Selasa, 12 November 2013

Ikan Penyuplai Protein

Sebagai  negara  kepulauan,  Indonesia  memiliki potensi  sumberdaya  perikanan yang sangat besar.  Sumbangan  PDB  perikanan  Indonesia  tidak dapat  dipisahkan  dari perkembangan  perikanan budidaya, yang tumbuh secara  signifkan  dari  tahun ke  tahun.    Ketika  perikanan tangkap tumbuh hanya sekitar 25% dalam 9 tahun antara  tahun  2000-2008, produksi perikanan  budidaya  telah melonjak  hampir  mencapai  400%  pada periode yang sama.

Dalam  laporan  FAO bahwa  apa  yang  sudah dikembangkan  dalam pembangunan  budidaya  di Indonesia masih  jauh  tertinggal dari apa yang sudah dikembangkan oleh China.  Total  produksi  budidaya China  tahun  2008  yaitu 42.669,7  ribu  ton  sedangkan  total produksi budidaya  Indonesia  yaitu  3.835,2 ribu  ton  pada  tahun  yang sama.

Di  sisi  lain,  berdasarkan  berbagai  laporan FAO,  konsumsi  per  kapita ikan  masyarakat  Indonesia    tertinggal  hampir  dari semua  negara  di  ASEAN, bahkan per kapita konsumsi  ikan  Malaysia  dan  Singapura  lebih  dari  dua  kali masyarakat  Indonesia.  Tahun  2009,  tercatat  tingkat konsumsi  ikan  Indonesia sebesar 29,08 kg per kapita dan pada tahun 2010 meningkat  menjadi  30,48  kg per kapita. Rendahnya tingkat konsumsi  ikan Indonesia  ini  disebabkan  kondisi ekonomi  masyarakat,  dan masih  sulitnya  mendapat ikan  di  daerah  pelosok. Karena  arus  distribusi lambat,  ikan  segar  tidak lagi murah  sampai  ke  tangan  konsumen. Disisi  lain, meskipun  tingkat konsumsi  ikan  per  kapita  Indonesia  masih  rendah,  namun perkembangannya menunjukkan  peningkatan.    Memang  pertumbuhannya tidak  terlalu  tinggi  seperti Kamboja  atau  Singapura, tetapi  masih  lebih  tinggi dibanding  Brunei,  Thailand, dan China (Tabel 1).

Meskipun  tingkat  konsumsi  ikan  penduduk  Indonesia masih  sangat  rendah  dibandingkan  dengan negara-negara ASEAN dan China,  namun  kontribusi protein ikan terhadap total protein  hewani  lebih  baik yaitu  mencapai  lebih  dari 50% (Tabel 2).  Jika  dibandingkan dengan negara-negara  ASEAN  yang  memiliki  tingkat  konsumsi  ikan lebih tinggi dari Indonesia, kontribusi pasokan protein ikan masyarakat Indonesia terhadap  total  protein  hewani  ini masih  lebih  tinggi dibanding  Malaysia,  Philippines, Thailand, Vietnam dan Myanmar. Bahkan untuk  tahun 2008 dan 2009, kontribusinya  mencapai 2/3  dari  total  konsumsi protein  hewani  (Tabel  3). Namun,  ketika  pasokan protein  dari  ikan  tersebut dibandingkan dengan  total protein  (termasuk  protein nabati), komposisi pasokan protein  dari  ikan masih  di bawah 15%.


Berdasarkan  kelompoknya, pasokan konsumsi protein  ikan  sebagian  besar  berasal  dari  konsumsi protein  ikan  dan  udang segar  yaitu  lebih  dari  43% sedangkan  kontribusi  dari konsumsi protein  ikan dan udang  diawetkan  sekitar 22%. Sementara  itu,  kontribusi dari protein hewani selain  ikan  yang  dominan adalah  telur  ayam  ras/ kampung dan daging ayam ras/kampung (Tabel 4). Sebagai  bahan  pangan, ikan  merupakan  sumber protein,  lemak,  vitamin, dan  mineral  yang  sangat  baik  dan  prospektif.


Keunggulan  utama  protein  ikan  dibandingkan dengan  produk  lainnya adalah kelengkapan komposisi  asam  amino  dan kemudahannya  untuk dicerna.  Mengingat  besarnya  peranan  gizi  bagi kesehatan,  ikan merupakan  pilihan  tepat  untuk diet  di  masa  yang  akan datang.    Dengan  sumber daya  perikanan  yang  besar,  Indonesia  memiliki lebih  banyak  kesempatan  untuk  menjadi  produsen  terkemuka produk perikanan  di  dunia  dan sebagai  eksportir  potensial. Sumber daya ini juga seharusnya  dapat  terus meningkatkan  kontribusi ikan  dalam memasok  total  konsumsi  protein  di Indonesia.


SUMBER : DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar