Salah satu metode kultur Daphnia sp.
yang sering digunakan adalah metodde pemupukan. Pupuk yang digunakana adalah
pupuk organik dan anorganik (Ivleva, 1973 dalam Casmuji,
2002). Pupuk organik dapat berfungsi sebagai sumber makanan secara langsung
untuk Daphnia sp. dan organism makanan ikan lainnya atau
diuraikan oleh bakteri menjadi bahan-bahan organik yang merangsang pertumbuhan
fitoplankton dan zooplankton (Boyd, 1982 dalam Casmuji, 2002).
Pengkayaan Daphnia sp.
Pengkayaan daphnia salah satunya dapat
menggunakan viterna yang merupakan suplemen yang berasal dari berbagai macam
bahan alami yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan nutrisi dan
mempercepat pertumbuhan (Wisnu, 2007 dalamMufidah dkk., 2009).
Pengkayaan tersebut bertujuan untuk menambah nutrisi Daphniayang
diharapkan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva. Nilai
nutrisi yang terkandung dalam Daphnia berat basah adalah
4 % protein (Schumann, 2006 dalam Mufidah dkk., 2009), 0,54 %
lemak dan 0,67 % karbohidrat (Wahyu, 2007 dalam Mufidah dkk.,
2009). Sedangkan, nutrisi viterna adalah 42,82 % protein, 47,31 % karbohidrat,
4,5 % lemak, 2,74 % mineral dan 2,63 % vitamin (Fauzan, 2004 dalam Mufidah
dkk., 2009).
Daphnia mempunyai sifat non-selective
filter feeder yaitu menyaring semua makanan yang ada tanpa memilih,
sehingga viterna yang telah diberikan dalam media pemeliharaannya akan dimakan
atau diserap oleh Daphnia. Selanjutnya, Daphniayang
telah diperkaya dengan viterna akan dimakan oleh larva (Mufidah dkk., 2009).
Wisnu (2007) dalam Mufidah
dkk. (2009) menyatakan, dosis viterna untuk pertumbuhan ikan sebanyak 12,5 ml
yang dilarutkan dalam 250 ml air, kemudian dicampur pakan buatan (pellet)
sebanyak 2-3 kg pakan. Pakan tersebut diberikan terhadap ikan lele, gurami dan
nila. Pemberian pakan buatan (pellet) yang telah dicampur dengan viterna
bertujuan untuk menggemukan ikan, daging ikan menjadi padat dan pertumbuhan
ikan sangat cepat serta ekonomis.
Penelitian pendahuluan menggunakan
viterna dengan beberapa dosis yaitu 10 ml/L air, 50 ml/L air, 100 ml/L air, 200
ml/L air dan kontrol (tanpa penambahan viterna) dan lama pengkayaan 2 jam, 4
jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam dan 12 jam. Viterna tersebut dimasukan dalam media
pemeliharaan terlebih dahulu agar tercampur merata dengan air sebagai media
pemeliharaan Daphnia. Selanjutnya, Daphniadimasukkan ke
dalam media pemeliharaan dengan populasi berkisar antara 500 ekor/L air.
Selanjutnya, dilakukan pengamatan setiap 2 jam sekali. Pengamatan menggunakan
mikroskop dengan pembesaran 100 kali. Hasil dari penelitian pendahuluan
didapatkan, pada 4 jam pengkayaan hasil yang diperoleh adalah ususDaphnia terisi
penuh viterna dengan populasi Daphnia yang meningkat terutama
pada dosis 10 ml dan 50 ml. Isi usus Daphnia spp. pada jam
keempat (Mufidah dkk., 2009).
LANGKAH – LANGKAH BUDIDAYA
DHAPNIA sp.
Persiapan
wadah.
Persiapan wadah Budidaya bertujuan untuk
mengoptimalkan wadah Budidaya agar media kultur Daphnia sp. bersih
dan layak untuk budidaya. Tahap pertama dalam melakukan budidaya kita harus
mempersiapkan wadah budidayanya. Wadah yang di gunakan untuk kultur Daphnia
sp. yaitu berupa bak beton yang berbentuk segi enam. Volume bak yaitu
2,16 m3. Langkah pertama untuk persiapan wadah yaitu dinding
dan dasar bak di bersihkan oleh sikat dan di semprot dengan air agar kotoran
yang menempel di dinding dan dasar bak bersih. Setelah bak di bersihkan lalu
dipasang peralon autlet. Peralon itu di pasang di tengah-tengah bak karna
penempatan autlet yaitu di tengah-tengah bak budidaya, ukuran
paralon tersebut yaitu sekitar 1 meter. Selanjutnya kita pasang aerasi untuk
suplai oksigen. Pada dasarnya kebutuhan oksigen untuk perkembangan Daphnia
sp. yaitu lebih dari 2 ppm.
Setelah bak di bersihkan dan peralon
serta aerasi di pasang, sebaiknya bak jangan dulu di isi akan tetapi bak di
keringkan dulu selama 1 hari agar bakteri, dan organisma lain tidak berkembang
biak di wadah budidayaDaphnia sp. sehingga dapat mengganggu dalam
budidaya daphnia serta organisme lain tidak menjadi pesaing dalam perebutan
oksigen dalam budidayaDaphnia sp. tersebut. Langkah selanjutnya yaitu
mengisi bak dengan air dengan ketinggian air 80 cm. Setelah di isi air terlebih
dahulu kita cek ph dan suhu bak tersebut. Kemudian bak tersebut kita kasih
pupuk, dosis pupuk yang di berikan yaitu 2,4 gram/ liter. Pupuk bertujuan untuk
kelangsungan hidupDaphnia dan sebagai bahan makanan Daphnia
sp. perlu kita ketahui bahan makanan Daphnia sp yaitu
phytoplankton, ketersediaan phytoplankton harus cukup agar perkembangan Daphnia
sp. berkembang cepat. Bak budidaya daphnia di pupuk maka bak tersebut akan
menimbulkan fhitoplankton, dan selanjutnya daphnia akan memakan phytoplankton.
Pupuk organik yang bisa digunakan
untuk kultur Daphnia sp adalah kotoran ayam, kotoran sapi, kotoran babi,
kotoran kambing/domab, dan kotoran kuda. Namun , dari berbagai jenis kotoran
tersebut menurut Kadarwan (1974) dalam Casmuji
(2002) kotoran ayam dianggap lebih baik daripada kotoran kandang lainnya.
Kandungan
unsur-unsur hara pada beberapa pupuk kandang
Jenis
|
Kadar (%)
|
|||
Nitrogen
|
Phosphor
|
Kalium
|
Bahan
organik
|
|
Kotoran
ayam
|
4
|
3.2
|
1.9
|
74
|
Kotoran
kambing
|
2.77
|
1.78
|
2.88
|
60
|
Kotoran
domba
|
2
|
1
|
2.55
|
60
|
Kotoran
babi
|
1
|
0.75
|
0.85
|
30
|
Kotoran
kuda
|
0.7
|
0.34
|
0.52
|
60
|
Kotoran
sapi
|
0.7
|
0.3
|
0.65
|
30
|
Untuk pemupukan dengan kotoran ayam
dosis awal yang diberikan yaitu sebanyak 500 g/m3 dan 250 g/m3 setiap hari
(Shpet dalam Casmuji, 2002). Sedangkan menurut Suprayitno
(1986) dalam Casmuji (2002) untuk mendapatkan media kultur
yang baik kotoran ayam kering yang digunakan untuk kultur Daphnia sp. adalah
2-5 g/l air. Di bawah ini dijelaskan metode budidaya daphnia (Darmanto dkk.,
2000).
Inokulasi
Inokulasi Daphnia sp.
dapat dilakukan dengan memakai sitem induk Daphnia sp yaitu Daphnia dewasa
atau indukan. Inokulasi di ambil indukannya dari tempat penyediaan induk
yang ada di bak khusus induk. Daphnia sp. di perairan dapat
dilihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu untuk menghitung kepadatan Daphnia pada
saat inokulasi maupun masa Budidaya, dapat di lakukan tanpa menggunakan alat
pembesar atau mikroskop. Cara pengambilanDaphnia sp. induk dari bak
yaitu Daphnia diambil dari dalam bak, lalu di masukan kedalam
wadah yang telah di aerasi agak besar sehingga apabilaDaphnia di
masukan kedalam wadah tersebut tidak kekurangan oksigen. Setelah di dapatkan
indukan maka di tebar di bak kultur. Padaat tebarDaphnia di bak
yaitu 12 ekor/liter.
Pengelolaan Kualitas Air
Penelolaan kualitas
air Daphnia sp. merupakan salah satu kegiatan budidayaDaphnia karna
kualitas air yang bagus akan menentukan keberhasilan dalam melakukan budidaya.
Air adalah tempat media budidaya, maka kita harus memperhatikan kualitas air
yang ada pada wadah budidaya. Pengontrolan kualitas air dengan menggunakan
Tetra test berfungsi sebagai pengontrol pH, NO2- dan
NO3-. Pengontrolan di lakukan setiap
hari. Untuk dapat hidup dan berkembang biak dengan baik, Daphnia sp. membutuhkan
lingkungan dengan suhu 210 C, oksigen terlarut 2 ppm dan pH
6,5-8,5. Dahnia sp. juga hidup pada suhu antara 24-280 C
dan pH 6,3-6,7 dan penetasan Dahpnia sp. yang baik adalah pada suhu 210 C.
(Gusrina,2006)
Parameter
(rata-rata)
|
Minggu ke-
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
pH
|
7,2
|
7,5
|
7,2
|
7,5
|
7,5
|
7,2
|
7,5
|
Suhu
|
23
|
24
|
22
|
23
|
23
|
24
|
23
|
NO2-
|
-
|
-
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
NO3-
|
-
|
-
|
5
|
10
|
10
|
5
|
10
|
Pemupukan
Dalam proses budidaya daphnia dilakukan
pemupukan didalam wadah budidaya yang bertujuan untuk menumbuhkan phytoplankton.
Kepadatanphytoplankton yang dibutuhkan budidaya daphnia adalah 105-106 sel/ml
media budidaya. Pemupukan wadah budidaya dengan dosis 2,4 gram/liter. Tetapi
menurut literatur ada yang menggunakan dosis 500 gr/m3.
Daphnia memakan berbagai macam bakteri,
ragi, alga bersek tunggal, dan detritus. Tetapi dalam kegiatan makanan utamanya
yaitu memakan Phytoplankton sebagai makanan utama. Daphnia mengambil makanannya
dengan cara menyaring makanan atau “filter feeding.”. Dalam
memeliharaDaphnia agar tumbuh dan berkembang dilakukan pemupukan
susulan yang bertujuan untuk menumbuhkan phytoplankton, baktekri
dan organisme yang lainya. Pupuk susulan di lakukan 2 minggu sekali dengan
dosis 30 % dari pemupukan pertama. Tetapi harus juga diingat dalam pemupukan
susulan jumlah pupuk yang di berikan jangan berlebihan karena hal tersebut
dapat mengakibatkan terjadinya blooming phytoplankton. Hal tersebut
akan menaikan kadar amoniak tinggi dan perebutan oksigen.
Ada salah
satu Prosedur sederhana yang bisa di aplikasikan :
-
Isi
bak / kolam budidaya dengan air sampai ketinggian minimal 70 – 80 cm, untuk menjaga
kestabilan suhu media dan menghindarkan Daphnia dari
pengaruh langsung sinar matahari.
-
Siapkan
pupuk kandang, yaitu kotoran ayam dan pupuk kompos dengan dosis masing-masing
sebanyak 1 kg/m3 untuk budidaya Moina, sedangkan pada budidayaDaphnia kotoran
ayam 1,5 kg/m3 dan kompos 1 kg/m3.
-
Masukkan
pupuk kandang tersebut ke dalam kantong waring, ikat dan masukkan ke dalam
kolam budidaya.
-
Satu
hari kemudian masukkan bibit Daphnia sebanyak 5 gram/m3.
Perkembanganbiakan Daphnia sp.
Daphnia sp. berkembang biak secara parthenogenesis
(tanpa melakukan proses perkawinan) dan seksual atau kawin. Perbandingan jenis
kelamin pada daphnia menunjukan keragaman dan tergantung pada kondisi
lingkungannya pada lingkungan yang baik, hanya berbentuk individu betina tanpa
individu jantan. Kondisi ini, telur akan dierami di dalam kantong pengeram
hingga menetas anak daphnia sp. di keluarkan pada waktu pergantian kulit. di
samping individu betina di hasilkan individu jantan yang dapat mendominasi
populasi perbandingan 1 ; 27. Dengan munculnya jantan, populasi yang
berekproduksi secara seksual akan membentuk efia atau resting
egg di sebut juga siste yang akan menetas jika kondisi perairan baik
kembali.
Daphnia sp. dewasa berukuran 2,5 mm, anak
pertama 0,8 mm di hasilkan secara parthenogenesis. PDaphnia mulai
muncul atau berkembang biak pertama kali pada umur 6-7 hari. Pada lingkungan
yang suhu rata 22-240 C dengan pH 7,5. Daphnia sp. sudah
menjadi dewasa dalam waktu 4 hari dengan umur yang dapat mencapai 12 hari. Setiap
satu atau dua hari sekali,Daphnia sp. akan beranak 29 ekor. Jadi selama
hidupnya hanya dapat beranak tujuh kali dengan jumlah yang di hasilkan 200
ekor. (Gusrina, 2006).
Dalam masa pemeliharaan daphnia kita
perlu mengamati kepadatannya. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara
pengambilan sampling. Apabila jumlah Dahnia yang ada sangat banyak,
pertama-tama kita aduk bak tersebut lalu kita ambil daphnia yang ada di bak
lalu kita ambil dan encerkan pada gelas 100 ml.Setelah di encerkan
maka kita hitung di wadah penghitungan.
Pemanenan
Pemanenan di
lakukan pada saat sinar matahari masuk pada perairan bak, karna pada waktu
matahari masuk ke perairan maka Daphnia akan muncul sehingga dapat mempermudah
dalam pemanenan Sebelum melakukan pemanenan, terlebih dahulu kita mempersiapkan
alat dan bahan terlebih dahulu. Alat yang di gunakan yaitu seser yang berukuran
halus, mangkuk palstik dan sendok.
Langkah pertama
dalam melakukan pemanenan menggunakan seser halus dengan cara mengaduk-aduk
dalam wadah budidaya, agar daphnia mengumpul sehingga mudah untuk
mengambilnya.Lalu daphnia di tangkap, Setelah daphnia di tangkap oleh seser
maka Daphnia tersebut di ambil dengan menggunakan sendok lalu di paking
denganmasukan ke dalam plastik yang sudah berisi air.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2006.
Daphnia sp. http://www.microcosmos.nl/vlooi/daphnia01.htm.
[26April, 2010].
Casmuji.
2002. Penggunaan Supernatan Kotoran Ayam dan Tepung Terigu Dalam Budidaya
Daphnia Sp. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Darmanto et
al. 2000. Budidaya Pakan Alami untuk Benih Ikan Air Tawar. [Paper].
Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Instalasi Penelitian Dan
Pengkajian Teknologi Pertanian. Jakarta
Mokoginta I.
2003. Budidaya Daphnia. [Modul]. Direktorat Menengah Kejuruan . Direktorat
Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional.
Mufidah dkk.
2009. Pengkayaan Daphnia Spp. dengan Viterna terhadap
Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus).http://journal.unair.ac.id/filerPDF/9_N
Dan
Diambil dari berbagai sumber
editor : http://shampankbie.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar