tegal Maritim 2013.

Hal itu ditegaskan Wali Kota Tegal Ikmal Jaya. Menurutnya, hal itu ditempuh sebagai wujud pemantapan kembali kemaritiman Tegal yang amat berpotensi menjadi unggulan daerah.

"Kemaritiman kita yang berpotensi akan dikerahkan semuanya pada tahun ini," kata Ikmal dalam kegiatan Pencanangan Program Tegal Maritim, di Tegal, Jumat (15/3/2013).

Di antara potensi itu antara lain sumber daya manusia seperti peluncuran kapal praktik buatan siswa SMKN 3 Tegal. Selanjutntnya akan dibuat pula kapal tangkap ikan oleh siswa.

Tegal Maritim, ujarnya, pemkot akan memprogramkan kesejahteraan nelayan agar bisa lebih baik. "Kami sediakan dua cold storage. Harga yang dijual sesuai harga pasar, sehingga nelayan tidak kebingungan memasarkan hasil tangkapnya," terangnya.

Selain itu pula, lan jutnya, pemkot akan melakukan pelatihan kepada istri nelayan agar bisa mengolah ikan menjadi makanan olahan. Harapannya itu bisa menambah pemasukan keluarga nelayan. Pemkot juga mengklaim akan membantu pemasaran produk olahan ikan dari nelayan agar lebih baik.

"Ini tahunnya nelayan juga, akan kami bantu" pungkasnya.

(rsa)

readmore »»  

Kamis, 07 Maret 2013

Sertifikasi Jamin Ikan Aman Dikonsumsi

Serang (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Banten akan melakukan sertfikasi untuk budi daya ikan air tawar dalam upaya memberikan kepastian bahwa hasil budi daya itu aman dikonsumsi dalam rangka mewujudkan keamanan pangan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten Maesyaroh Mawardi di Serang, pekan lalu, menjelaskan sebanyak 140 kelompok pembudi daya ikan air tawar akan diberi sertikat pada 2013.

"Tahun ini kami akan memberikan sertifikat cara budi daya ikan yang baik (CBIB) pada 140 kelompok pembudi daya ikan yang tersebar di delapan kabupaten/kota di Provinsi Banten," kata Maesyaroh.

Menurut dia, sertifikat CBIB sebagai upaya tuntutan pasar global akan produk perikanan budi daya, khususnya mengenai keamanan pangan sehingga hasil perikanan budidaya diharapkan aman untuk dikonsumsi sesuai persyaratan pasar.

"Tujuan sertifikasi CBIB adalah memberikan jaminan kepada unit usaha budidaya agar memenuhi persyaratan," kata Maesyaroh.

Penerbitan sertifikasi CBIB mengacu Peraturan Pemerintah No.28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, pembudidaya ikan perlu menerapkan CBIB. Kemudian diatur dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP.02/Men/2007 tentang CBIB.



Sumber: CEK DIMARI
readmore »»  

Kaltim Targetkan Ekspor Ikan Naik

07/03/2013 

BALIKPAPAN-Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menargetkan angka ekspor hasil perikanan tahun ini bisa mencapai 17.000 ton atau meningkat 24% dari ekspor 2012 yang mencapai 12.800 ton.
Wakil Gubernur Kaltim Farid Wadjdy mengatakan target tersebut merupakan capaian pada 2011. Dia mengakui ada penurunan pada komoditas perikanan tangkap pada 2012 karena peralatan yang digunakan oleh nelayan belum memadai. Selain itu, hasil perikanan Kaltim juga diambil oleh nelayan daerah lain yang kekurangan pasokan untuk konsumsi.
"Karena kapal nelayan Kaltim lebih kecil maka produksi ikan tangkap yang dijadikan komoditas ekspor juga terbatas,"ujarnya usai membuka Rapat Kerja Teknis Perikanan dan Kelautan, Rabu (6/3) malam.
Farid mencontohkan kebutuhan ikan di Jawa Timur yang hanya mampu dipenuhi 30% dari tangkapan diperairan lokal.Akibatnya, sisa pemenuhan kebutuhan produksi tersebut harus mencari di daerah lain termasuk Kaltim.
Hal ini tidak bisa dianggap melanggar karena masih masuk dalam batas negara. Untuk itu Pemerintah perlu menguatkan kapasitas petani melalui pembaruan peralatan tangkap ikan agar hasil tangkapan bisa membaik.
"Kami memberi bantuan kapal kepada kelompok nelayan 30 GT untuk menggantikan kapal yang sebelumnya hanya 5 GT," tukasnya.
Mengenai adanya isu peralihan nelayan menjadi pekerja sektor lain, Farid mengaku belum mengidentifikasi secra detail. Namun, alasan tersebut menjadi persoalan lain yang bisa dilakukan melalui program peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemanfaatan lahan bekas tambang sebagai areal tambak juga bisa dilanjutkan untuk dapat memacu pertumbuhan budi daya perikanana. Tahun lalu, kendati angka ekspor perikanan tangkap menurun, produksi ikan meningkat seiring dengan peningkatan di sektor budi daya perikanan.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Iwan Mulyana mengatakan produksi perikanan mengalami peningkatan sebesar 19,7% pada 2012 dengan kontribusi rumput laut yang meningkat pesat sebesar 130%. Selain itu, konsumsi ikan di Kaltim juga mengalami peningkatan menjadi 58,3 kilogram per kapita per tahun.
"Ini lebih tinggi dari target nasional yang hanya sebesar 32,97 kilogram per kapita pertahun," katanya.
 
Iwan menyebutkan kontribusi sektor perikanan terhadap pendapatan dosmestik regional bruto (PDRB) 2011 baru mencapai 1,78%. Namun, angka ini menjadi yang tertinggi apabila dibandingkan dengan sektor pertanian, perkebunan, dan hortikultura.
Nantinya, sektor perikanan diproyeksikan sebagai salah satu pengganti sektor usaha lain yang berkembang seperti kehutanan dan kemungkinan pertambangan. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Fauzi Bahtar mengatakan sektor perikanan memang sudah selayaknya untuk dilirik guna menggantikan pertambanagn yang tidak bersifat dapat diperbarui. (Rachmad Subiyanto)

sumber : CEK DIMARI
readmore »»  

Tumis ikan asin pedas


Ikan asin, walau rasanya asin namun banyak orang yang menyukainya. Ikan asin biasa dimasak hanya dengan digoreng. Tapi bagi sahabat bloger penyuka pedas, resep berikut bisa menjadi pilihan yaitu Resep tumis ikan asin pedas. 





Berikut cara pembuatannya:

Bahan-bahan:
1.     250 gram ikan asin, potong ukuran 2 cm x 2 cm
2.     3 buah cabai merah, iris tipis menyerong
3.     4 buah bawang merah, iris tipis
4.     1 buah jeruk nipis, ambil airnya
5.     3 sendok makan minyak
Proses Pembuatannya :

1.     Siram ikan asin jambal/gabus dengan air mendidih, biarkan hingga dingin, lalu cuci, tiriskan.
2.     Panaskan minyak yang banyak di atas api sedang, lalu masukkan ikan asin tadi, goreng hingga matang, angkat, tiriskan.
3.     Panaskan minyak menurut resep, lalu masukkan bawang merah, tumis hingga harum.
4.     Tambahkan cabai merah, aduk rata, tumis hingga layu, kecilkan api, lalu masukkan ikan asin yang sudah digoreng dan air jeruk nipis, aduk rata, angkat, kemudian  sajikan.



readmore »»  

Selasa, 05 Maret 2013

MEMBUAT OLAHAN SIOMAY IKAN


Sahabat blogger, kali ini kami akan share tentang cara pembuatan siomay ikan.
Kata siomay mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, Siomay berasal dari Bandung jawa barat. Namun kini siomay bisa di dapatkan dimana saja, baik dijawa barat sendiri maupun dikota kota lainnya. Siomay terbuat dari tepung sagu dicampur dengan ikan tenggiri (berbagai jenis ikan air tawar / air laut bisa juga) dan dilumuri dengan bumbu kacang. Rasanya yang enak dan harganya murah meriah, membuat makanan yang satu ini banyak diminati dikalangan masyarakat. Namun pernahkah sahabat blogger berpikir untuk mencoba membuatnya sendiri dirumah ??.....

Nah berikut kami akan ulas tentang bahan – bahan yang diperlukan serta proses pembuatannya. Kami akan mengulas proses pembuatan siomay dengan bahan dari ikan tenggiri dan udang cincang...

Yuhhh langsung saja................
Langkah awal kita perlu untuk menyiapkan bahan – bahan apa saja yang                   diperlukan :
1.    150 g daging ikan tenggiri, haluskan
2.    100 g udang cincang
3.    2 batang daun bawang, iris halus
4.    150 g tepung sagu tani
5.    50 ml air
6.    30 lembar kulit siomay (pangsit)

 Untuk BUMBU HALUSNYA kita sediakan  :
1.    6 siung bawang putih
2.    1 sdt merica butir
3.    Garam secukupnya

Sedangkan untuk BAHAN SAUS KACANG :
1.    8 buah cabai merah
2.    300 g kacang tanah goreng
3.    2 siung bawang putih
4.    3 sdm kecap manis
5.    1 1/2 sdm gula pasir
6.    ½ sdt merica bubuk
7.    700 ml air
8.    Garam secukupnya
BAHAN PELENGKAP :
1.    Kecap manis
2.    Jeruk limau

Nah............setelah semua bahan sudah disiapkan, sekarang kita masuk dalam proses pembuatannya...
Untuk Pembuatan siomay 
1.    campur daging ikan dan udang, uleni (diuleg) hingga tercampur rata.
2.    Masukkan sagu tani, daun bawang, dan bumbu yang sudah dihaluskan.
3.    Campur dan tuangkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk rata sampai adonan tidak terlalu cair dan tidak terlalu keras.
4.    Setelah semua tercampur, letakkan kulit siomay (kulit pangsit) pada cetakan kemudian isi dengan 1 sdm adonan siomay tersebut, lakukan hingga adonan siomay habis. sahabat blogger juga bisa menambahkan isi siomay lain seperti tahu, kol rebus, kentang untuk penyajianya nanti.
5.    Kemudian Kukus siomay hingga matang (± 25 menit).
 
Selanjutnya sambil menunggu  siomay matang, kita perlu menyiapkan saus kacang  untuk bumbu siomay, adapun  proses pembuatannya seperti dibawah ini : 

  1.  Haluskan cabai merah, bawang putih, dan kacang tanah (diuleg) dengan 150 ml air
  2. Campur kacang tanah halus dengan sisa air dan semua bahan
  3.  Masak dengan  api kecil sambil terus diaduk hingga mengental 
Catatan : sebagian orang yang membuat bumbu kacang ini ada yang menggunakan santan....tapi untuk kami disini tidak menggunakan santan, itu tergantung dari sahabat blogger. 

Jika sudah masak sajikan Siomay yang sudah dilumuri dengan saus kacang dan tambahkan bahan pelengkap untuk penyajiannya....






Nah gampangkan, silahkan Sahabat Blogger mencobanya dirumah......


editor :  http://shampankbie.blogspot.com/


readmore »»  

RESEP MEMBUAT BRONGKOS BANDENG


Sahabat blogger untuk Resep menu kali ini kami akan menyajikan produk olahan ikan lainnya, salah satunya adalah BRONGKOS BANDENG, mungkin nama olahan ini sedikit asing atau bahkan jarang terdengar oleh orang awam, tapi bagi para pecinta kuliner tentunya pasti pernah mencobanya.

Berikut dibawah ini cara pembuatannya dan bahan – bahan yang diperlukan..



Bahan Membuat Brongkos Bandeng :
  • 2 ikan bandeng (@ 400 gram), bersihkan, lumuri air jeruk nipis, potong jadi dua
  • 750 cc santan kental
  • 1000 cc santan encer
  • 200 gr kacang tolo, rebus
  • 2 buah labu siam, kupas, iris korek api
  • 20 buah cabai rawit merah, biarkan utuh
  • 2 batang serai, memarkan
  • 4 lembar daun salam
  • 4 lembar daun jeruk purut

Bumbu Halus Brongkos Bandeng:
  • 10 buah bawang merah
  • 6 siung bawang putih
  • 8 buah keluwak, buka, ambil isi, rendam dalam air panas
  • 5 buah cabai merah, buang biji
  • seruas jari kencur
  • seruas jari jahe
  • seruas jari lengkuas
  • 1 sdt garam
  • 1 sdt gula pasir

Cara Membuat Brongkos Bandeng:
  1. Tumis bumbu halus hingga harum.
  2. Masukkan ikan bandeng, serai, daun salam, daun jeruk purut dan santan cair. Masak hingga ikan matang.
  3. Masukkan kacang tolo dan santan kental, labu siam, dan cabai rawit. Masak hingga semua matang. Angkat.
  4. Sajikan selagi panas dengan nasi putih hangat. 


Nilai gizi per porsi:

Energi: 434 Kal
Protein: 38,7 gr
Lemak: 20,8 gr


Sumber : cek dimari


readmore »»  

Jumat, 01 Maret 2013

Minyak Ikan Cegah Kanker Kulit



Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari University of Manchester, disebutkan bahwa minyak ikan ternyata juga mampu melindungi kulit dari ancaman penyakit kanker. Dalam penelitian yang dikutip dari Dailymail, tim peneliti menemukan bahwa asam lemak omega-3 pada minyak ikan meningkatkan sistem imun yang membantu tubuh melawan kanker dan infeksi.
Menurut peneliti, sinar ultraviolet matahari yang sering disebut menjadi biang dari kanker kulit memang menguras habis sistem imun dalam tubuh manusia. Namun dengan mengonsumsi minyak ikan secara teratur, risiko dari kanker kulit akibat sinar ultraviolet matahari pun bisa ditekan.
Dalam penelitiannya, peneliti menguji 79 pasien. Mereka kemudian diminta mengonsumsi minyak ikan setiap hati sebelum akhirnya disuruh berjemur
selama 15 sampai 30 menit di tengah hari. “Selama ini, penelitian tentang khasiat minyak ikan dalam mencegah kanker kulit hanya diujicobakan pada tikus laboratorium. Namun kami berhasil membuktikannya kalau manusia juga mendapatkan manfaat yang sama,” papar Profesor Lesley Rhodes, pemimpin dalam penelitian ini.
Dilihat dari hasilnya, mereka yang sudah mengonsumsi minyak ikan mengalami penurunan sistem imun sebesar 50 persen lebih rendah setelah berjemur. Dalam penelitian yang dipublikasikan di The American Journal of Clinical Nutrition, peneliti menyebutkan, selain melindungi kulit dari kanker, minyak ikan juga telah terbukti mampu mencegah penyakit kardiovaskular. (Sumber : MetroTV News)

readmore »»  

INDUSTRIALISASI BERBASIS EKONOMI BIRU DORONG PENGUATAN EKONOMI RAKYAT


Era industrialisasi kelautan dan perikanan dengan pendekatan ekonomi biru (blue economy) yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan perkembangan positif. Indikator Kinerja Utama (IKU) KKP tahun 2012 terutama pembangunan di bidang ekonomi dan lingkungan hidup menjadi cerminan keberhasilan tersebut. Beberapa indikator menunjukkan, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan sebesar 6,48%, produksi perikanan mencapai 15,26 juta ton, produksi garam menyentuh angka 2,02 juta ton tingkat konsumsi ikan dalam negeri naik hingga 33,89 kg/kapita serta Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang memberi gambaran peningkatan taraf hidup nelayan sudah mencapai angka 105,37. Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo, saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KKP, di Jakarta (19/2).
Sharif menegaskan, sesuai dengan program nasional, KKP juga telah berhasil  mengembangkan kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan mencapai luas 16,06 juta ha serta penambahan kawasan konservasi seluas 661,4 ribu ha. Disamping itu, jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang telah dikelola sebanyak 60 pulau. Sedangkan dalam bidang pengawasan , presentase wilayah perairan yang bebas IUU Fishing dan kegiatan yang merusak sumberdaya Kelautan dan Perikanan dapat ditekan hingga 41%. “Melalui Rakornas ini, pembangunan kelautan dan perikanan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Hal ini tentunya menjadi amanah bagi kita semua untuk kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas dalam menyelesaikan target-target pembangunan pada RPJM Tahun 2010-2014,” tandas Sharif.
Tahun 2013, tegas Sharif, KKP tetap akan fokus pada pelaksanaan industrialisasi kelautan dan perikanan dengan pendekatan blue economy, melalui peningkatan nilai tambah dan sinergi hulu-hilir usaha ekonomi kelautan dan perikanan. Program ini berbasis pada komoditas, kawasan serta pembenahan sistem dan manajemen. Untuk program pengembangan kawasan minapolitan, KKP akan melakukan evaluasi kegiatan minapolitan dan tindak lanjut percepatan pengembangannya melalui strategi industrialisasi.  Termasuk program PNPM Mandiri KP dan program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN) dalam rangka pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) melalui evaluasi dampak PNPM Mandiri KP. “Sesuai dengan roadmap dan kriteria yang telah ditetapkan, pelaksanaan program PUMP, PUGAR dan PDPT akan dilaksanakan di 200 lokasi pelabuhan PPI serta memastikan kegiatan lintas sektor dapat terlaksana,“ jelasnya.
Sharif menjelaskan, untuk mendukung MP3EI, KKP tetap melaksanakan pengembangan sarana dan prasarana kelautan dan perikanan pada 3 Koridor Ekonomi (Sulawesi, Nusa Tenggara dan Bali, serta Papua dan Papua Barat). Diantaranya, pengembangan infrastruktur perikanan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dan lintas kementerian dan lembaga. Disamping itu juga dilakukan penguatan litbang dan peningkatan kapasitas SDMKP serta penguatan penyuluhan melalui perluasan jangkauan Iptekmas, inovasi litbang, pelatihan dan penyuluhan serta peningkatan mutu pendidikan. Tahun ini KKP juga tetap fokus pada pengembangan karantina ikan dan pengendalian mutu melalui peningkatan mutu produk dan pengendalian impor ikan. “Untuk bidang konservasi dan lingkungan, KKP telah mendorong Pemda terlibat pelaksanaan COREMAP III serta peningkatan kualitas lingkungan di pulau-pulau kecil melalui rehabilitasi ekosistem pesisir ,” paparnya.

TARGET IKU 2014
Sharif menjelaskan, untuk target IKU KKP Tahun 2014 , KKP telah menargetkan pencapaian angka pertumbuhan PDB perikanan sebesar 7,25% atau naik 0,77% dari tahun sebelumnya. Produksi perikanan ditargetkan akan mencapai  22,39 juta ton terdiri dari perikanan tangkap sebesar 5,50 juta ton dan perikanan budidaya sebesar 16,89 juta ton. Sedangkan untuk produksi garam rakyat sebesar 3,03 juta ton atau naik sekitar 1 juta ton dari produksi sebelumnya. Demikian juga untuk NTN dan NTPi diharapkan akan menyentuh angka 112, termasuk tingkat konsumsi ikan dalam negeri harus mencapai 38 kg per kapita. “Selain kinerja membaik, untuk penanganan kasus seperti  kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra bisa ditekan dibawah 10 kasus,” ujarnya.
Menurut Sharif, masih banyak permasalahan dan tantangan yang dihadapi KKP dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan. Diantaranya adalah hampir 25,37% dari 7,87 juta penduduk miskin nasional tinggal  di wilayah pesisir.  Selain itu, masih terbatasnya akses permodalan, kurang optimalnya ketersediaan sarana prasarana kelautan dan perikanan, menjadi kendala serius. Masalah lain, tingkat pendidikan dan keterampilan yang terbatas serta sistem pendataan kelautan dan perikanan yang masih perlu terus ditingkatkan dan pembiayaan baik APBN maupun APBD masih terbatas. “Untuk itu, sangat diperlukan dukungan lintas Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Seperti pembangunan infrastruktur dan konektivitas  melalui penyediaan lahan bagi infrastruktur, kerjasama antar daerah dalam pembangunan infrastruktur dan konektivitas, serta perubahan mindset masyarakat untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan konektivitas,” tegasnya.
Ditambahkan, untuk mendorong terwujudnya kawasan pertumbuhan ekonomi berbasis partisipasi sektor usaha KP, pemerintah bisa melakukan pemberian insentif dan perlakuan khusus. Upaya ini untuk mengundang sektor usaha membangun kawasan pertumbuhan ekonomi, serta penyediaan areal/lahan bagi penanam modal. Selain itu, perlu dilakukan peningkatan daya saing produk perikanan serta debottlenecking melalui simplifikasi perijinan dan peraturan daerah yang menunjang iklim investasi. “Banyak hal lain yang bisa memacu pertumbuhan investasi, diantaranya insentif pajak daerah, peningkatan kualitas pelayanan terhadap penanam modal, mendukung sektor unggulan di daerah masing-masing,” jelasnya.

Permen KP No.30/2012
Sharif menjelaskan, untuk mendukung program tersebut KKP telah mengundangkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Laut Lepas dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.30/MEN/2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di WPP-NRI. Sebagaimana kita ketahui, usaha perikanan tangkap di laut lepas meliputi wilayah samudera hindia dan samudera pasifik dan dapat dilakukan dengan menggunakan kapal perikanan dengan ukuran di atas 30 GT dengan ketentuan harus didaftarkan oleh Pemerintah pada organisasi pengelolaan perikanan regional. “Dengan Permen ini diharapkan kegiatan penangkapan ikan di laut lepas dapat meningkatkan hasil tangkapan yang berdampak pada meningkatnya ekspor hasil perikanan,” jelasnya.
Pemerintah, tandas Sharif akan memberikan kemudahan untuk mendukung usaha penangkapan ikan dilaut lepas. Diantaranya, ikan hasil tangkapan di laut lepas dapat langsung didaratkan di pelabuhan luar negeri, dengan ketentuan menyampaikan laporan kepada pelabuhan pangkalan di Indonesia dan menyampaikan bukti pendaratan ikan di luar negeri. Kebijakan ini dilakukan dalam rangka pendataan sumber daya dan untuk mengatasipasi kegiatan penangkapan ikan yang melebihi kuota yang telah ditetapkan organisasi internasional. “Mereka juga dapat melakukan transhipment dari kapal penangkap ikan ke kapal pengangkut ikan baik di  tengah laut maupun di pelabuhan negara lain yang menjadi anggota Regional Fisheries Management Organisation (RFMO) pada wilayah RFMO yang sama,” jelasnya.
Menurut Sharif, Permen Nomor PER.30/MEN/2012 ini memiliki keunggulan dibanding peraturan sebelumnya. Diantaranya, mempercepat industrialisasi perikanan tangkap, dengan aturan yang membolehkan pengadaan kapal perikanan baru dan bukan baru dari dalam negeri dan luar negeri dengan ukuran yang memadai atau lebih besar. Kedua, mengoptimalkan pemanfaatan dan produksi hasil penangkapan ikan di ZEEI di luar 100 mil. Selain itu, Permen ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat perikanan, melalui aturan kewajiban usaha perikanan tangkap terpadu dan pemilik kapal kumulatif di atas 200 GT untuk mengolah ikan hasil tangkapan pada unit pengolahan ikan di dalam negeri. “Sesuai dengan konsep Blue Economy, Permen ini sangat mendukung pengelolaan sumber daya ikan yang bertanggung jawab. Terutama melalui pendataan statistik dan pelaporan hasil tangkapan yang lebih baik,” jelasnya.
Ditambahkan, Permen Nomor PER.30/MEN/2012 secara langsung akan memberikan kemudahan lain bagi para pelaku usaha. Dimana, persyaratan perizinan lebih
disederhanakan dan pemeriksaan fisik kapal hanya dilakukan pada saat permohonan awal dan apabila terjadi perubahan. Selain itu, masa waktu pembayaran pungutan pengusahaan perikanan (PPP) dan pungutan hasil perikanan (PHP) lebih diperpanjang yang semula 5 (lima) hari menjadi 10 (sepuluh) hari. Kemudahan lain, pengusaha yang telah memiliki SIUP di Laut Lepas dapat digunakan juga di WPP-NRI, begitupun sebaliknya. “Pemerintah juga akan memberikan insentif bagi pelaku usaha yang melakukan pengembangan usaha pengolahan ikan maupun pelaku usaha yang melakukan pengembangan usaha penangkapan ikan,” tambahnya.

Jakarta, 19 Februari 2013
Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi

Indra Sakti, SE, MM

Narasumber :
1.     Prof. Ir. Sjarief Widjaja, Ph.D, FRINA
        Sekretaris Jenderal
2.     Indra Sakti, SE, MM
        Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi

--

Pusat Data Statistik dan Informasi
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari I lantai 3A
JL. Medan Merdeka Timur No.16
Jakarta Pusat 10110
Telp. (021) 3519070 ext. 7440
Fax. (021) 3519133

sumber : dimari
readmore »»  

CACING TANAH Lumbricus rubellus PLUS SPIRULINA, PACU PRODUKSI NAUPLIUS


Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara melalui dua orang perekayasanya telah menemukan teknik sederhana untuk meningkatkan produksi nauplius udang winduPenaeus monodon. Melalui perekayasaan yang telah dilakukan sejak tahun 2011, Joko Sumarwan dan A. Fairus Mai Soni, membuktikan bahwa pemberian cacing tanah Lumbricus rubellus yang telah diperkaya dengan Spirulina mampu memberikan peningkatan nilai produksi naupli pada induk udang windu, baik fekunditas, daya tetas maupun jumlah naupli yang dihasilkan.
Berikut adalah tabel perbandingan fekunditas dan produksi naupli antara induk matang telur alam dengan induk udang windu yang diablasi dan diberi makan cacing tanah plus spirulina
No.
Uraian
Induk Ablasi (Cacing tanah + Spirulina)
Induk Matang Telur Alam
1.
Rerata ukuran induk (gr/ek)
187
187
2.
Juml pemijahan (kali)
67
30
3.
Jumlah Telur (butir)
70,6 juta
26,7 juta
4.
Fekunditas (butir/mijah/kg induk)
5,6 juta
4,8 juta
5.
Produksi nauplius (ekor)
58,6 juta
22,5 juta
6.
Produkstivitas induk (ekor nauplius/mijah/induk)
875 ribu
750 ribu

Setelah melalui serangkaian uji coba, diperoleh hasil bahwa induk udang windu hasil budidaya yang diberi pakan cacing tanah diperkaya dengan spirulina, lebih produktif dibandingkan dengan induk udang tanpa pakan cacing tanah, seperti terlihat pada tabel berikut :
Parameter
Satuan
Tanpa cacing tanah
Dgn cacing + spirulina
Juml induk betina
ekor
10
10
Juml induk mijah/bertelur
ekor
6
9
Juml induk penghasil naupli
ekor
3
8
Juml kejadian induk mijah
kali
8
13
Juml kejadian induk mijah bisa netas
Kali
3
10
Juml prod telur
butir
3.432.000
8.560.000
Juml prod naupli
ekor
1.478.500
6.013.798
Rerata berat induk
kg/ek.
0,146
0,146
Daya tetas telur
%
43,08
70,25
Persentase induk mijah
%
60
90
Persentase induk penghasil naupli
%
30
80
Produktivitas telur
btr/mijah/ek
429.000
658.462
Produktivitas naupli
ek/mijah/ek
184.813
462.600
Fekunditas induk
btr/mijah/kg
2.946.429
4.510.011
Hasil perekayasaan ini diyakini mampu mendorong peningkatan produksi benih udang windu yang sekarang ini sudah mengalami peningkatan permintaan seiring dengan gencarnya program revitalisasi tambak yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Humas Ditjen Perikanan Budidaya melalui email : humas_djpb@yahoo.com (rmr)


[Sumber : Ditjen PB (rmr)]

readmore »»