Vibriosis
Penyebab :
Vibrio spp (ibrio
alginolyticus, V. parahaemolyticus, V. vulnificus, V. ordalii, dll)
Biologi
Ekologi Patogen
- Bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek, bersifat motil dan sensitif terhadap novobiocin
- Kasus vibriosis umumnya berkaitan dengan kondisi lingkungan yang buruk
- Serangan bersifat akut dan dapat mengakibatkan kematian hingga mencapai 100 % terutama pada stadia PL atau jauvenil
- Bakteri pada ekosistem air laut, dan vibirosis masih merupakan masalah utama bagi industri budidaya ikan laut
Gejala Klinis
- Kondisi ikan lemah hilang nafsu makann berenang dipermukaan air, dan warna kulit buram
- Inflamasi pada anus, insang, mulut, pangkal sirip yang diikuti dengan pendarahan dan lepuh pada permukaan tubuh, serta luka terbuka
- Pada infeksi lanjut terjadi pendarahan pada mulut dan pangkal sirip, ekses lendir pada insang, dropsy, warna hati pucat dan mata bengkak
- Pada udang yang terinfeksi biasanya kondisi tubuhnya tubuhnya nampak kusam, nafsu makan menurun, kerusakan pada kaki dan insang, atau insang berwarna kecoklatan,tampak badan udang tambak / bak menyala seperti kunang – kunang
Diagnosa
Isolasi
dan identifikasi melalui uji biokimia
Pengendalian
- Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan udang
- Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan
- vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan
- Kanamycin 50 mg/ kg udang/ hari melalui pakan selama 7 hari
- Oxolinic acid 10mg/kg udang / hari melalui pakan selama 10 hari
(dikutip dari berbaagai sumber...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar