Kamis, 25 September 2014

AMPAS TAHU BISA JADI ALTERNATIF UNTUK PAKAN LELE

Dalam usaha Budidaya lele kita juga bisa membuat ramuan pakan organik yang berbahan dasar "Ampas Tahu" dengan tujuan agar lele dapat berkembang seperti di habitat aslinya yaitu memakan makanan yang berasal dari bahan organik dan ikan lele akan tumbuh dengan baik. Selain itu hal tersebut juga untuk menekan atau mengurangi biaya pengeluaran serta mengurangi menumpuknya limbah dari Ampas Tahu tersebut.
Berikut kami akan jelaskan teknik pembuatan pakan lele dari ampas tahu. Sebelumnya persiapkan bahan-bahan sebagai berikut:
1.       Ampas Tahu 5 Kg
2.       Dedak Halus 5 Kg
3.       Tepung Ikan 1 Kg
4.       Tetes Tebu/Molase 1 liter
5.       Probiotik 200 ml
6.       Ragi Tempe 2 sdm

Setelah seluruh bahan dicampur dan diaduk rata kemudian dimasukkan ke dalam drum/ember/kantong plastik yang diberi lobang udara dengan menggunakan selang untuk mengalirkan gas/udara yang ujungnya ditutup plastikatau bekas gelas air mineral tetapi jangan terlalu tertutup rapat (sebagian terbuka untuk keluar masuknya oksigen). Kemudian disimpan dan dibiarkan selama 5 hari agar terjadi proses fermentasi secara alami.
Setelah di Fermentasi 5 hari Pakan Lele Organik sudah bisa dimanfaatkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.       Bisa diberikan langsung ke Lele dengan cara dikepalkan sehingga lele bisa mengkonsumsi secara langsung
2.       Disarankan diberikan ke Lele yang umurnya diatas 1 bulan dari penebaran ukuran benih 5-7, sebelumnya bisa diberikan dari hasil fermentasi dan pakan alami pupuk kandang
3.       Pemberiannya jangan bersamaan dengan pemberian pellet ikan
4.       Prosentase pemberian 5% dari Biomas Ikan (1,5 – 2 kali jumlah pemberian pakan Pellet).
5.       Frekuensi pemberian pakan lele organik dari ampas tahu ini bisa 2 – 3 kali sehari diberikan pada pagi/siang hari

Jadi dari penjelasan diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa budidaya ikan lele organik sangatlah murah dan mudah. Sebab harga pakan lele pabrikan yang berbentuk pellet harganya terus mengalami kenaikan, saat ini sudah di atas Rp 9.000 . Sedangkan harga pakan lele organik cuma berkisar Rp 2.000 - 3.000 perliter atau pun per kg fermentasi ampas tahu tergantung harga bahan mentah yang digunakan. (diolah dari deptan.go.id)
readmore »»  

Selasa, 20 Mei 2014

Mengawal Pelaksanaan UU Untuk Mencegah Kerusakan Ekosistem Laut

Jakarta - Pemerintah menegaskan adanya aturan yang tegas dan melindungi keberlangsungan lingkungan, melalui Undang-undang nomor 1 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 27 tahun 2007 mengenai Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Peraturan ini memastikan adanya kewajiban pembuatan zonasi pada suatu wilayah atau daerah, yang menata perairan dan pesisir sebelum dimanfaatkan.

Penataan wilayah pesisir dan perairan Indonesia menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sjarief Widjaja, sangat diperlukan agar tidak ada lagi pemanfaatan dan kepemilikan pulau maupun kawasan perairan dan pesisir yang mengabaikan prinsip dasar seperti hak masyarakat lokal, investasi, perijinan yang mengendalikan, serta upaya konservasi yang memastikan keberlangsungan.

“Wilayah pesisir kita harus mulai dilakukan penataan karena sebelumnya common propertyyang memungkinkan semua orang bisa memiliki dan menggunakan tanpa ada hak dan kewajiban. Tapi sekarang dengan undang-undang baru itu menjadi sesuatu yang harus diatur agar prisnip bumi, air dan kekayaan yang terkandung didalamnya dukuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat sesuai pasal 33 UUD 1945 dapat terwujud,” ungkap Sjarief Widjaja, Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Banyaknya konflik yang terjadi yang disebabkan pemberlakuan pesisir dan perairan sebagai common property open access, menurut Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sudirman Saad, mengharuskan adanya pengaturan yang memungkinkan adanya perhatian terhadap hak-hak tradisional masyarakat lokal setempat, pengembangan investasi atas potensi kekayaan yang ada untuk pembangunan ekonomi masyarakat, serta konservasi yang memastikan keberlanjutan ekologi untuk generasi mendatang.

“Undang-undang ini mewajibkan penataan perairan pesisir sebelum dimanfaatkan, yang itu harus dibuat zonasi lautnya. Rencana zonasi itu seperti RTRW di darat. Ini perubahan paradigma berpikir tentang perairan pesisir, dimana dulunya mulai 0-12 mil perairan pesisir kita terbuka dan itu menimbulkan konflik, sekarang harus ada penataan,” kata Sudirman Saad.

Sudirman Saad mengatakan, dalam pengaturan kawasan pesisir perairan Indonesia dibagi dalam 3 lokasi ruang, yakni kawasan pemanfaatan umum, kawasan konservasi, serta kawasan alur. Kawasan pemanfaatan umum merupakan kawasan yang memungkinkan dilakukan penangkapan ikan serta aktivitas ekonomi yang bermanfaat. Kawasan konservasi merupakan kawasan yang melindungi keberlanjutan kehidupan ekosistem beserta segala makhluk hidup di dalamnya, sehingga tidak diperbolehkan aktivitas lain yang dapat mengganggu keseimbangan serta keberlangsungan lingkungan. Sementara lokasi ruang ketiga adalah Kawasan alur yang berfungsi sebagai alur pelayaran, alur penempatan pipa serta alur migrasi spesias ikan tertentu.

“Harus ada alokasi ruang baik itu untuk aktifitas mencari ikan, keluar masuknya kapal, pemempatan pipa kabel bawah laut, migrasi ikan, hingga konservasi lingkungan. Khusus untuk konservasi laut, Indonesia telah mendeklarasikan konservasi laut 20 juta hektar pada 2020 saat Presiden berada di Brasil tahun 2012 lalu,” ujar Sudirman Saad.

Kasus padamnya listrik di Madura beberapa tahun yang lalu akibat tersangkut jangkar kapal, serta terperangkapnya paus oleh jaring nelayan di Kenjeran, Surabaya, menurut Sudirman merupakan bukti belum adanya pengaturan ruang pada perairan laut Indonesia.

“Kalau ada pengaturan alur, dan seharusnya disitu adalah alur alami migrasi paus, maka tidak ada yang boleh pasang jaring disitu, jaringnya harus dipasang di kawasan pemanfaatan umum. Itu konflik yang terjadi akibat tidak ada tata ruang laut,” tutur Sudirman.
Penempatan pipa kabel bawah laut lanjut Sudirman, juga menjadi pekerjaan penting dari pelaksanaan Undang-undang ini, terkait dengan pertumbuhan ekonomi, investasi dan pembangunan suatu daerah atau negara. Penempatan pipa kabel bawah laut yang tidak tertata akan mengakibatkan enggannya kapal tonase besar untuk merapat di suatu pelabuhan, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi lambat.

“Pipa kabel bawah laut kita kayak sarang laba-laba. Masa lalu ada regulasi, tapi di pimpinan sektor tidak memiliki alokasi ruang yang sangat komprehensip. Kita punya pengalaman buruk di Batam, yang dulu pada jaman Habibi mau dikembangkan seperti Singapura, tapi tidak bisa karena di dasar lautnya di sisi Indonesia kabel bawah semrawut. Lain halnya dengan Singapura yang ada 3 koridor pembagi wilayah perairan,” terangnya.
Pemanfaatan dan pengelolaan kawasan perairan pesisir diutarakan oleh Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, terlebih dahulu harus disertai ijin zonasi serta ijin pengelolaan air yang dimiliki oleh pengembang kawasan. Sudirman mengatakan bahwa kedepan pemanfaatan perairan pesisir menjadi keniscayaan, terutama untuk pemenuhan kebutuhan pangan, mengingat kawasan lahan pertanian yang semakin berkurang di daratan. Selain itu pengembangan industri, permukiman hingga wisata bahari, mengharuskan pemanfaatan kawasan pesisir perairan, namun dengan tetap mengedepankan penggunaan teknologi serta konstruksi yang ramah lingkungan.

“Memanfaatkan ruang laut secara permanen untuk wisata bahari, membangun resort, wisata, serta jalan, dengan teknologi ramah lingkungan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi. Supaya tertata harus dibuat dulu rencana zonasinya, ada perangkat aturan dan sanksi. Kalau itu dilakukan, Indonesia bisa berkembang dengan cepat, karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dunia dan negara pantai terbesar kedua di dunia,” papar Sudirman Saad.

Sudirman Saad mengatakan, pengembangan wilayah pesisir perairan harus disertai pula dengan moratorium konversi lahan pertanian yang ada di darat sesuai Undang-undang nomor 31 tahun 2009 tentang Lahan Pertanian Berkelanjutan dan Larangan Alih Fungsi Lahan. Peraturan yang dituangkan dalam Undang-undang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil lanjut Sudirman harus didukung Peraturan Daerah mengenai zonasi yang belum banyak dimiliki oleh daerah. Peraturan itu digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam menentukan zona pada suatu daerah, yang prinsip penyusunannya berdasarkan kajian ilmiah dan mengacu pada prinsip ekonomi, sosial dan ekologi.

“Rencana zonasi sudah merencanakan aktivitas itu, sehingga resiko lingkungan sudah diperhitungkan. Aspek lingkungan tidak boleh hilang, aspek manusia tidak boleh digusur atau didegradasi, serta pemanfaatan yang memberi kontribusi secara ekonomi. Sudah ada teknologi dan konstruksi yang meminimalisir resiko lingkungan, meski tidak bisa 100 persen dampak lingkungan dihilangkan. Tapi dampak itu bisa terkontrol dan terkelola, sehingga tidak destruktif secara signifikan kepada lingkungan,” ujarnya.
Jawa Timur merupakan salah satu Provinsi yang sudah memiliki Peraturan Daerah mengenai zonasi kawasan pesisir perairan. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono mengatakan, pengaturan dan pemanfaatan kawasan dengan zonasi dapat mengintegrasikan kegiatan di laut dengan memanfaatkan potensi yang ada di wilayah Jawa Timur.
“Prinsipnya daratan habis, maka antisipasi dilakukan di laut dengan zonasi, agar semua bisa terintegrasi. Di Jawa Timur zonasi sudah sejak 2012, yang ini masih terus perlu disosialisasikan,” kata Heru Tjahjono.

Sementara itu Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur menyambut positif Undang-undang nomor 1 tahun 2014 yang merevisi Undang-undang nomor 27 tahun 2007, yang memungkinkan penghormatan terhadap hak dan keberadaan masyarakat tradisional terutama nelayan atas kawasan pesisir perairan.

“Sisi positifnya jika pengelolaan dilakukan dengan baik dan ramah lingkungan, itu akan membantu masyarakat setempat terutama nelayan dan ekosistem didalamnya. Masyarakat dapat mengajukan prasyarat sendiri, seperti Amdal kepada investor yang akan mengelola kawasan pesisir perairan. Tapi negatifnya dengan masuknya investor masih memungkinkan masyarakat tergusur dengan alasan zonasi yang telah dibuat,” kata Onny Mahardika, Direktur Eksekutif Walhi Jawa Timur kepada Mongabay-Indonesia.
Onny Mahardika mengatakan, semangat Undang-undang ini sangat pro terhadap investasi, sehingga dapat mengabaikan aspek-aspek lainnya seperti masyarakat dan lingkungan bila peraturan itu tidak dilaksanakan dengan baik dan benar,” ujar Onny.

“Undang-undang ini pro pada invenstasi, tapi ada prasarat dan aturan agar masyarakat tidak dirugikan. Maka negara harus menjamin, dengan sistem pengelolaan pesisir dan perairan tidak akan merugikan nelayan dan merusak ekosistem,” lanjut Onny yang sedang mendampingi masyarakat pesisir Surabaya dari ancaman relokasi.

Pemanfaatan kawasana pesisir perairan dnegan pembangunan beberapa fasilitas seperti jalan, permukiman hingga obyek wisata, menurut Onny tidak dapat dipungkiri akan menimbulkan gangguan serta kerusakan ekosistem bawah laut.

“Pasti akan mengalami perubahan pada ekosistem hayati bawah laut jika itu dimanfaatkan. Nelayan tidak bisa lagi menangkap ikan di tempat semula karena sudah ada zonasi, sehingga tangkapan ikan berkurang atau terbatas. Mungkin saja ada konflik terjadi dengan nelayan lain,” ucapnya.

Kerusakan ekosistem ujar Onny dapat membuat ikan pergi dari ekosistem semula, seperti terumbu karang yang setelah pembangunan itu tidak bisa ada lagi.


“Pencemaran juga pasti ada. Saya tidak yakin adanya industri justru dapat menyelamatkan lingkungan, atau dampak kerusakannya mampu dikurangi, karena tidak ada teknologi yang betul-betul ramah lingkungan” tandas Onny yang akan terus mengawal pelaksanaan Undang-undang ini. [005-mongabay-Petrusriski]




SUMBER ; KLIK DISINI
readmore »»  

Budidaya Arwana di Kolam Galian Timah Diujicoba


Skalanews - Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menguji coba budidaya ikan hias jenis arwana (Scleropages sp) di kolam-kolam bekas galian timah di Kabupaten Belitung Timur.

"Kami sudah uji cobakan arwana di sana, mereka bukan saja dapat berkembang dengan baik, tapi warnanya juga menjadi lebih terang, warna silvernya menjadi lebih tampak," kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya KKP Dr Tri Heru Prihadi pada Peresmian Hatchery (Pembenihan) Ikan Hias di Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, Senin.

Pihaknya, lanjut Trio Heru Prihadi, masih menganalisis seberapa besar penyerapan dan kandungan logam di tubuh ikan yang dipelihara di kolam bekas galian timah (kolong) tersebut, karena kalau melewati ambang batas dan berbahaya untuk dikonsumsi maka memang hanya sesuai untuk ikan hias.

Di Belitung ada ribuan hektare kolam bekas galian timah yang digali sejak zaman Belanda.

KKP bersama Kabupaten Belitung Timur juga sedang mengembangkan budidaya ikan hias, khususnya jenis arwana (Scleropages sp) dan botia (Chromobotia macracanthus), untuk keperluan ekspor ke mancanegara.

"Potensi ekspornya besar, tapi selama ini masyarakat di Belitung menjual ikan hias anakan bahkan larvanya dari alam ke pengumpul, sebelum dibawa ke Singapura," kata Kepala Badan Litbang Kelautan dan Perikanan KKP Dr Achmad Poernomo.

Harga Botia ukuran empat cm dijual Rp4.800, dan larvanya Rp100, namun oleh pengusaha Singapura dibesarkan dulu dengan pakan khusus yang membuat warnanya lebih menarik dan paket ukuran seragam yang dijamin tetap hidup sampai ke negara pembeli, sehingga harganya menjadi jauh lebih mahal.

Menurut dia, Indonesia yang memiliki keanekaragaman biota laut sangat tinggi merupakan salah satu pemasok utama ikan hias dunia dengan nilai ekspor pada 2013 mencapai 24 juta dolar AS meningkat dari tahun sebelumnya 21 juta dolar AS. Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung Timur, Ferizal mengatakan, pihaknya optimistis dengan kerja sama ini dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat Belitung Timur.

"Selama ini masyarakat hanya menangkap ikan dari alam, lama-lama akan habis, karena itu kami butuh pembinaan untuk membudidayakannya. Untuk saat ini arwana dan botia dulu," kata Ferizal.

Pulau Belitung menurut peneliti ikan hias KKP Ofri Johan, memiliki delapan jenis ikan hias darat lokal yakni Botia, Arwana Pinoh, Arwana Silver, Arwana merah, Tiger Fish, Koi, Bala Shark dan Rasbora Herliquini ditambah ikan hias laut ikan Badut dan ikan Mandarin. (ant/mar)



sumber ; KLIK DISINI
readmore »»  

Senin, 28 April 2014

Nugget Ikan Lele

Ikan lele merupakan salah satu hasil peternakan yang kaya akan gizi. Ikan lele (Clarias spp.) merupakan ikan air tawar yang dapat hidup di tempat-tempat kritis, seperti rawa, sungai, sawah, kolam ikan yang subur, kolam ikan yang keruh, dan tempat berlumpur yang kekurangan oksigen. Hal ini dimungkinkan karena ikan lele mempunyai alat pernapasan tambahan, yakni arborecent. Ikan lele dapat pula dipelihara di tambak air payau asal kadar garamnya tidak terlalu tinggi.
Ikan lele termasuk dalam famili Claridae dan sering juga disebut mud fish atau catfish. Di Indonesia, ikan lele dikenal dengan beberapa nama daerah, seperti ikan maut (Sumatera Utara dan Aceh), keling (Sulawesi Selatan), dan cepi (Bugis).
Penyebaran lele di Indonesia meliputi Jawa, Sumatera, Bangka, Belitung, Kalimantan, Singkep, dan Sulawesi. Di Indonesia, terdapat lima jenis ikan lele lokal yang sangat terkenal, yakni Clarias batrachus L (lele, kalang, maut, cepa), Clarias leiacanthus Blkr (keli, penang), Clarias nieuhofi CV (lindim, lembat, kaleh), Clarias melanoderma Blkr (duri, wais, wiru), dan Clarias teysmani Blkr (lele kembang, kalang putih). Di antara kelima jenis ini, hanya Clarias batrachus L. yang paling sering dijumpai dan dipelihara karena dagingnya yang lezat.

Pada tahun 1980-an, masuklah varietas lele baru yang dikenal sebagai ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang berasal dari Afrika. Lele dumbo memiliki ukuran yang besar, sehingga dikenal sebagai king catfish. Selain itu, dari segi rasa, ikan lele dumbo lebih unggul daripada lele lokal. Meski demikian, beberapa orang masih tetap fanatik dengan lele lokal karena beberapa alasan tertentu. Dilihat dari komposisi gizinya ikan lele juga kaya fosfor. Nilai fosfor pada ikan lele lebih tinggi daripada nilai fosfor pada telur yang hanya 100 mg. Peran mineral fosfor menempati urutan kedua setelah kalsium.

Peluang usaha pengembangan olahan ikan lele masih besar. Nugget salah satu bentuk olahan dari yang dapat dikembangkan. Respon konsumen terhadap nugget cukup bagus mengingat sekarang ini orang juga memperhatikan kepraktisan sebuah produk. Nugget dapat disimpan dalam bentuk beku. Pengolahan nugget juga dapat memperpanjang daya simpan daging ikan lele. Nugget ikan lele berpotensi untuk dikembangkan. Nugget ikan lele dapat dikonsumsi baik anak-anak maupun orang dewasa.  Rasa nugget lele memang sedikit unik namun tetap lezat sebagai hidangan pelengkap. Nugget merupakan makanan yang disukai anak-anak maupun orang dewasa karena rasanya yang mengundang selera.

Berikut adalah bahan yang dibutuhkan dan cara pembuatan nugget lele :

a) Bahan-bahan
- Ikan lele 250 g
- Telur 1 butir
- Tepung roti 25 g
- Bawang putih 2 siung
- Keju 50 g
- Kecap 1 sendok makan
- Minyak goreng secukupnya
- Bahan pencelup sebelum digoreng
o Tepung roti 25 g
o Telur 1 butir

b) Peralatan
- Kompor
- Gilingan daging
- Penumbuk
- Dandang
- Baskom plastik
- Pisau
- Wajan

c) Cara membuat

Adapun proses pembuatan nugget ikan adalah sebagai berikut:

1. Bersihkan ikan dari sirip, tulang dan bagian lain yang tidak diinginkan lalu cuci hingga bersih
2. Haluskan daging dengan gilingan daging atau penumbuk atau blender.
3. Campur daging hasil gilingan dengan seluruh bahan, lalu uleni hingga merata.
4. Masukkan adonan ke dalam dandang dan kukus selama 25 menit, lalu dinginkan
5. Potong-potong adonan sesuai dengan selera
6. Celupkan potongan adonan ke dalam telur, kemudian gulingkan ke tepung roti beberapa kali.
7. Goreng potongan adonan sampai kering.
8. Nugget siap dikemas atau dimakan.

(Sumber : www.budiboga.blogspot.com)


readmore »»  

Produk Olahan Sederhana Rumput Laut

Produk olahan sederhana rumput laut terdiri dari tiga produk yaitu cendol, manisan dan puding. Salah satu keistimewaan hasil olahan tersebut terletak pada bentuk rumput laut yang masih seperti aslinya. Ketiga produk ini tidak hanya dikomsumsi sendiri, tetapi dapat juga menjadi salah satu sumber penghasilan.
Bahan yang dipakai dalam pembuatannya adalah rumput laut jenis Euchemuma cotonii yang telah dikeringkan. Pengeringan bahan tersebut telah dikerjakan oleh petani rumput laut. Caranya, rumput laut yang baru saja dipetik dicuci dengan air tawar sambil dibersihkan dari segala kotoran, baik pasir, kerang, karang ataupun jenis rumput yang lain. Setelah itu baru dikeringkan sampai benar-benar kering. Rumput laut yang telah dikeringkan dapat disimpan sampai berbulan-bulan bahkan sampai satu tahun.
Pengolahan rumput laut menjadi cendol, manisan dan puding mempunyai langkah dasar yang sama. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut.
  1. Rumput laut kering direndam dalam air tawar selama 2 – 3 hari. Lamanya perendaman tergantung dari umur rumput laut. Rumput laut yang tua direndam lebih lama dibandingkan yang muda. Namun, rumput laut yang tua hasil akhirnya lebih baik karena tidak terlalu lembek atau terlalu halus.
  2. Air diganti tiap pagi dan sore hari. Pada waktu mengganti air, rumput laut sekaligus dicuci dari kotoran-kotoran yang mungkin masih ada. Perendaman di hentikan bila rumput laut telah dapat diputus dengan kuku jari.
  3. Rumput laut ditiriskan.
  4. Setelah itu dipotong-potong sekitar 2 cm.
Langkah selanjutnya tergantung dari produk yang akan dihasilkan, apakah akan dibuat cendol, manisan atau puding.
A. Pembuatan Cendol
  1. Rumput laut yang telah dipotong, disiram dengan air hangat + 15 menit. Penyiraman tidak harus memakai air hangat yang baru, air hangat bekas pun dapat dipakai kembali asal masih hangat.
  2. Rumput laut ditiriskan.
  3. Apabila menghendaki rumput laut warna hijau atau merah dapat dicampur dengan pasta pandan. Akan tetapi bila menginginkan warna putih tidak perlu diberikan campuran seperti itu. Setelah tiris dapat segar dicampur dengan santan dan air gula merah


B. Pembuatan Manisan
  1. Setelah dipotong, rumput laut dimasukkan ke dalam larutan gula. Perbandingan jumlah gula dan rumput laut basah adalah 1 : 1.
  2. Perendaman di dalam larutan gula kira-kira 5 – 10 menit. Setelah itu ditiriskan.
  3. Seperti pembuatan cendol, bila ingin warna selain putih dapat diberi pasta pandan. Pemberian dapat juga dilakukan sebelum direndam dalam larutan gula. Namun, larutan gula akan menjadi berwarna sehingga hanya dapat dipakai untuk rumpu t laut yang sewarna. Pemberian warna harus merata agar menarik konsumen bila hendak diperdagangkan.
C. Pembuatan Puding
  1. Rumput laut yang telah dipotong, direbus dengan air dan susu cair. Banyaknya susu kira-kira satu kaleng untuk 1 kg rumput laut basah atau sesuai dengan selera
  2. Agar rasa puding lebih nikmat dapat juga ditambahkan sedikit gula, vanili, dan garam. Pasta pandan diberikan bila ingin warna selain putih.
  3. Setelah mendidih, segera diangkat dan dituang dalam cetakan-cetakan
D.Pengepakan

Pengolahan di atas masih kurang lengkap jika akan dipasarkan. Harus disediakan tempat atau wadah untuk menyajikannya. Wadah yang dipakai sebaiknya yang terbuat dari plastik, karena para konsumen dapat melihat langsung isi di dalamnya. Perlu diingat bahwa daya tarik olahan ini terletak pada bentuk rumput laut yang seperti aslinya. Ukuran wadah dapat bermacam-macam sesuai dengan harga yang diberikan. Setelah manisan dan pudding dimasukkan dalam wadah plastik, segera ditutup dan diplester sehingga benar-benar rapat. Setelah itu disimpan dalam lemari pendingin. Manisan dapat bertahan sekitar satu bulan. Dengan perlakuan yang sama, pudding dapat bertahan sekitar satu minggu. Cendol juga dimasukkan dalam wadah plastik, tetapi disertai dengan santan dan air gula jawa sebagai pelengkapnya

readmore »»  

FISH BURGER

Apa yang anda bayangkan jika mendengar kata burger? 
Biasanya pikiran akan langsung tertuju ke Burger daging sapi bakar yang banyak tersedia di restoran-restoran cepat saji. 

Nah, pernahkan anda mendengar Fish burger atau kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi Burger Ikan? Disini kita akan coba sedikit mencari tahu cara pembuatan Fish Burder dan siapa tahu bisa jadi ladang bisnis anda selanjutnya.

Fish Burger dibuat dari olahan berbagai daging ikan yang telah dilumatkan dengan ditambah sedikit tepung tapioka dan bumbu-bumbu sebagai pelengkap. Jadi jangan bayangkan roti yang diisi ikan seperti yang sering anda lihat di film-film kartun.

Bahan Baku dan Bumbu Fish Burger
Bahan baku yang digunakan untuk membuat fish burger adalah jenis-jenis ikan yang mempunyai daging tebal berwarna putih dan mempunyai tekstur lembut (mudah dilumatkan). Anda bisa menggunakan ikan tenggiri, kakap, remang/larak, talang-talang atau bisa juga memakai cumi-cumi.

Bumbu-bumbu :
  1. garam
  2. merica / lada
  3. jahe
  4. bawang merah
  5. bawang putih
  6. gula pasir
  7. mentega dan
  8. bumbu penyedap (jika mau)
Bahan penyerta :
  1. tepung tapioca
  2. tepung roti / tepung panir
  3. telur
  4. wortel dan
  5. daun Kucai / daun bawang
Membuat Pasta Ikan
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat pasta ikan yang akan digunakan sebagai isi fish burger. Caranya cukup sederhana dan kami yakin anda mampu membuatnya.
Pembuatan pasta dari bahan baku ikan segar:
  • Pertama, Ikan segar dicuci kemudian dibuat fillet dengan cara menyayat daging ikan mulai dari pangkal ekor sepanjang tulang belakang sampai batas kepala dan badan
  • Kemudian Fillet dibersihkan dari duri dan sisa-sisa kotoran, kemudian dicuci hingga bersih .
  • Terakhir daging ikan dikerok dengan menggunakan sendok, kemudian digiling hingga lumat / halus.

Bagaimana jika bahan bakunya cumi-cumi?
Sebenarnya prinsipnya sama saja. Daging cumi-cumi dipisahkan dahulu dari kepala dan isi perut, kemudian kupas kulit air berwarna merah / ungu dan cuci hingga bersih, lalu dipotong-potong, kemudian digiling hingga lumat /halus
Cara Membuat Fish Burger
Pasta sudah siap, sekarang kita akan coba membuat bumbunya dan bahan-bahan penyertanya.
  1. Haluskan Bawang merah, bawang putih dan jenis jahe dengan perbandingan = 15 : 3 : 1 bagian dihaluskan. Campuran yang sudah halus ini disebut condiment
  2. Wortel dikupas, dicuci kemudian dipotong halus bentuk dadu. Daun kucai dicuci bersih dan diris halus
  3. Bumbu-bumbu yang diperlukan
    • Garam 2,5 – 3 %
    • Merica / lada 0,25 %
    • Gula pasir 1 %
    • Mentega 2 %
    • Condiment 2 %
    • Bumbu penyedap secukupnya
  4. Bahan penyerta
    • Tepung tapioca : 8 – 10 %
    • Telur : 1 butir untuk 1 kg adonan
    • Wortel : 100 gr untuk 1 kg adonan
    • Daun kucai : secukup secara ( 100 gr untuk 1 kg adonan )
    • Tepung panir / tepung roti : 0,5 kg untuk 1 kg adonan

Membuat Adonan Fish Burger
Untuk membuat fish burger diperlukan campuran daging ikan dan cumi-cumi dengan perbandingan 5 : 1, jika digunakan 1 kg daging ikan, diperlukan 200 gram daging cumi-cumi. Campuran daging ikan dan cumi-cumi yang telah dilumatkan diaduk hingga tercampur rata.
Untuk mendapatkan adonan fish burger yang baik, pada penambahan bumbu-bumbu perlu memperhatikan urutan / tahapan sebagai berikut :
  1. Tambahkan garam ke dalam campuran adonan daging,aduk hingga rata
  2. Tambahkan mentega dan aduk hingga rata
  3. Tambahkan telur sambil terus diaduk hingga rata, dan
  4. Tambahkan tepung tapioka sedikit demi sedikit sampai benar-benar tercampur rata
  5. Selanjutnya berturut-turut tambahkan gula pasir, “ condiment”, merica halus, bumbu penyedap, wortel dan daun kucai yang telah diiris halus, aduk hingga rata
Isi burger telah siap, sekarang variasinya tergantung kreatifitas anda. Bisa diberi selada, tomat, saus atau yang lainnya. Semakin unik variasi yang anda berikan, maka semakin besar kesempatan anda mendapatkan konsumen fanatik.

(Sumbergambar: http://www.capitalhealth.ca/AboutUs/ResourceLibrary/WWNewsletter/WeightWiseRecipes/Crunchy_Fish_Burgers.htm)

readmore »»  

PERMESINAN PERKAPALAN

1.1. Latar Belakang
Pembangunan sektor perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dewasa ini sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang mendapat perhatian karena wilayah negara Indonesia dua pertiga dari wilayahnya merupakan lautan.
Penggunaan motor diesel sebagai mesin penggerak kapal yang dioperasikan secara terus menerus, akan menyebabkan motor diesel tersebut mengalami gangguan ataupun kerusakan yang dapat menyebabkan bekerjanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus akan dapat menyebabkan mesin penggerak mengalami kerusakan yang sangat berat.
Mesin penggerak kapal ada yang marine use dan ada juga yang mesin- mesin darat maupun eks truk/bus yang digunakan oleh para nelayan. Mesin eks truk/ bus dan mesin darat harganya relatif murah dibanding marine use dan spare-partnya banyak dijual. Mesin penggerak kapal ada yang dipasang permanen (inboard) dan dipasang sebagai motor tempel (outboard).
Perawatan dan pemeliharaan mesin merupakan tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan kondisi mesin seperti sediakala atau paling tidak mendekati kondisi semula. Dan juga mesin dan peralatan memiliki umur pakai yang panjang dan menghindari kemacetan dan kerusakan. Sehingga kegiatan penangkapan ikan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan pada motor penggeraknya.
Dan sesuai dengan harapan, langkah awal yang dapat di lakukan dalam merealisasikan upaya tersebut adalah dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan dan penyuluhan maupun berupa pemberian modul/materi penyuluhan pada operator – operator mesin khususnya pelaku utama perikanan, agar mereka memiliki wawasan yang memadai dalam melakukan perawatan permesinan kapal penangkap ikan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis membuat modul/materi penyuluhan tentang “Perawatan Mesin Kapal Ikan”.

1.2. Deskripsi Singkat
Materi penyuluhan dengan judul Perawatan Mesin Kapal Ikan ini berisikan tentang pengertian motor bakar sebagai mesin tenaga penggerak kapal ikan, pengoperasian motor bakar dan perawatan motor.
Materi penyuluhan perikanan ini dimaksudkan sebagai materi pembelajaran bagi tenaga penyuluh perikanan dilapangan dan operator mesin di kapal perikanan, sehingga mereka menggusai pengetahuan tentang pmesin kapal ikan ini.

1.3. Tujuan
Diharapkan dengan mempelajari dan memahami materi penyuluhan ini para tenaga penyuluh dan operator mesin di kapal ikan memiliki kemampuan dan pemahaman tentang mesin itu sendiri, cara pengoperasian yang benar dan mampu merawatnya dengan baik sehingga mesin dapat beroperasi dengan tanpa banyak kendala. Dengan kelancaran operasionalnya mesin sebagai tenaga penggerak diharapkan kapal dapat melakukan operasi penangkapan ikan dengan baik dan mendapatkan hasil tangkapan yang optimal.





MATERI POKOK
2.1. Mesin Kapal
Memahami pengertian mengenai motor bakar sebagai mesin tenaga penggerak kapal, cara pengoperasian motor bakar sebagai tenaga penggerak kapal dengan benar, sehingga kapal dapat melakukan operasi penangkapan secara optimal dan mendapatkan hasil tangkapan maksimal.

2.1.1 Pengertian Motor
Motor Diesel adalah motor pembakaran dalam yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat, sebagai bahan bakar, dengan suatu
prinsip bahan bakar tersebut (diinjeksi) kedalam silinder yang didalamnya terdapat
udara dengan tekanan dan suhu yang cukup tinggi sehingga bahan bakar tersebut
secara spontan terbakar.
Motor diesel adalah suatu motor bakar yang pada langkah pertama menghisap udara murni dari saringan udara, sedangkan pemasukan bahan bakar dilakukan pada akhir langkah kompresi yang mempunyai tekanan tinggi dan menghasilkan suhu yang mampu menyalakan bahan bakar.
Salah satu jenis penggerak yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, atau yang mengubah energi termal menjadi energi mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses Pembakaran.
Motor bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran bahan bakar. Menurut pembakarannya motor bakar dibedakan atas dua macam yaitu motor pembakaran dalam (internal combustion engines) dan motor pembakaran luar (external combustion engines). Motor pembakaran luar adalah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh dengan pembakaran bahan bakar dilakukan di luar motor tersebut, seperti mesin uap dan turbin uap. Sedangkan motor pembakaran dalam ialah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar dilakukan di dalam silinder motor itu sendiri, seperti motor diesel dan motor bensin.

2.1.2. Motor Pembakaran Dalam
Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) adalah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar yang dilakukan di dalam silinder motor itu sendiri. Motor pembakaran dalam yaitu torak dan sudu-sudu digerakkan oleh gas hasil pembakaran yang bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi pula, maka dari itu tidak dibutuhkan sebuah ketel uap. Dengan demikian motor pembakaran dalam ini dapat dibuat dengan kontruksi yang ringan sehingga perbandingan antara daya dan berat menjadi besar.

2.1.3. Sistem Start Motor Diesel
Pada umumnya mesin diesel distart dengan tenaga tangan (manual/diengkol), dengan motor starter listrik, dengan udara tekan dll.

2.1.4 Sistem Start Manual
System start manual dengan menggunakan tangan hanya dapat dilakukan pada mesin yang berukuran kecil, yang mempunyai lubang silinder tidak lebih dari empat in dan hanya mempunyai satu atau dua silinder, karena tenaga manusia tidak akan bisa mencapai tekanan yang dibutuhkan oleh mesin untuk mengkompresi udara dalam silinder, apabila mesin yang akan distart berukuran besar. Jadi untuk
menstart mesin besar harus menggunakan alat bantu seperti udara tekan ataupun
tenaga listrik.
2.1.5. Sistem Start Elektrik
Jumlah daya yang diperlukan untuk memutar poros engkol mesin diesel dingin dan membawanya sampai kecepatan start biasanya sedikit dibawah 10 persen dari keluaran daya ternilai, tetapi dalam beberapa kasus dapat sebesar 20 persen, terutama dengan mesin kecil. Pada mesin yang berukuran lebih besar, daya ini lebih kecil, yaitu turun sampai sekitar 3 atau 4 persen dari keluaran daya ternilai.
Sistem start elektrik menggunakan arus searah karena energi listrik dalam bentuk ini dapat disimpan dalam batere/accu dan ditarik keluar kalau diperlukan untuk menstart. Setelah menstart, batere/accu diisi kembali atau sering disebut di charger dengan generator yang digerakan oleh mesin.

Sistem start dengan menggunakan listrik (sistem start elektrik) terdiri dari :
a)       Batere penyimpan
b)       Motor listrik arus searah (d-c)
c)       Penghubung mekanis antara motor star dan poros engkol roda gila mesin.
d)       Generator listrik bantu untuk mengisis batere
e)       Kabel, kawat dan saklar yang diperlukan untuk melengkapi system start.

2.1.6 Sistem Start Dengan Menggunakan Udara Tekan
Mesin kapal yang lebih dari 25 Hp dalam kasus umumnya menggunakan udara tekan untuk kepentingan menstart. Alasannya adalah bahwa udara tekan murah untuk diproduksi, mudah untuk disimpan, dan sebagai gas, berkelakuan selama ekspansi mirip dengan gas pembakaran dalam silinder. Penstater udara tekan terutama sesuai untuk mesin diesel besar yang memerlukan penggunaan energi besar dalam waktu singkat. Tekanan udara biasanya 150 sampai 300 psi. Mesin injeksi udara mempunyai kompresor udara tekanan tinggi, dan untuk memperkecil ukuran tanki udara, digunakan tekanan udara dari 500 sampai 750 psi.

2.1. 7. Persiapan Sebelum Menghidupkan Motor Induk.
Menurut (Arismunandar, 2007) dalam Bukunya Motor Diesel Putaran Tinggi ada lima hal yang harus diperhatikan Sebelum menyetart mesin,   diantaranya :
1.          Periksalah jumlah minyak pelumas dengan menggunakan batang pengukur minyak pelumas. Tariklah batang tersebut dari dalam mesin dan bersihkan dengan lap yang bersih, kemudian kembalikan ketempat semula. Tariklah batang pengukur tersebut sekali lagi, dan periksalah apakah batang tersebut dibasahi minyak pelumas sampai batas yang diminta, apabila tidak, tambahkan minyak pelumas secukupnya, sampai batas yang ditentukan.
2.       Periksalah keadaan air pendingin, apakah jumlahnya sesuai dengan yang tercantum dalam buku pedoman. Jangan sampai kekurangan air pendingin. Untuk mesin dengan pendinginan udara periksa keadaan kipas udara dan saluran udara pendinginnya yang harus bersih serta tidak ada kemungkinan terjadi kebocoran udara.
3.       Periksa jumlah bahan bakar didalam tangki, kemudian bukalah keran bahan bakarnya. Jumlah bahan bakar harus dapat mencukupi kebutuhan sehingga mesin tidak akan mati karena kehabisan bahan bakar. Apabila mesin sudah lama tidak dipergunakan, maka sebelum mesin distart buanglah udara dari dalam saluran bahan bakarnya.
4.       Periksalah hubungan listrik dari baterai ke motor stater, atau, tekanan udara yang diperlukan untuk menyetart
5.       Periksa apakah mesin sudah tidak dibebani ; mesin tidak boleh dibebani dalam keadaaan distart.

Hal tersebut ditambahkan lagi oleh (Maleev., 2005)
1.       Memeriksa semua bagian yang bergerak untuk penyetelan, penyebarisan, dan pelumasan yang baik. Ini mencakup katup, nok, penggerak katup, pompa bahan bakar, system injeksi bahan bakar, pengatur, alat pelumas, pompa minyak dan air, dan permesinan utama yang digerakan.
2.       Seluruh mesin dan permesinan harus diperiksa kalau ada mur longgar, baut patah, sambungan longgar, dan kebocoran jacket, sambungan atau katup. Adalah baik untuk diingat bahwa tidak satupun yang harusnya erat ternyata longgar dan tidak satupun yang seharusnya bebas ternyata ketat.
3.       Seluruh perkakas dari papan perkakas harus diperiksa untuk memastikan bahwa tidak ada yang hilang. Mereka mungkin diperlukan segera ketika mesin sedang berjalan, atau kalau salah letak dan ketinggalan diatas mesin, mungkin dijatuhkan oleh getaran dan merusak beberapa bagian yang bergerak.
4.       Sistem minyak bahan bakar harus diperiksa dalam segala hal, untuk memastikan bahwa pipa bersih, memancing pompa injeksi. Tuas kendali bahan bakar distel terbuka lebar sehingga injeksi akan distart dengan segera. Kendali pompa bahan bakar ditempatkan pada kedudukan bahan bakar hidup (fuel-on)
5.       Katup pengaman, yang dipasang pada tiap kepala silinder, harus diperiksa. Katup ini distel untuk meletup pada kira-kira 750 sampai 1250 psi, tergantung pada tekanan maximum yang diperbolehkan dalam mesin. Katup dihadapkan pada gas suhu tinggi dan mempunyai kecenderungan untuk macet. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menekan pegas menggunakan batang pengungkit atau dengan melepas sekerup tutup dan mengeluarkan katup untuk diperiksa.
6.       Mesin harus diputar satu atau dua kali bila telah lama tidak beroperasi. Untuk melakukan ini diperlukan untuk membuka keran indicator atau katup pengaman kompresor dan memutar mesin, baik dengan tangan yang menggunakan batang kedalam lubang pada pelek roda gila ataupun dengan dongkrak atau dengan motor udara.
7.       Memeriksa udara penstatert dalam tanki udara, apabila udara dalam tanki tidak cukup, maka harus dipompa sampai udara yang diperlukan cukup.

2.1.8. Pemanasan Motor
Setelah mesin dapat distart, sebelum dibebani, harus dibiarkan tanpa kerja untuk beberapa menit (sampai kira-kira 5-10 menit) dan menjadi panas. Selama beberapa menit pemanasan mesin tersebut, perlu diadakan pengamatan sebagai berikut :
1.       Dengarkan apakah pembakaran seperti biasa dan urutan pengapian benar, periksa seluruh silinder untuk pembakarannya, dan perhatikan kerja dari pompa injeksi untuk mengetahui apakah semuanya beroperasi dengan baik.
2.       Amati sistem air pendingin keseluruhan untuk mengetahui apakah pompa bekerja dan terdapat air cukup ; lihatlah apakah suhu air menanjak dengan baik ; dan atur aliran air untuk memastikannya.
3.       Amati tekanan pelumasan dan kerja dari alat pelumas, dan hitung jumlah tetesan untuk operasi yang benar. Periksa apakah ada silinder yang terlalu cepat panas yang menunjukan adanya torak yang tidak terlumasi dan dengarkan kalau ada bantalan pena torak atau pena engkol yang tidak terlumasi. Kalau ada bagian bergerak yang tidak cukup mendapatkan minyak lumas, dapat mengakibatkan kerusakan gawat.
4.       Amati suara dan warna gas buang, untuk mengetaui keadaan yang baik. Pengamatan ini harus diulangi setelah beban disambungkan. Warna gas buang dapat bercerita banyak hal, yang akan ditunjukan kemudian.
Tindakan pengamatan mesin setelah menstart harus menjadi kebiasaaan bagi operator mesin. Prosedur ini merupakan metode yang paling baik dan terandalkan untuk mencegah operasi yang tidak benar. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa mesin diesel memerlukan bukannya banyak perhatian ataupun perhatian terus menerus, melainkan memerlukan perhatian yang layak pada saat yang tepat. Juga didasasrkan pada kenyataan yang telah diketahui bahwa mesin diesel harus dioperasikan dengan baik dalam lima menit atau terdapat satu kelainan yang harus ditemukan dalam lima menit tersebut.
 Perlu dicatat bahwa pengamatan tertentu harus dilakukan meskipun telah periode lima menit. Yaitu, kalau terdapat kebocoran pada jacket air, katup injeksi, katup udara, dan sebagainya, mereka mungkin tidak terlihat sampai pemuaian sepenuhnya dari bagian yang bersangkutan terjadi setelah mesin beroperasi untuk waktu yang lebih lama dalam beban normal. Tidak boleh ada kebocoran jenis apapun juga, kalau mereka tidak dapat dihentikan sementara mesin berjalan, mesin harus dihentikan dan tidak boleh distart kembali sampai kerusakan diperbaiki.

2.1.9. Prosedur Mematikan Mesin
Janganlah mematikan mesin dengan tiba-tiba. Lepaskan bebannya terlebih
dahulu secara berangsur-angsur, kemudian biarkanlah mesin bekerja tanpa beban pada putaran rendah, kira-kira 5-10 menit, sehingga mesin menjadi agak dingin. Sesudah itu mesin baru boleh dimatikan.
Ada dua cara mematikan mesin. Yang pertama adalah menutup aliran bahan
bakar dan yang kedua adalah dengan cara menekan atau menarik tuas dekompresi sehingga tidak terjadi proses kompresi. Cara yang kedua dikatakan lebih menguntungkan oleh karena dalam hal tersebut, mesin akan berhenti pada kedudukan poros engkol yang sembarang. Hal ini berarti bahwa pada waktu mesin berhenti, posisi beberapa roda gigi daya terhadap pinion motor starter boleh dikatakan berubah-ubah. Dengan demikian, maka keausan gigi roda gaya kerena kerja motor starter boleh dikatakan merata. Apabila tidak dipakai dekompresi, boleh dikatahan bahwa pada waktu mesin berhenti, posisi beberapa gigi roda gaya terhadap pinion motor starter boleh dikatakan konstan sehingga keausan gigi roda gaya tidaklah merata.
Untuk menyetop aliran bahan bakar dari mesin dengan governor peneumatic, tariklah tuas penyetop kearah pengurangan bahan bakar sampai mencapai posisi yang terjauh sehingga mesin berhenti bekerja. Kalau tuas tersebut tidak ditarik penuh, dikhawatirkan mesin akan bekerja dengan putaran poros engkol yang berlawanan.

Apabila mesin sudah berhenti bekerja, lakukanlah tindakan lanjut sebagai berikut :
1.         Kembalikan letak tuas dekompresi pada posisi jalan
2.         Tutuplah keran bahan bakar
3.         Putarlah konci kontak stater pada posisi “off”
4.         Tutuplah keran air pendingin
5.         Apabila ada kemungkinan pembekuan air pendingin, bukalah keran pembuangan sehingga air keluar dari block mesin.

2.2. Komponen Utama Motor Diesel
Komponen utama motor diesel adalah bagian yang dipasang pada motor, dimana satu dan lainnya saling mendukung dan berhubungan erat sebagai komponen mesin dalam menghasilkan tenaga. Secara garis besar mesin dapat dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama adalah mesin itu sendiri , dan yang kedua adalah komponen pendukung. Dalam bab ini hanya diuraikan mengenai komponen utama mesin tanpa komponen pendukung. Unit ini terdiri dari bagian yang langsung menghasilkan tenaga, komponen tersebut terdiri dari blok silinder, kepala silinder, piston, poros engkol serta bagian lainnya.

2.2.1 Kepala Silinder
Kepala silinder adalah penutup bagian atas silinder yang berfungsi membatasi ketika mengoperasikan udara dan membatasi gas sewaktu pembakaran dan pembuangan. Kepala silinder diberi bentuk cekung sebagai ruang bakar. Pada kepala silinder dibuat lubang untuk pemasangan injector dan mekanik katup yang terdapat mantel pendingin yang berhubungan dengan blok silinder untuk memberikan pendinginan pada katup injektor.

2.2.2. Ruang Bakar
Ruang bakar berfungsi sebagai tempat terbakarnya bahan bakar dan udara kompresi yang terjadi karena suhu dan tekanan yang tinggi pada campuran bahan bakar udara. Ada dua jenis ruang bakar, pertama disebut ruang bakar terbuka, disebut ruang bakar terbuka, karena bahan bakar disemprotkan keseluruh bagian volume sisa. Ruang bakar tersebut juga dinamai “ruang bakar penyemprotan langsung”.
Ruang bakar ini meliputi ruangan antara kepala silinder, dinding silinder dan puncak torak, yang tidak terbagi-bagi dalam beberapa bagian. Ruang bakar yang kedua adalah ruang bakar terbuka atau biasa disebut dengan “ruang bakar penyemprotan tak langsung”. Dalam hal ini ruang bakar terbagi menjadi dua bagian, sebagian didalam kepala silinder dan sebagian meliputi volume sisa yang lain. Ruang bakar yang biasa adalah ruang bakar kamar muka dan ruang bakar kamar pusaran.

2.2.3 Piston
Piston dibuat dari logam paduan alumunium, supaya ringan sehingga gaya inersia yang terjadi pada putaran tinggipun tidak telalalu besar. Piston sendiri juga bergerak naik-turun ataupun kekiri dan kekanan sesuai dengan arah gerak dalam silinder. Gerakan piston tersebut membentuk langkah hisap, kompresi, usaha dan langkah buang, tetapi fungsi utama piston adalah menerima tenaga pembakaran dan meneruskannya keporos engkol melalui batang piston. Untuk itu piston selain harus mempunyai sifat yang tahan terhadap tekanan dan suhu yang tinggi, juga harus dapat bekerja pada kecepatan yang tinggi.
Supaya piston dapat bergerak dengan bebas, maka harus ada kelonggaran yang setepat-tepatnya dengan silinder yang dilumasi dengan sebaik-baiknya. Selain itu untuk memperkecil kebocoran udara melalui celah antara torak dan dinding silinder, maka torak harus diperlengkapi dengan cincin torak atau biasa dinamai “cincin-cincin gas atau cincin-cincin kompresi” Untuk menjaga agar tidak terjadi kebocoran kompresi antara piston dan dinding silinder serta mencegah masuknya minyak pelumas kedalam ruang bakar, maka pada bagian piston dipasang dua sampai dengan tiga cincin kompresi dan cincin minyak pelumas.

2.2.4. Silinder
Silinder adalah bagian yang memindahkan panas, dimana tenaga panas yang dihasilkan oleh pembakaran baik bensin maupun solar dirubah kedalam tenaga mekanik dengan adanya gerak naik-turun torak yang memampatkan gas didalam silinder. Untuk memperoleh tenaga mesin sebesar mungkin dengan mengubah tenaga panas menjadi energi mekanik seefisien mungkin didalam silinder, maka didalam silinder tidak boleh terdapat kebocoran campuran bahan bakar dan udara saat berlangsungnya kompresi atau kebocoran gas pambakaran antara silinder dan torak serta tahanan gesek antara torak dan silinder harus sekecil mungkin. Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.
2.2.5 Poros Engkol
Poros engkol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah gerak yang diperoleh didalam silinder pada gerak kerja menjadi gerak putar melalui batangbatang torak dan menjaga pergerakan torak dan langkah selanjutnya. Poros engkol menerima beban yang besar dari torak dan batang torak serta berputar dengan kecepatan yang tinggi untuk menggerakan beban, dalam hal ini adalah roda.
2.2.6 Block Silinder
Block silinder merupakan inti dari pada mesin, yang terbuat dari besi tuang. Block silinder dilengkapi dengan rangka pada bagian dinding luar untuk memberikan kekuatan pada mesin dan membantu meradiasikan panas. Block silinder terdiri dari beberapa lubang tabung silinder yang didalamnya terdapat torak yang bergerak naik turun menginjeksikan antara bahan bakar yang dicampur dengan udara.
2.3. Motor 4-Langkah
Motor 4 – langkah adalah suatu motor yang tiap satu silindernya untuk mendapatkan satu kali pembakaran membutuhkan empat kali gerakan piston yaitu dua kali bergerak ke bawah atau dua kali putaran poros engkol.

2.3.1. Prinsip kerja motor 4 – langkah


Gambar . Prinsip kerja motor 4 – langkah
(Sumber : Karyanto, 2005)
Pada motor diesel 4-langkah terdapat langkah-langkah:
1) langkah hisap (Suction - Sroke)
2) langkah kompresi (Compression - Stroke)
3) langkah usaha (Power – Stroke)
4) langkah buang (Exhaust – Stroke)

1)         Langkah hisap (Suction Stroke)
a)       Piston bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju ke titik mati bawah (TMB).
b)       Katup masuk terbuka, katup buang tertutup, karena langkah hisap piston udara murni masuk ke dalam silinder mesin melalui intake manifold katup masuk.
2)         Langkah kompresi (compression stroke)
a)       Piston bergerak dari TMB ke TMA. Katup masuk dan katup buang tertutup.
b)       Volume udara yang dikompresikan oleh piston dalam silinder antara 1/12 sampai 1/16 bagian dari seluruh volume silinder.
c)       Kompresi udara (kepadatan) sampai tekanan tinggi antara 35-40 kg/cm2.
3)         Langkah kerja (Power Stroke)
a)       Katup masuk dan katup buang tertutup.
b)       Sedikit sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA) panas udara yang dikompresi atau dipampatkan mencapai suhu 500 – 7000C, kemudian pada saat bersamaan pengabut (Injector Nozzle) menyemprotkan bahan bakar solar yang berbentuk kabut dimana sifatnya mudah terbakar.
c)       Setelah tejadi pembakaran bahan bakar tersebut, maka tekanan gas di dalam silinder dengan cepat naik mencapai tekanan 50 kg/cm2 dan mendorong piston dari titik mati atas (TMA) menuju ke titik mati bawah (TMB) menghasilkan langkah kerja dari motor tersebut.

4)         Langkah pembuangan (exhaust stroke)
a)       Katup masuk tertutup, katup buang terbuka.
b)       Piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA), maka sisasisa pembakaran tadi dibuang melalui katup buang dan diteruskan ke manifold buang (Karyanto, 2001)


KESIMPULAN
Motor diesel adalah suatu motor bakar yang pada langkah pertama menghisap udara murni dari saringan udara, sedangkan pemasukan bahan bakar dilakukan pada akhir langkah kompresi yang mempunyai tekanan tinggi dan menghasilkan suhu yang mampu menyalakan bahan bakar. Komponen utama motor diesel adalah bagian yang dipasang pada motor, dimana satu dan lainnya saling mendukung dan berhubungan erat sebagai komponen mesin dalam menghasilkan tenaga yaitu : Kepala Silinder, Ruang Bakar, Piston, Silinder , Poros Engkol dan Block Silinder.

Pada motor diesel 4-langkah terdapat langkah-langkah :
·         Langkah  hisap (Suction - Sroke)
·         Langkah  kompresi (Compression - Stroke)
·         Langkah  usaha (Power – Stroke)
·         Langkah  buang (Exhaust – Stroke

DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar W dan Koichi Tsuda, 2007. Motor Diesel Putaran Tinggi. Pradnya Paramita. Jakarta.
Daryanto, 2004 Motor Diesel, Pedoman ilmu, Jakarta
Harsanto, 2005 Perawatan motor Diesel Penggerak Kapal, Pradnya Paramita Jakarta
Karyanto, 2005, Teknik Perbaikan, Penyetelan, Pemeliharaan Motor Diesel. Pedoman Ilmu .Jakarta
Maleev, V.L 2005. Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel. Erlangga. Jakarta.
Nakoela, Soenarto. 2006. Motor Serbaguna. Pradya Paramitha, Jakarta.

Suharto, 2007. Manajemen Perawatan Mesin. Rineka Cipta. Jakarta.
readmore »»