Senin, 28 April 2014

PERMESINAN PERKAPALAN

1.1. Latar Belakang
Pembangunan sektor perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dewasa ini sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang mendapat perhatian karena wilayah negara Indonesia dua pertiga dari wilayahnya merupakan lautan.
Penggunaan motor diesel sebagai mesin penggerak kapal yang dioperasikan secara terus menerus, akan menyebabkan motor diesel tersebut mengalami gangguan ataupun kerusakan yang dapat menyebabkan bekerjanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus akan dapat menyebabkan mesin penggerak mengalami kerusakan yang sangat berat.
Mesin penggerak kapal ada yang marine use dan ada juga yang mesin- mesin darat maupun eks truk/bus yang digunakan oleh para nelayan. Mesin eks truk/ bus dan mesin darat harganya relatif murah dibanding marine use dan spare-partnya banyak dijual. Mesin penggerak kapal ada yang dipasang permanen (inboard) dan dipasang sebagai motor tempel (outboard).
Perawatan dan pemeliharaan mesin merupakan tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan kondisi mesin seperti sediakala atau paling tidak mendekati kondisi semula. Dan juga mesin dan peralatan memiliki umur pakai yang panjang dan menghindari kemacetan dan kerusakan. Sehingga kegiatan penangkapan ikan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan pada motor penggeraknya.
Dan sesuai dengan harapan, langkah awal yang dapat di lakukan dalam merealisasikan upaya tersebut adalah dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan dan penyuluhan maupun berupa pemberian modul/materi penyuluhan pada operator – operator mesin khususnya pelaku utama perikanan, agar mereka memiliki wawasan yang memadai dalam melakukan perawatan permesinan kapal penangkap ikan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis membuat modul/materi penyuluhan tentang “Perawatan Mesin Kapal Ikan”.

1.2. Deskripsi Singkat
Materi penyuluhan dengan judul Perawatan Mesin Kapal Ikan ini berisikan tentang pengertian motor bakar sebagai mesin tenaga penggerak kapal ikan, pengoperasian motor bakar dan perawatan motor.
Materi penyuluhan perikanan ini dimaksudkan sebagai materi pembelajaran bagi tenaga penyuluh perikanan dilapangan dan operator mesin di kapal perikanan, sehingga mereka menggusai pengetahuan tentang pmesin kapal ikan ini.

1.3. Tujuan
Diharapkan dengan mempelajari dan memahami materi penyuluhan ini para tenaga penyuluh dan operator mesin di kapal ikan memiliki kemampuan dan pemahaman tentang mesin itu sendiri, cara pengoperasian yang benar dan mampu merawatnya dengan baik sehingga mesin dapat beroperasi dengan tanpa banyak kendala. Dengan kelancaran operasionalnya mesin sebagai tenaga penggerak diharapkan kapal dapat melakukan operasi penangkapan ikan dengan baik dan mendapatkan hasil tangkapan yang optimal.





MATERI POKOK
2.1. Mesin Kapal
Memahami pengertian mengenai motor bakar sebagai mesin tenaga penggerak kapal, cara pengoperasian motor bakar sebagai tenaga penggerak kapal dengan benar, sehingga kapal dapat melakukan operasi penangkapan secara optimal dan mendapatkan hasil tangkapan maksimal.

2.1.1 Pengertian Motor
Motor Diesel adalah motor pembakaran dalam yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat, sebagai bahan bakar, dengan suatu
prinsip bahan bakar tersebut (diinjeksi) kedalam silinder yang didalamnya terdapat
udara dengan tekanan dan suhu yang cukup tinggi sehingga bahan bakar tersebut
secara spontan terbakar.
Motor diesel adalah suatu motor bakar yang pada langkah pertama menghisap udara murni dari saringan udara, sedangkan pemasukan bahan bakar dilakukan pada akhir langkah kompresi yang mempunyai tekanan tinggi dan menghasilkan suhu yang mampu menyalakan bahan bakar.
Salah satu jenis penggerak yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, atau yang mengubah energi termal menjadi energi mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses Pembakaran.
Motor bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran bahan bakar. Menurut pembakarannya motor bakar dibedakan atas dua macam yaitu motor pembakaran dalam (internal combustion engines) dan motor pembakaran luar (external combustion engines). Motor pembakaran luar adalah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh dengan pembakaran bahan bakar dilakukan di luar motor tersebut, seperti mesin uap dan turbin uap. Sedangkan motor pembakaran dalam ialah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar dilakukan di dalam silinder motor itu sendiri, seperti motor diesel dan motor bensin.

2.1.2. Motor Pembakaran Dalam
Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) adalah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar yang dilakukan di dalam silinder motor itu sendiri. Motor pembakaran dalam yaitu torak dan sudu-sudu digerakkan oleh gas hasil pembakaran yang bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi pula, maka dari itu tidak dibutuhkan sebuah ketel uap. Dengan demikian motor pembakaran dalam ini dapat dibuat dengan kontruksi yang ringan sehingga perbandingan antara daya dan berat menjadi besar.

2.1.3. Sistem Start Motor Diesel
Pada umumnya mesin diesel distart dengan tenaga tangan (manual/diengkol), dengan motor starter listrik, dengan udara tekan dll.

2.1.4 Sistem Start Manual
System start manual dengan menggunakan tangan hanya dapat dilakukan pada mesin yang berukuran kecil, yang mempunyai lubang silinder tidak lebih dari empat in dan hanya mempunyai satu atau dua silinder, karena tenaga manusia tidak akan bisa mencapai tekanan yang dibutuhkan oleh mesin untuk mengkompresi udara dalam silinder, apabila mesin yang akan distart berukuran besar. Jadi untuk
menstart mesin besar harus menggunakan alat bantu seperti udara tekan ataupun
tenaga listrik.
2.1.5. Sistem Start Elektrik
Jumlah daya yang diperlukan untuk memutar poros engkol mesin diesel dingin dan membawanya sampai kecepatan start biasanya sedikit dibawah 10 persen dari keluaran daya ternilai, tetapi dalam beberapa kasus dapat sebesar 20 persen, terutama dengan mesin kecil. Pada mesin yang berukuran lebih besar, daya ini lebih kecil, yaitu turun sampai sekitar 3 atau 4 persen dari keluaran daya ternilai.
Sistem start elektrik menggunakan arus searah karena energi listrik dalam bentuk ini dapat disimpan dalam batere/accu dan ditarik keluar kalau diperlukan untuk menstart. Setelah menstart, batere/accu diisi kembali atau sering disebut di charger dengan generator yang digerakan oleh mesin.

Sistem start dengan menggunakan listrik (sistem start elektrik) terdiri dari :
a)       Batere penyimpan
b)       Motor listrik arus searah (d-c)
c)       Penghubung mekanis antara motor star dan poros engkol roda gila mesin.
d)       Generator listrik bantu untuk mengisis batere
e)       Kabel, kawat dan saklar yang diperlukan untuk melengkapi system start.

2.1.6 Sistem Start Dengan Menggunakan Udara Tekan
Mesin kapal yang lebih dari 25 Hp dalam kasus umumnya menggunakan udara tekan untuk kepentingan menstart. Alasannya adalah bahwa udara tekan murah untuk diproduksi, mudah untuk disimpan, dan sebagai gas, berkelakuan selama ekspansi mirip dengan gas pembakaran dalam silinder. Penstater udara tekan terutama sesuai untuk mesin diesel besar yang memerlukan penggunaan energi besar dalam waktu singkat. Tekanan udara biasanya 150 sampai 300 psi. Mesin injeksi udara mempunyai kompresor udara tekanan tinggi, dan untuk memperkecil ukuran tanki udara, digunakan tekanan udara dari 500 sampai 750 psi.

2.1. 7. Persiapan Sebelum Menghidupkan Motor Induk.
Menurut (Arismunandar, 2007) dalam Bukunya Motor Diesel Putaran Tinggi ada lima hal yang harus diperhatikan Sebelum menyetart mesin,   diantaranya :
1.          Periksalah jumlah minyak pelumas dengan menggunakan batang pengukur minyak pelumas. Tariklah batang tersebut dari dalam mesin dan bersihkan dengan lap yang bersih, kemudian kembalikan ketempat semula. Tariklah batang pengukur tersebut sekali lagi, dan periksalah apakah batang tersebut dibasahi minyak pelumas sampai batas yang diminta, apabila tidak, tambahkan minyak pelumas secukupnya, sampai batas yang ditentukan.
2.       Periksalah keadaan air pendingin, apakah jumlahnya sesuai dengan yang tercantum dalam buku pedoman. Jangan sampai kekurangan air pendingin. Untuk mesin dengan pendinginan udara periksa keadaan kipas udara dan saluran udara pendinginnya yang harus bersih serta tidak ada kemungkinan terjadi kebocoran udara.
3.       Periksa jumlah bahan bakar didalam tangki, kemudian bukalah keran bahan bakarnya. Jumlah bahan bakar harus dapat mencukupi kebutuhan sehingga mesin tidak akan mati karena kehabisan bahan bakar. Apabila mesin sudah lama tidak dipergunakan, maka sebelum mesin distart buanglah udara dari dalam saluran bahan bakarnya.
4.       Periksalah hubungan listrik dari baterai ke motor stater, atau, tekanan udara yang diperlukan untuk menyetart
5.       Periksa apakah mesin sudah tidak dibebani ; mesin tidak boleh dibebani dalam keadaaan distart.

Hal tersebut ditambahkan lagi oleh (Maleev., 2005)
1.       Memeriksa semua bagian yang bergerak untuk penyetelan, penyebarisan, dan pelumasan yang baik. Ini mencakup katup, nok, penggerak katup, pompa bahan bakar, system injeksi bahan bakar, pengatur, alat pelumas, pompa minyak dan air, dan permesinan utama yang digerakan.
2.       Seluruh mesin dan permesinan harus diperiksa kalau ada mur longgar, baut patah, sambungan longgar, dan kebocoran jacket, sambungan atau katup. Adalah baik untuk diingat bahwa tidak satupun yang harusnya erat ternyata longgar dan tidak satupun yang seharusnya bebas ternyata ketat.
3.       Seluruh perkakas dari papan perkakas harus diperiksa untuk memastikan bahwa tidak ada yang hilang. Mereka mungkin diperlukan segera ketika mesin sedang berjalan, atau kalau salah letak dan ketinggalan diatas mesin, mungkin dijatuhkan oleh getaran dan merusak beberapa bagian yang bergerak.
4.       Sistem minyak bahan bakar harus diperiksa dalam segala hal, untuk memastikan bahwa pipa bersih, memancing pompa injeksi. Tuas kendali bahan bakar distel terbuka lebar sehingga injeksi akan distart dengan segera. Kendali pompa bahan bakar ditempatkan pada kedudukan bahan bakar hidup (fuel-on)
5.       Katup pengaman, yang dipasang pada tiap kepala silinder, harus diperiksa. Katup ini distel untuk meletup pada kira-kira 750 sampai 1250 psi, tergantung pada tekanan maximum yang diperbolehkan dalam mesin. Katup dihadapkan pada gas suhu tinggi dan mempunyai kecenderungan untuk macet. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menekan pegas menggunakan batang pengungkit atau dengan melepas sekerup tutup dan mengeluarkan katup untuk diperiksa.
6.       Mesin harus diputar satu atau dua kali bila telah lama tidak beroperasi. Untuk melakukan ini diperlukan untuk membuka keran indicator atau katup pengaman kompresor dan memutar mesin, baik dengan tangan yang menggunakan batang kedalam lubang pada pelek roda gila ataupun dengan dongkrak atau dengan motor udara.
7.       Memeriksa udara penstatert dalam tanki udara, apabila udara dalam tanki tidak cukup, maka harus dipompa sampai udara yang diperlukan cukup.

2.1.8. Pemanasan Motor
Setelah mesin dapat distart, sebelum dibebani, harus dibiarkan tanpa kerja untuk beberapa menit (sampai kira-kira 5-10 menit) dan menjadi panas. Selama beberapa menit pemanasan mesin tersebut, perlu diadakan pengamatan sebagai berikut :
1.       Dengarkan apakah pembakaran seperti biasa dan urutan pengapian benar, periksa seluruh silinder untuk pembakarannya, dan perhatikan kerja dari pompa injeksi untuk mengetahui apakah semuanya beroperasi dengan baik.
2.       Amati sistem air pendingin keseluruhan untuk mengetahui apakah pompa bekerja dan terdapat air cukup ; lihatlah apakah suhu air menanjak dengan baik ; dan atur aliran air untuk memastikannya.
3.       Amati tekanan pelumasan dan kerja dari alat pelumas, dan hitung jumlah tetesan untuk operasi yang benar. Periksa apakah ada silinder yang terlalu cepat panas yang menunjukan adanya torak yang tidak terlumasi dan dengarkan kalau ada bantalan pena torak atau pena engkol yang tidak terlumasi. Kalau ada bagian bergerak yang tidak cukup mendapatkan minyak lumas, dapat mengakibatkan kerusakan gawat.
4.       Amati suara dan warna gas buang, untuk mengetaui keadaan yang baik. Pengamatan ini harus diulangi setelah beban disambungkan. Warna gas buang dapat bercerita banyak hal, yang akan ditunjukan kemudian.
Tindakan pengamatan mesin setelah menstart harus menjadi kebiasaaan bagi operator mesin. Prosedur ini merupakan metode yang paling baik dan terandalkan untuk mencegah operasi yang tidak benar. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa mesin diesel memerlukan bukannya banyak perhatian ataupun perhatian terus menerus, melainkan memerlukan perhatian yang layak pada saat yang tepat. Juga didasasrkan pada kenyataan yang telah diketahui bahwa mesin diesel harus dioperasikan dengan baik dalam lima menit atau terdapat satu kelainan yang harus ditemukan dalam lima menit tersebut.
 Perlu dicatat bahwa pengamatan tertentu harus dilakukan meskipun telah periode lima menit. Yaitu, kalau terdapat kebocoran pada jacket air, katup injeksi, katup udara, dan sebagainya, mereka mungkin tidak terlihat sampai pemuaian sepenuhnya dari bagian yang bersangkutan terjadi setelah mesin beroperasi untuk waktu yang lebih lama dalam beban normal. Tidak boleh ada kebocoran jenis apapun juga, kalau mereka tidak dapat dihentikan sementara mesin berjalan, mesin harus dihentikan dan tidak boleh distart kembali sampai kerusakan diperbaiki.

2.1.9. Prosedur Mematikan Mesin
Janganlah mematikan mesin dengan tiba-tiba. Lepaskan bebannya terlebih
dahulu secara berangsur-angsur, kemudian biarkanlah mesin bekerja tanpa beban pada putaran rendah, kira-kira 5-10 menit, sehingga mesin menjadi agak dingin. Sesudah itu mesin baru boleh dimatikan.
Ada dua cara mematikan mesin. Yang pertama adalah menutup aliran bahan
bakar dan yang kedua adalah dengan cara menekan atau menarik tuas dekompresi sehingga tidak terjadi proses kompresi. Cara yang kedua dikatakan lebih menguntungkan oleh karena dalam hal tersebut, mesin akan berhenti pada kedudukan poros engkol yang sembarang. Hal ini berarti bahwa pada waktu mesin berhenti, posisi beberapa roda gigi daya terhadap pinion motor starter boleh dikatakan berubah-ubah. Dengan demikian, maka keausan gigi roda gaya kerena kerja motor starter boleh dikatakan merata. Apabila tidak dipakai dekompresi, boleh dikatahan bahwa pada waktu mesin berhenti, posisi beberapa gigi roda gaya terhadap pinion motor starter boleh dikatakan konstan sehingga keausan gigi roda gaya tidaklah merata.
Untuk menyetop aliran bahan bakar dari mesin dengan governor peneumatic, tariklah tuas penyetop kearah pengurangan bahan bakar sampai mencapai posisi yang terjauh sehingga mesin berhenti bekerja. Kalau tuas tersebut tidak ditarik penuh, dikhawatirkan mesin akan bekerja dengan putaran poros engkol yang berlawanan.

Apabila mesin sudah berhenti bekerja, lakukanlah tindakan lanjut sebagai berikut :
1.         Kembalikan letak tuas dekompresi pada posisi jalan
2.         Tutuplah keran bahan bakar
3.         Putarlah konci kontak stater pada posisi “off”
4.         Tutuplah keran air pendingin
5.         Apabila ada kemungkinan pembekuan air pendingin, bukalah keran pembuangan sehingga air keluar dari block mesin.

2.2. Komponen Utama Motor Diesel
Komponen utama motor diesel adalah bagian yang dipasang pada motor, dimana satu dan lainnya saling mendukung dan berhubungan erat sebagai komponen mesin dalam menghasilkan tenaga. Secara garis besar mesin dapat dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama adalah mesin itu sendiri , dan yang kedua adalah komponen pendukung. Dalam bab ini hanya diuraikan mengenai komponen utama mesin tanpa komponen pendukung. Unit ini terdiri dari bagian yang langsung menghasilkan tenaga, komponen tersebut terdiri dari blok silinder, kepala silinder, piston, poros engkol serta bagian lainnya.

2.2.1 Kepala Silinder
Kepala silinder adalah penutup bagian atas silinder yang berfungsi membatasi ketika mengoperasikan udara dan membatasi gas sewaktu pembakaran dan pembuangan. Kepala silinder diberi bentuk cekung sebagai ruang bakar. Pada kepala silinder dibuat lubang untuk pemasangan injector dan mekanik katup yang terdapat mantel pendingin yang berhubungan dengan blok silinder untuk memberikan pendinginan pada katup injektor.

2.2.2. Ruang Bakar
Ruang bakar berfungsi sebagai tempat terbakarnya bahan bakar dan udara kompresi yang terjadi karena suhu dan tekanan yang tinggi pada campuran bahan bakar udara. Ada dua jenis ruang bakar, pertama disebut ruang bakar terbuka, disebut ruang bakar terbuka, karena bahan bakar disemprotkan keseluruh bagian volume sisa. Ruang bakar tersebut juga dinamai “ruang bakar penyemprotan langsung”.
Ruang bakar ini meliputi ruangan antara kepala silinder, dinding silinder dan puncak torak, yang tidak terbagi-bagi dalam beberapa bagian. Ruang bakar yang kedua adalah ruang bakar terbuka atau biasa disebut dengan “ruang bakar penyemprotan tak langsung”. Dalam hal ini ruang bakar terbagi menjadi dua bagian, sebagian didalam kepala silinder dan sebagian meliputi volume sisa yang lain. Ruang bakar yang biasa adalah ruang bakar kamar muka dan ruang bakar kamar pusaran.

2.2.3 Piston
Piston dibuat dari logam paduan alumunium, supaya ringan sehingga gaya inersia yang terjadi pada putaran tinggipun tidak telalalu besar. Piston sendiri juga bergerak naik-turun ataupun kekiri dan kekanan sesuai dengan arah gerak dalam silinder. Gerakan piston tersebut membentuk langkah hisap, kompresi, usaha dan langkah buang, tetapi fungsi utama piston adalah menerima tenaga pembakaran dan meneruskannya keporos engkol melalui batang piston. Untuk itu piston selain harus mempunyai sifat yang tahan terhadap tekanan dan suhu yang tinggi, juga harus dapat bekerja pada kecepatan yang tinggi.
Supaya piston dapat bergerak dengan bebas, maka harus ada kelonggaran yang setepat-tepatnya dengan silinder yang dilumasi dengan sebaik-baiknya. Selain itu untuk memperkecil kebocoran udara melalui celah antara torak dan dinding silinder, maka torak harus diperlengkapi dengan cincin torak atau biasa dinamai “cincin-cincin gas atau cincin-cincin kompresi” Untuk menjaga agar tidak terjadi kebocoran kompresi antara piston dan dinding silinder serta mencegah masuknya minyak pelumas kedalam ruang bakar, maka pada bagian piston dipasang dua sampai dengan tiga cincin kompresi dan cincin minyak pelumas.

2.2.4. Silinder
Silinder adalah bagian yang memindahkan panas, dimana tenaga panas yang dihasilkan oleh pembakaran baik bensin maupun solar dirubah kedalam tenaga mekanik dengan adanya gerak naik-turun torak yang memampatkan gas didalam silinder. Untuk memperoleh tenaga mesin sebesar mungkin dengan mengubah tenaga panas menjadi energi mekanik seefisien mungkin didalam silinder, maka didalam silinder tidak boleh terdapat kebocoran campuran bahan bakar dan udara saat berlangsungnya kompresi atau kebocoran gas pambakaran antara silinder dan torak serta tahanan gesek antara torak dan silinder harus sekecil mungkin. Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.
2.2.5 Poros Engkol
Poros engkol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah gerak yang diperoleh didalam silinder pada gerak kerja menjadi gerak putar melalui batangbatang torak dan menjaga pergerakan torak dan langkah selanjutnya. Poros engkol menerima beban yang besar dari torak dan batang torak serta berputar dengan kecepatan yang tinggi untuk menggerakan beban, dalam hal ini adalah roda.
2.2.6 Block Silinder
Block silinder merupakan inti dari pada mesin, yang terbuat dari besi tuang. Block silinder dilengkapi dengan rangka pada bagian dinding luar untuk memberikan kekuatan pada mesin dan membantu meradiasikan panas. Block silinder terdiri dari beberapa lubang tabung silinder yang didalamnya terdapat torak yang bergerak naik turun menginjeksikan antara bahan bakar yang dicampur dengan udara.
2.3. Motor 4-Langkah
Motor 4 – langkah adalah suatu motor yang tiap satu silindernya untuk mendapatkan satu kali pembakaran membutuhkan empat kali gerakan piston yaitu dua kali bergerak ke bawah atau dua kali putaran poros engkol.

2.3.1. Prinsip kerja motor 4 – langkah


Gambar . Prinsip kerja motor 4 – langkah
(Sumber : Karyanto, 2005)
Pada motor diesel 4-langkah terdapat langkah-langkah:
1) langkah hisap (Suction - Sroke)
2) langkah kompresi (Compression - Stroke)
3) langkah usaha (Power – Stroke)
4) langkah buang (Exhaust – Stroke)

1)         Langkah hisap (Suction Stroke)
a)       Piston bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju ke titik mati bawah (TMB).
b)       Katup masuk terbuka, katup buang tertutup, karena langkah hisap piston udara murni masuk ke dalam silinder mesin melalui intake manifold katup masuk.
2)         Langkah kompresi (compression stroke)
a)       Piston bergerak dari TMB ke TMA. Katup masuk dan katup buang tertutup.
b)       Volume udara yang dikompresikan oleh piston dalam silinder antara 1/12 sampai 1/16 bagian dari seluruh volume silinder.
c)       Kompresi udara (kepadatan) sampai tekanan tinggi antara 35-40 kg/cm2.
3)         Langkah kerja (Power Stroke)
a)       Katup masuk dan katup buang tertutup.
b)       Sedikit sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA) panas udara yang dikompresi atau dipampatkan mencapai suhu 500 – 7000C, kemudian pada saat bersamaan pengabut (Injector Nozzle) menyemprotkan bahan bakar solar yang berbentuk kabut dimana sifatnya mudah terbakar.
c)       Setelah tejadi pembakaran bahan bakar tersebut, maka tekanan gas di dalam silinder dengan cepat naik mencapai tekanan 50 kg/cm2 dan mendorong piston dari titik mati atas (TMA) menuju ke titik mati bawah (TMB) menghasilkan langkah kerja dari motor tersebut.

4)         Langkah pembuangan (exhaust stroke)
a)       Katup masuk tertutup, katup buang terbuka.
b)       Piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA), maka sisasisa pembakaran tadi dibuang melalui katup buang dan diteruskan ke manifold buang (Karyanto, 2001)


KESIMPULAN
Motor diesel adalah suatu motor bakar yang pada langkah pertama menghisap udara murni dari saringan udara, sedangkan pemasukan bahan bakar dilakukan pada akhir langkah kompresi yang mempunyai tekanan tinggi dan menghasilkan suhu yang mampu menyalakan bahan bakar. Komponen utama motor diesel adalah bagian yang dipasang pada motor, dimana satu dan lainnya saling mendukung dan berhubungan erat sebagai komponen mesin dalam menghasilkan tenaga yaitu : Kepala Silinder, Ruang Bakar, Piston, Silinder , Poros Engkol dan Block Silinder.

Pada motor diesel 4-langkah terdapat langkah-langkah :
·         Langkah  hisap (Suction - Sroke)
·         Langkah  kompresi (Compression - Stroke)
·         Langkah  usaha (Power – Stroke)
·         Langkah  buang (Exhaust – Stroke

DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar W dan Koichi Tsuda, 2007. Motor Diesel Putaran Tinggi. Pradnya Paramita. Jakarta.
Daryanto, 2004 Motor Diesel, Pedoman ilmu, Jakarta
Harsanto, 2005 Perawatan motor Diesel Penggerak Kapal, Pradnya Paramita Jakarta
Karyanto, 2005, Teknik Perbaikan, Penyetelan, Pemeliharaan Motor Diesel. Pedoman Ilmu .Jakarta
Maleev, V.L 2005. Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel. Erlangga. Jakarta.
Nakoela, Soenarto. 2006. Motor Serbaguna. Pradya Paramitha, Jakarta.

Suharto, 2007. Manajemen Perawatan Mesin. Rineka Cipta. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar