Senin, 30 April 2012

BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG GANDA


 PENDAHULUAN

Teknologi budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA) merupakan salah satu teknologi budidaya ikan yang sesuai untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perairan khususnya perairan danau dan waduk di Indonesia, yang luasnya 2,1 juta hektar. Bila 1% saja dari luas perairan tersebut digunakan untuk budidaya KJA, maka akan dapat menghasilkan 800 ton ikan/hari.
Keberhasilan pengembangan budidaya tersebut berdampak positif pada peningkatan produksi ikan dari keramba (dari tahun 1968 s/d 1993 kenaikan produksi ikan keramba diproyeksikan sebesar 142,92% per tahun); peningkatan kosumsi ikan terutama bagi daerah dengan tingkat konsumsi ikan yang rendah; peningkatan peluang berusaha; kesempatan kerja dan pendapatan; serta peningkatan pemanfaatan sumberdaya perairan.
Pada akhir 1995 di perairan waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur tercatat sebanyak 14.215 unit (1 unit = 4 petak) KJA dengan produksi ikan 19.050 ton/tahun. Pengembangan teknologi KJA yang pesat dan kurang terkendali telah menimbulkan berbagai permasalahan yang mengganggu kelestarian sumberdaya perairan dan usaha perikanan itu sendiri. Permasalahan yang timbul terutama yang disebabkan oleh keinginan petani cepat panen, maka pakan ikan diberikan dengan sistem pompa (pakan diberikan setiap saat), sehingga tidak efisien (banyak yang terbuang) dan berakibat negatif yaitu biaya produksi terlalu tinggi dan lingkungan perairan tercemar dengan adanya pakan yang terbuang.
Salah satu cara mengurangi akibat terbuangnya pakan adalah dengan penerapan paket teknologi jaring ganda (tingat).
Pada saat ini sebagian petani ikan waduk Jatiluhur sudah melaksanakannya.

TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN KJA GANDA
Teknologi KJA ganda yaitu pemeliharaan ikan dalam KJA dengan jaring dua tingkat (dua lapis). Tingkat 1 (jaring lapis dalam) untuk pemeliharaan ikan utama, seperti ikan mas, sedangkan tingkat 2 (jaring lapis luar) umumnya dipelihara ikan yang mampu mendapatkan sisa pakan dari jaring lapis dalam, ataupun yang dapat memakan lumut/organisme yang menempel di jaring, seperti ikan nila. Jaring lapis luar umumnya lebih lebar (0,5-1,0 m) dan lebih dalam (1,0 – 2,0 m) dari jaring lapis dalam.
Penekanan utama penggunaan teknologi jaring ganda adalah pada pemeliharaan komoditas ikan mas. Hal tersebut didasarkan pada hasil penelitian, bahwa pemeliharaan ikan mas menggunakan KJA satu lapis ukuran 7x7x2 m (98 m2) dengan padat tebar ikan 100 ekor/m3 yang menghasilkan produksi 20-25 kg ikan/m3, dan konversi pakan 2-3 ternyata terbukti sebesar 30-40% pakan yang diberikan terbuang (tidak dapat dimanfaatkan oleh ikan mas).
Dengan demikian pemeliharaan ikan pada lapis kedua, khususnya ikan nila, diharapkan dapat memanfaatkan pakan yang terbuang tersebut yang sekaligus meningkatkan produktivitas usaha budidaya di KJA.

Hasil penelitian keragaan produksi antara KJA ganda (lapis dalam ikan mas dan lapis luar ikan nila GIFT) dengan KJA tunggal di waduk Jatiluhur, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.  Perbandingan keragaan produksi KJA ganda dengan KJA tunggal

No
Komponen
KJA
Ganda
KJA
Tunggal
1
Konstruksi
·   Rakit
·   Kantong jaring dalam
·   Kantong jaring luar

7x7 m
6x6x3 m
7x7x4 m

7x7 m
-
7x7x4 m
2
Operasional  per petak
·   Penebaran ikan mas
·   Penebaran ikan nila
·   Pakan

100 kg
50 kg
3.000 kg

100 kg
-
3.000 kg
3
Hasil produksi/petak
·   Ikan mas
·   Ikan nila GIFT

1.440 kg
455 kg

1.600 kg
-

Catatan:
·         Lama pemeliharaan 3 bulan
·         Bobot awal ika mas 10 gr
·         Bobot awal ikan nila GIFT 15-20 gr

Sumber



readmore »»  

Jenis Alat Penangkap Ikan Yang Digunakan di Indonesia


Pukat Kantong


Pukat kantong adalah jenis jaring menangkap ikan berbentuuk kerucut yang terdiri dari kantong atau bag, badan(body), dua lembar sayap (wing) yang dipasang pada kedua sisi mulut jaring, dan tali penarik (warp). Alat ini tergolong tradisional, tidak merusak lingkungan, dan ukurannya mesh sizenya relatif kecil. Pukat kantong terdiri atas payang, dogol, dan pukat pantai.


Jaring Angkat

Jaring angkat adalah suatu alat pengkapan yang cara pengoperasiannya dilakukan dengan menurunkan dan mengangkatnya secara vertikal. Alat ini terbuat dari nilon yang menyerupai kelambu, ukuran mata jaringnya relatif kecil yaitu 0,5 cm. Bentuk alat ini menyerupai kotak, dalam pengoperasiannya dapat menggunakan lampu atau umpan sebagai daya tarik ikan. Jaring ini dioperasikan dari perahu, rakit, bangunan tetap atau dengan tangan manusia. Alat tangkap ini memiliki ukuran mesh size yang sangat kecil dan efektif untuk menangkap jenis ikan pelagis kecil. Kecenderungan jaring angkat bersifat destruktif dan tidak selektif. Contoh jaring angkat adalah bagan perahu atau rakit (boat / raft lift net), bagan tancap (bamboo platform lift net), dan serok (scoop net).


Pukat Cincin (purse seine)
Pukat cincin adalah jaringan yang terbentuk empat persegi panjang, dilengkapi tali kerut yang bercincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring sehingga membentuk kerut dan seperti mangkuk. Alat penangkap ini ditujukan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Alat tangkap ini tergolong efektif terhadap target spesies dan kecenderungan tidak destruktif.



Mata Pancing

Pancing adalah salah satu alat penangkap yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu : tali (line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata pancing berbeda-beda, yaitu mata pancing tunggal, ganda, bahkan sampai ribuan. Prinsip alat tangkap ini merangsang ikan dengan umpan alam atau buatan yang dikaitkan pada mata pancingnya. Alat ini pada dasarnya terdiri dari dua komponen utama yaitu tali dan mata pancing. Namun, sesuai dengan jenisnya dapat dilengkapi pula komponen lain seperti : tangkai (pole), pemberat (sinker), pelampung (float), dan kili-kili (swivel). Cara pengoperasiannya bisa di pasang menetap pada suatu perairan, ditarik dari belakang perahu/kapal yang sedang dalam keadaan berjalan, dihanyutkan, maupun langsung diulur dengan tangan. Alat ini cenderung tidak destruktif dan sangat selektif. Pancing dibedakan atas rawai tuna, rawai hanyut, rawai tetap, pancing tonda, dan lain-lain.


Jaring Insang
Jaring insang adalah jaring berbentuk empat persegi panjang, mata jaring berukuran sama dilengkapi dengan pelampung pada bagian atas dan pemberat pada bagian bawah jaring. Dioperasikan dengan tujuan menghadang ruaya gerombolan ikan oleh nelayan secara pasif dengan ukuran mesh size. Alat penangkap ini terdiri dari tingting (piece) dengan ukuran mata jaring, panjang, dan lebar yang bervariasi. Dalam operasi biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, dioperasikan dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring insang tetap(set gillnet), jaring insang lingkar (encircling gillnet), jaring insang klitik (shrimp gillnet), dan trammel net.

Pukat Udang


Pukat udang atau biasa juga disebut pukat harimau adalah jaring yang berbentuk kantong yang ditarik oleh satu atau dua kapal, bisa melalui samping atau belakang. Alat ini merupakan alat yang efektif namun tidak selektif sehingga dapat merusak semua yang dilewatinya. Oleh karena itu kecenderungan alat tangkap ini dapat menjurus ke alat tangkap yang destruktif Aturan-aturan yang diberlakukan pada pengoperasian alat ini relatif sudah memadai, namun pada prakteknya sering kali dijumpai penyimpangan-penyimpangan yang pada akhirnya dapat merugikan semua pihak. Tujuan utama pukat udang adalah untuk menangkap udang dan juga ikan perairan dasar (demersal fish).

Pengumpul kerang dan rumput laut
Jenis Rake (alat penangkap pengumpul kerang/rumput laut)


      Alat pengumpul kerang dan rumput laut pada umumnya di desain dengan pengoperasian yang sederhana dan pengusahaannya dilakukan dengan skala yang kecil. Alat ini selektif dan tidak destruktif karena ditujukan untuk menangkap target seperti kerang-kerangan. Contoh pengumpul kerang adalah garuk (rake), cengkeraman, dan ladung kima. Sedangkan, contoh pengumpul rumput laut berupa alat sederhana berbentuk galah yang ujungnya bercabang. Akan tetapi, alat ini merusak habitat lingkungan perairan kalau tidak dilakukan sesuai prosedur



Bubu
Perangkap adalah salah satu alat penangkap yang bersifat statis, umumnya berbentuk kurungan, berupa jebakan dimana ikan akan mudah masuk tanpa adanya paksaan dan sulit keluar karena dihalangi dengan berbagai cara. Bahan yang digunakan untuk membuat perangkap : bamboo, rotan, kawat, jaring, tanah liat, plastic, dan sebagainya. Pengoperasiannya di dasar perairan, di permukaan perairan, di sungai daerah arus kuat, dan di daerah pasang surut. Alat ini cenderung selektif karena ikan terperangkap di dalamnya. Meskipun cenderung tidak destruktif, namun untuk jermal (stow net) maka pengaturan mesh size jaringannya dan juga lokasi pemasangannya harus sesuai. Contoh perangkap adalah sero (guiding barrier), jermal (stow net), bubu (portable trap) dan perangkap lain.

Pukat Ikan Karang (muro-ami)
Pukat ikan karang (muro-ami) adalah suatu alat penangkapan yang dibuat dari jaring, yang terdiri dari sayap dan kantong yang dalam pengoperasiannya dilakukan penggiringan ikan-ikan yang akan ditangkap agar masuk ke bagian kantong yang telah dipasang terlebih dahulu. Alat ini cenderung tidak destruktif dan tidak merusak ekosistem, karena metode pengoperasiannya yang tidak sampai merusak karang. Penggunaan alat ini dilakukan oleh beberapa nelayan dengan berenang, mengejutkan ikan-ikan karang sambil membawa alat penggiring. Dinamakan pukat ikan karang karena tujuan utamanya adalah menangkap jenis-jenis ikan karang.

 Tombak




readmore »»  

Kamis, 26 April 2012

PEDOMAN BIAYA OPERASIONAL PENYULUH PERIKANAN

Dalam rangka menidaklanjuti Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004
sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009
tentang Perikanan, yang menyebutkan pada Pasal 57 ayat (1) “Pemerintah
menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perikanan untuk
meningkatkan pengembangan sumber daya manusia di bidang perikanan” dan
Pasal 60 ayat (1) ”Pemerintah memberdayakan nelayan kecil dan pembudidaya
ikan kecil melalui:” ayat (1) huruf b “Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan
penyuluhan bagi nelayan kecil serta pembudidaya ikan kecil untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan di bidang penangkapan, pembudidayaan,
pengolahan, dan pemasaran ikan; serta Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, yang
menyebutkan pada Pasal 32 ayat (3) “Pembiayaan penyuluhan yang berkaitan
dengan tunjangan jabatan fungsional dan profesi, biaya operasional penyuluh
PNS, serta sarana dan prasarana bersumber dari APBN, sedangkan pembiayaan
penyelenggaraan penyuluhan di provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa
bersumber dari APBD yang jumlah dan alokasinya disesuaikan dengan programa
penyuluhan” dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 Tentang
Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan Pasal 4 ayat (1) huruf b dan Pasal 7, maka perlu pemberian Biaya
Operasional Penyuluh Perikanan PNS.


Untuk Lebih Jelasnya silahkan download dibawah ini
KLIK DISINI

readmore »»  

Selasa, 24 April 2012

PENERIMAAN SISWA BARU SUPM N TEGAL


Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Tegal untuk tahun pelajaran 2012/ 2013 menerima siswa / siswi baru untuk dididik selama 3 (tiga) tahun menjadi Pelaut Perikanan yang bersertifikat Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan-II untuk program keahlian Nautika Perikanan Laut dan Ahli Teknika Kapal Penangkap Ikan-II untuk program keahlian Teknika Perikanan Laut,Teknisi Budidaya Perikanan untuk program keahlian Teknologi Budidaya Perikanan dan HACCP untuk program keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan yang berjiwa wirausaha yang mandiri.

Persyaratan Pendaftaran
1. Putra-putri warga Negara Indonesia.
2. Memiliki STTB SLTP tahun 2010, 2011 atau Surat Keterangan Lulus bagi lulusan 2012.
3. Calon siswa pada tanggal 1 Juli 2012 belum berusia 18 tahun dan belum menikah.
4. Tidak cacat badan, penglihatan, pendengaran serta gangguan kejiwaan.
5. Tinggi/ berat badan minimum 155 cm/ 42 kg untuk putra, 150 cm/ 40 kg untuk putri.
6. Sanggup tinggal di asrama selama pendidikan.

Cara Pendaftaran
1. Pendaftaran dilakukan langsung di SUPM Negeri Tegal dengan  membawa:
a. Foto copy ijazah dan SKHU, atau Surat Tanda Telah Lulus(STTL)
b. Surat Keterangan Berkelakuan Baik,  bagi lulusan tahun 2012 cukup dari sekolah; dan
   bagi lulusan tahun pelajaran 2010, 2011,SKCK dari kepolisian (1 lembar).
c. Pas foto terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 4 lembar (hitam putih).
d. Dapat melampirkan piagam penghargaan yang dimiliki.
e. Khusus putra-putri pelaku utama (nelayan, pengolah ikan, dan pembudidaya ikan) melampirkan foto  copy Kartu Keluarga dan KTP orang tua.
2. Bersedia membantu biaya ujian saringan.
3. Pendaftaran dibuka pada tanggal 4 Juni 2012 dan ditutup pada tanggal 23 Juni 2012
   setiap jam kerja (Senin - Sabtu) 08.00 - 16.00 WIB.

Ujian Saringan
Ujian saringan dilakukan dengan menggunakan sistem gugur, dilaksanakan tanggal 25 Juni 2012 sampai dengan 30 Juni 2012 meliputi :
1. Tes tertulis.
2. Tes fisik dan renang.
3. Tes kesehatan.
4. Tes wawancara.
5. Khusus putra-putri pelaku utama (nelayan, pengolah ikan,
dan pembudidaya ikan) bebas tes tertulis


lebih jelasnya silahkan download dan kunjungi
Download

readmore »»  

Senin, 23 April 2012

Contoh Analisa Usaha

Yang melakukan wawancara

ANALISA USAHA BUDIDAYA AIR TAWAR
DI KECAMATAN CILAMAYA KULON KABUPATEN............. TAHUN .............


Kolam milik                  :…………………………………………….
Lokasi                         :…………………………………………….
Luas Kolam                  :………………………………………………
Tanggal/bulan Tanam     :…………………………………………….
Tanggal/bulan Panen      :…………………………………………….

No
Uraian
Volume
Harga satuan (Rp)
Jumlah Harga (Rp)
I
Biaya Tetap
1.        Sewa Kolam
2.        Perbaikan Pintu Air
3.        Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
4.        Iuran Rumah Tangga Desa (RTD)




Jumlah Biaya Tetap



    II                                                                                                                                         
Biaya Operasional
1.        Biaya Persiapan Lahan
2.        Benih ikan Nila/ Mas
·      Nila
·      Mas
3.        Pupuk
a.    Anorganik
·      Urea
·      SP 36
b.    Organik
·      Pupuk Kandang
4.        Pakan
·      Buatan (Pellet/dedak)
·      Alami
5.        Obat-obatan
6.        Upah tunggu (HOK)
7.        Biaya Panen



III
Total Biaya (I+II)
                                                                                                                                                                        



IV
Produksi (Pendapatan)



V
Pendapatan Bersih (IV-III)





Analisa Biaya Manfaat:
Keuntungan       = Pendapatan-Biaya Total
                                = Rp. …………………-Rp. ………………
                                = Rp. …………………..

R/C Ratio             = Pendapatan Total  : Biaya Total
                                = ………………………………………………

Artinya setiap satu Rupiah modal yang dikeluarkan  diperoleh penerimaan sebesar Rp. ……………………
Bahwa usaha tersebut dinyatakan untung dan memiliki prospek untuk dikembangkan.

………………………….....

 
Pelaku pembudidaya                                                          Yang melakukan wawancara



 ..............................                                                           .................................




*biasanya analisa usaha dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan budidaya berjalan












readmore »»