Senin, 11 Mei 2015

BUDIDAYA IKAN SISTEM KELAMIN TUNGGAL LEBIH MENGUNTUNGKAN

Di kalangan pembudidaya ikan atau pelaku utama perikanan di Bali, budi daya ikan sistem. kelamin tunggal tampaknya belum  populer. Boleh jadi karena promosinya yang kurang,  sistem budidaya ikan kelamin tunggal ini akhirnya  hanya diterapkan oleh lembaga perikanan milik pemerintah  atau oleh kalangan perngusaha saja. Padahal, sistem budi daya ikan kelamin tunggal ini teruji meng­untungkan. Ikan lebih cepat bongsor dalam waktu yang relatif singkat.

Di mancanegara, seperti di Is­rael, budi daya ikan sistem kela­min tunggal untuk jenis ikan karper atau ikan mas(Cyprinus carpio) telah mulai diperkenalkan sejak tahun 1960. Sedangkan di Indonesia sekitar pertengahan tahun 1980-an. De­mikian juga halnya dengan jenis ikan nila (Oreochromis niloticus) mulai dipopulerkan pada kurun waktu tersebut.

Pada budi daya ikan sistem ke­lamin tunggal ini, prinsip atau tekniknya sama seperti pada budi daya ikan yang telah dikenal pe­mbudidaya ikan selama ini, yakni sistem campuran. Yang membedakanya, adalah jenis kelamin ikan yang di budidayakan. Pada sistem kela­min tunggal ini, dalam satu wa­dah budi daya hanya ikan berjenis kelamin jantan atau betina saja.

Melalui pemisahan jenis kela­min dalam satu wadah budi daya ini, praktis aktivitas seksual (pe­mijahan) ikan dapat dihindari. Mohon maklum saja, aktivitas  seksual ini memang dapat menghambat pertumbuhan ikan. Oleh karena itu, terjadinya pemijahan pada wadah pembesaran ikan ha­rus dicegah agar ikan dapat tumbuh lebih optimal.

Dari banyak jenis ikan air ta­war yang ada, untuk saat ini tampaknya jenis ikan mas dan ikan nila  merupakan jenis ikan yang berpeluang untuk dibudidayakan dengan sistem kelamin tunggal. Alasannya, kedua jenis ikan ini disukai masyarakat dan banyak diserbu pembeli. Selain itu, dari hasil penelitian dan kaji terap selama ini, kedua jenis ikan ini teruji lebih menguntungkan bila dibudidayakan dengan sis­tem kelamin tunggal. 


Untuk jenis ikan mas, bila akan dipelihara dengan sistem kelamin tunggal, sebaiknya dipilih yang berkelamin betina. Se­dangkan untuk ikan nila, dipilih yang berkelamin jantan. Dari hasil penelitian, ikan mas betina terbukti lebih cepat tumbuh sekitar 15 – 20 persen  dibanding  ikan mas jantan. Demikian juga nila jantan, lebih cepat tumbuh bongsor disbanding nila betina.

TEKNIK BUDIDAYA

Untuk rnenerapkan budi daya ikan sistem kelamin tunggal ini, caranya cukup mudah. Langkah awal, tentu saja harus memisahkan benih ikan berdasarkan jenis kelaminnya. Cara ilmiah untuk “mencetak” ikan berkelamin jantan atau betina sebenarnya bisa dilakukan dengan penggunaan hormon atau rekayasa genetika. Selain memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus, cara ini memang sulit diterapkan oleh pembudidaya ikan di lapangan.

Untuk itu, kita bisa memilih dan menentukan jenis kelamin ikan yang akan dipelihara secara ma­nual, yakni mengamati kelamin ikan satu per satu. Untuk membedakan kelamin ikan mas cukup dengan mengurut perutnya secara pelan. Ikan mas jantan (minimal berukuran 50 gram) akan mengeluarkan cairan sperma berwama putih melalui lubang  (urogenital)  dekat anusnya. Ikan mas hasil seleksi yang berkelamin jantan ini, kemudian disisihkan untuk ditempatkan da­lam wadah tersendiri  dan hanya yang berkelamin  betina saja yang dipilih untuk dibesarkan.

Sementara untuk jenis ikan nila, caranya sama saja. Ikan nila jantan, bila diurut perutnya ke arah anus akan mengeluarkan cairan bening. Bila diamati lebih seksama, pada bagian perut nila terdapat organ kelamin sekunder yang terletak di belakang anus. Lubang ini bentuknva bulat. dengan satu lubang kecil. Kalau tidak mau repot, saat ini sudah ada ikan nila berkelamin jantan yang diproduksi oleh lembaga perbenihan. Jenis nila ini di antaranya adalah Nila Gesit atau Nila YY  (dibaca:  Nila way way)

Benih yang sudah diseleksi se­suai jenis kelaminnya tersebut, selanjutnya dapat dipelihara di kolam,  keramba, atau jaring apung untuk dibesarkan. Ikan yang berkelamin jantan, disatukan dengan sesama jantan. Demi­kian juga dengan yang betina, di­pelihara dalam satu wadah de­ngan sesamanya yang berkelamin betina.

Selama masa pemeliharaan, pemberian pakan yang berkuali­tas jangan sampai diabaikan. Idealnya, jenis pakan yang diberikan adalah pakan buatan berupa pelet yang mengandung protein minimal 20 persen. Pakan ini diberi­kan dengan dosis 3 -5  persen per hari. Selain itu, kualitas air perlu te­tap diperliatikan agar tetap sesuai dan ideal bagi pertuinbuhan ikan.

Bila teknik pemeliharaan dila­kukan dengan baik dan benar, kita boleh  berharap untung dari budi daya ikan sistem kelamin tung­gal ini. Dalam waktu yang relatif singkat, ikan mas betina (atau ikan nila merah jantan) akan tumbuh lebih bongsor disbanding temannya yang dipelihara dengan sistem kelamin campuran jantan dan betina dalam satu wadah budidaya.

Hasil pengujian dan penelitian, ikan mas/karper betina, ternyata tumbuh lebih bongsor 15-20 % dibanding ikan karper berkelamin jantan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar