1.1.
Latar Belakang
Pembangunan
sektor perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dewasa
ini sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang mendapat perhatian karena
wilayah negara Indonesia dua pertiga dari wilayahnya merupakan lautan.
Penggunaan
motor diesel sebagai mesin penggerak kapal yang dioperasikan secara terus
menerus, akan menyebabkan motor diesel tersebut mengalami gangguan ataupun
kerusakan yang dapat menyebabkan bekerjanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus akan dapat menyebabkan mesin
penggerak mengalami kerusakan yang sangat berat.
Mesin
penggerak kapal ada yang marine use dan ada juga yang mesin- mesin darat
maupun eks truk/bus yang digunakan oleh para nelayan. Mesin eks truk/ bus dan
mesin darat harganya relatif murah dibanding marine use dan
spare-partnya banyak dijual. Mesin penggerak kapal ada yang dipasang permanen (inboard)
dan dipasang sebagai motor tempel (outboard).
Perawatan
dan pemeliharaan mesin merupakan tindakan yang dilakukan dalam rangka
mempertahankan atau mengembalikan kondisi mesin seperti sediakala atau paling
tidak mendekati kondisi semula. Dan juga mesin dan peralatan memiliki umur
pakai yang panjang dan menghindari kemacetan dan kerusakan. Sehingga kegiatan
penangkapan ikan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan pada motor
penggeraknya.
Dan
sesuai dengan harapan, langkah awal yang dapat di lakukan dalam merealisasikan
upaya tersebut adalah dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan dan penyuluhan
maupun berupa pemberian modul/materi penyuluhan pada operator – operator mesin
khususnya pelaku utama perikanan, agar mereka memiliki wawasan yang memadai
dalam melakukan perawatan permesinan kapal penangkap ikan. Untuk itu pada kesempatan
ini penulis membuat modul/materi penyuluhan tentang “Perawatan Mesin Kapal
Ikan”.
1.2.
Deskripsi Singkat
Materi
penyuluhan dengan judul Perawatan Mesin Kapal Ikan ini berisikan tentang
pengertian motor bakar sebagai mesin tenaga penggerak kapal ikan, pengoperasian
motor bakar dan perawatan motor.
Materi
penyuluhan perikanan ini dimaksudkan sebagai materi pembelajaran bagi tenaga
penyuluh perikanan dilapangan dan operator mesin di kapal perikanan, sehingga
mereka menggusai pengetahuan tentang pmesin kapal ikan ini.
1.3.
Tujuan
Diharapkan
dengan mempelajari dan memahami materi penyuluhan ini para tenaga penyuluh dan
operator mesin di kapal ikan memiliki kemampuan dan pemahaman tentang mesin itu
sendiri, cara pengoperasian yang benar dan mampu merawatnya dengan baik
sehingga mesin dapat beroperasi dengan tanpa banyak kendala. Dengan kelancaran
operasionalnya mesin sebagai tenaga penggerak diharapkan kapal dapat melakukan
operasi penangkapan ikan dengan baik dan mendapatkan hasil tangkapan yang
optimal.
MATERI
POKOK
2.1.
Mesin Kapal
Memahami
pengertian mengenai motor bakar sebagai mesin tenaga penggerak kapal, cara
pengoperasian motor bakar sebagai tenaga penggerak kapal dengan benar, sehingga
kapal dapat melakukan operasi penangkapan secara optimal dan mendapatkan hasil
tangkapan maksimal.
2.1.1
Pengertian Motor
Motor
Diesel adalah motor pembakaran dalam yang beroperasi dengan menggunakan minyak
gas atau minyak berat, sebagai bahan bakar, dengan suatu
prinsip bahan bakar
tersebut (diinjeksi) kedalam silinder yang didalamnya terdapat
udara dengan tekanan
dan suhu yang cukup tinggi sehingga bahan bakar tersebut
secara spontan
terbakar.
Motor
diesel adalah suatu motor bakar yang pada langkah pertama menghisap udara murni
dari saringan udara, sedangkan pemasukan bahan bakar dilakukan pada akhir
langkah kompresi yang mempunyai tekanan tinggi dan menghasilkan suhu yang mampu
menyalakan bahan bakar.
Salah
satu jenis penggerak yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang
menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, atau yang mengubah
energi termal menjadi energi mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan
proses Pembakaran.
Motor
bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi
tenaga mekanik dengan jalan pembakaran bahan bakar. Menurut pembakarannya motor
bakar dibedakan atas dua macam yaitu motor pembakaran dalam (internal
combustion engines) dan motor pembakaran luar (external combustion
engines). Motor pembakaran luar adalah suatu pesawat yang energinya untuk
kerja mekanik yang diperoleh dengan pembakaran bahan bakar dilakukan di luar
motor tersebut, seperti mesin uap dan turbin uap. Sedangkan motor pembakaran
dalam ialah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh
dari hasil pembakaran bahan bakar dilakukan di dalam silinder motor itu
sendiri, seperti motor diesel dan motor bensin.
2.1.2.
Motor Pembakaran Dalam
Motor
pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) adalah suatu pesawat yang
energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar
yang dilakukan di dalam silinder motor itu sendiri. Motor pembakaran dalam
yaitu torak dan sudu-sudu digerakkan oleh gas hasil pembakaran yang bertekanan
tinggi dan bersuhu tinggi pula, maka dari itu tidak dibutuhkan sebuah ketel
uap. Dengan demikian motor pembakaran dalam ini dapat dibuat dengan kontruksi
yang ringan sehingga perbandingan antara daya dan berat menjadi besar.
2.1.3.
Sistem Start Motor Diesel
Pada
umumnya mesin diesel distart dengan tenaga tangan (manual/diengkol), dengan
motor starter listrik, dengan udara tekan dll.
2.1.4
Sistem Start Manual
System
start manual dengan menggunakan tangan hanya dapat dilakukan pada mesin yang
berukuran kecil, yang mempunyai lubang silinder tidak lebih dari empat in dan
hanya mempunyai satu atau dua silinder, karena tenaga manusia tidak akan bisa
mencapai tekanan yang dibutuhkan oleh mesin untuk mengkompresi udara dalam
silinder, apabila mesin yang akan distart berukuran besar. Jadi untuk
menstart mesin besar
harus menggunakan alat bantu seperti udara tekan ataupun
tenaga listrik.
2.1.5.
Sistem Start Elektrik
Jumlah
daya yang diperlukan untuk memutar poros engkol mesin diesel dingin dan
membawanya sampai kecepatan start biasanya sedikit dibawah 10 persen dari
keluaran daya ternilai, tetapi dalam beberapa kasus dapat sebesar 20 persen,
terutama dengan mesin kecil. Pada mesin yang berukuran lebih besar, daya ini
lebih kecil, yaitu turun sampai sekitar 3 atau 4 persen dari keluaran daya
ternilai.
Sistem
start elektrik menggunakan arus searah karena energi listrik dalam bentuk ini
dapat disimpan dalam batere/accu dan ditarik keluar kalau diperlukan untuk
menstart. Setelah menstart, batere/accu diisi kembali atau sering disebut di
charger dengan generator yang digerakan oleh mesin.
Sistem start dengan menggunakan listrik (sistem start elektrik) terdiri
dari :
a) Batere
penyimpan
b) Motor
listrik arus searah (d-c)
c) Penghubung
mekanis antara motor star dan poros engkol roda gila mesin.
d) Generator
listrik bantu untuk mengisis batere
e) Kabel,
kawat dan saklar yang diperlukan untuk melengkapi system start.
2.1.6
Sistem Start Dengan Menggunakan Udara Tekan
Mesin
kapal yang lebih dari 25 Hp dalam kasus umumnya menggunakan udara tekan untuk
kepentingan menstart. Alasannya adalah bahwa udara tekan murah untuk
diproduksi, mudah untuk disimpan, dan sebagai gas, berkelakuan selama ekspansi
mirip dengan gas pembakaran dalam silinder. Penstater udara tekan terutama
sesuai untuk mesin diesel besar yang memerlukan penggunaan energi besar dalam
waktu singkat. Tekanan udara biasanya 150 sampai 300 psi. Mesin injeksi udara
mempunyai kompresor udara tekanan tinggi, dan untuk memperkecil ukuran tanki
udara, digunakan tekanan udara dari 500 sampai 750 psi.
2.1.
7. Persiapan Sebelum Menghidupkan Motor Induk.
Menurut (Arismunandar, 2007)
dalam Bukunya Motor Diesel Putaran Tinggi ada lima hal yang harus
diperhatikan Sebelum menyetart mesin,
diantaranya :
1.
Periksalah jumlah minyak pelumas dengan menggunakan
batang pengukur minyak pelumas. Tariklah batang tersebut dari dalam mesin dan
bersihkan dengan lap yang bersih, kemudian kembalikan ketempat semula. Tariklah
batang pengukur tersebut sekali lagi, dan periksalah apakah batang tersebut
dibasahi minyak pelumas sampai batas yang diminta, apabila tidak, tambahkan
minyak pelumas secukupnya, sampai batas yang ditentukan.
2. Periksalah
keadaan air pendingin, apakah jumlahnya sesuai dengan yang tercantum dalam buku
pedoman. Jangan sampai kekurangan air pendingin. Untuk mesin dengan pendinginan
udara periksa keadaan kipas udara dan saluran udara pendinginnya yang harus
bersih serta tidak ada kemungkinan terjadi kebocoran udara.
3. Periksa
jumlah bahan bakar didalam tangki, kemudian bukalah keran bahan bakarnya.
Jumlah bahan bakar harus dapat mencukupi kebutuhan sehingga mesin tidak akan
mati karena kehabisan bahan bakar. Apabila mesin sudah lama tidak dipergunakan,
maka sebelum mesin distart buanglah udara dari dalam saluran bahan bakarnya.
4. Periksalah
hubungan listrik dari baterai ke motor stater, atau, tekanan udara yang
diperlukan untuk menyetart
5. Periksa
apakah mesin sudah tidak dibebani ; mesin tidak boleh dibebani dalam keadaaan
distart.
Hal tersebut ditambahkan lagi oleh (Maleev., 2005)
1. Memeriksa
semua bagian yang bergerak untuk penyetelan, penyebarisan, dan pelumasan yang
baik. Ini mencakup katup, nok, penggerak katup, pompa bahan bakar, system
injeksi bahan bakar, pengatur, alat pelumas, pompa minyak dan air, dan
permesinan utama yang digerakan.
2. Seluruh
mesin dan permesinan harus diperiksa kalau ada mur longgar, baut patah,
sambungan longgar, dan kebocoran jacket, sambungan atau katup. Adalah baik
untuk diingat bahwa tidak satupun yang harusnya erat ternyata longgar dan tidak
satupun yang seharusnya bebas ternyata ketat.
3. Seluruh
perkakas dari papan perkakas harus diperiksa untuk memastikan bahwa tidak ada
yang hilang. Mereka mungkin diperlukan segera ketika mesin sedang berjalan,
atau kalau salah letak dan ketinggalan diatas mesin, mungkin dijatuhkan oleh
getaran dan merusak beberapa bagian yang bergerak.
4. Sistem
minyak bahan bakar harus diperiksa dalam segala hal, untuk memastikan bahwa
pipa bersih, memancing pompa injeksi. Tuas kendali bahan bakar distel terbuka
lebar sehingga injeksi akan distart dengan segera. Kendali pompa bahan bakar
ditempatkan pada kedudukan bahan bakar hidup (fuel-on)
5. Katup
pengaman, yang dipasang pada tiap kepala silinder, harus diperiksa. Katup ini
distel untuk meletup pada kira-kira 750 sampai 1250 psi, tergantung pada
tekanan maximum yang diperbolehkan dalam mesin. Katup dihadapkan pada gas suhu
tinggi dan mempunyai kecenderungan untuk macet. Pemeriksaan dapat dilakukan
dengan menekan pegas menggunakan batang pengungkit atau dengan melepas sekerup
tutup dan mengeluarkan katup untuk diperiksa.
6. Mesin
harus diputar satu atau dua kali bila telah lama tidak beroperasi. Untuk
melakukan ini diperlukan untuk membuka keran indicator atau katup pengaman
kompresor dan memutar mesin, baik dengan tangan yang menggunakan batang kedalam
lubang pada pelek roda gila ataupun dengan dongkrak atau dengan motor udara.
7. Memeriksa
udara penstatert dalam tanki udara, apabila udara dalam tanki tidak cukup, maka
harus dipompa sampai udara yang diperlukan cukup.
2.1.8.
Pemanasan Motor
Setelah
mesin dapat distart, sebelum dibebani, harus dibiarkan tanpa kerja untuk
beberapa menit (sampai kira-kira 5-10 menit) dan menjadi panas. Selama beberapa
menit pemanasan mesin tersebut, perlu diadakan pengamatan sebagai berikut :
1. Dengarkan
apakah pembakaran seperti biasa dan urutan pengapian benar, periksa seluruh
silinder untuk pembakarannya, dan perhatikan kerja dari pompa injeksi untuk
mengetahui apakah semuanya beroperasi dengan baik.
2. Amati
sistem air pendingin keseluruhan untuk mengetahui apakah pompa bekerja dan
terdapat air cukup ; lihatlah apakah suhu air menanjak dengan baik ; dan atur
aliran air untuk memastikannya.
3. Amati
tekanan pelumasan dan kerja dari alat pelumas, dan hitung jumlah tetesan untuk
operasi yang benar. Periksa apakah ada silinder yang terlalu cepat panas yang
menunjukan adanya torak yang tidak terlumasi dan dengarkan kalau ada bantalan
pena torak atau pena engkol yang tidak terlumasi. Kalau ada bagian bergerak
yang tidak cukup mendapatkan minyak lumas, dapat mengakibatkan kerusakan gawat.
4. Amati
suara dan warna gas buang, untuk mengetaui keadaan yang baik. Pengamatan ini
harus diulangi setelah beban disambungkan. Warna gas buang dapat bercerita
banyak hal, yang akan ditunjukan kemudian.
Tindakan
pengamatan mesin setelah menstart harus menjadi kebiasaaan bagi operator mesin.
Prosedur ini merupakan metode yang paling baik dan terandalkan untuk mencegah
operasi yang tidak benar. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa mesin diesel
memerlukan bukannya banyak perhatian ataupun perhatian terus menerus, melainkan
memerlukan perhatian yang layak pada saat yang tepat. Juga didasasrkan pada
kenyataan yang telah diketahui bahwa mesin diesel harus dioperasikan dengan
baik dalam lima menit atau terdapat satu kelainan yang harus ditemukan dalam
lima menit tersebut.
Perlu dicatat bahwa pengamatan tertentu harus
dilakukan meskipun telah periode lima menit. Yaitu, kalau terdapat kebocoran
pada jacket air, katup injeksi, katup udara, dan sebagainya, mereka mungkin
tidak terlihat sampai pemuaian sepenuhnya dari bagian yang bersangkutan terjadi
setelah mesin beroperasi untuk waktu yang lebih lama dalam beban normal. Tidak
boleh ada kebocoran jenis apapun juga, kalau mereka tidak dapat dihentikan
sementara mesin berjalan, mesin harus dihentikan dan tidak boleh distart
kembali sampai kerusakan diperbaiki.
2.1.9.
Prosedur Mematikan Mesin
Janganlah
mematikan mesin dengan tiba-tiba. Lepaskan bebannya terlebih
dahulu secara
berangsur-angsur, kemudian biarkanlah mesin bekerja tanpa beban pada putaran
rendah, kira-kira 5-10 menit, sehingga mesin menjadi agak dingin. Sesudah itu
mesin baru boleh dimatikan.
Ada
dua cara mematikan mesin. Yang pertama adalah menutup aliran bahan
bakar dan yang kedua
adalah dengan cara menekan atau menarik tuas dekompresi sehingga tidak terjadi
proses kompresi. Cara yang kedua dikatakan lebih menguntungkan oleh karena
dalam hal tersebut, mesin akan berhenti pada kedudukan poros engkol yang
sembarang. Hal ini berarti bahwa pada waktu mesin berhenti, posisi beberapa
roda gigi daya terhadap pinion motor starter boleh dikatakan berubah-ubah.
Dengan demikian, maka keausan gigi roda gaya kerena kerja motor starter boleh
dikatakan merata. Apabila tidak dipakai dekompresi, boleh dikatahan bahwa pada
waktu mesin berhenti, posisi beberapa gigi roda gaya terhadap pinion motor
starter boleh dikatakan konstan sehingga keausan gigi roda gaya tidaklah
merata.
Untuk
menyetop aliran bahan bakar dari mesin dengan governor peneumatic, tariklah
tuas penyetop kearah pengurangan bahan bakar sampai mencapai posisi yang
terjauh sehingga mesin berhenti bekerja. Kalau tuas tersebut tidak ditarik
penuh, dikhawatirkan mesin akan bekerja dengan putaran poros engkol yang
berlawanan.
Apabila
mesin sudah berhenti bekerja, lakukanlah tindakan lanjut sebagai berikut :
1.
Kembalikan letak tuas dekompresi pada posisi jalan
2.
Tutuplah keran bahan bakar
3.
Putarlah konci kontak stater pada posisi “off”
4.
Tutuplah keran air pendingin
5.
Apabila ada kemungkinan pembekuan air pendingin,
bukalah keran pembuangan sehingga air keluar dari block mesin.
2.2.
Komponen Utama Motor Diesel
Komponen
utama motor diesel adalah bagian yang dipasang pada motor, dimana satu dan
lainnya saling mendukung dan berhubungan erat sebagai komponen mesin dalam
menghasilkan tenaga. Secara garis besar mesin dapat dibagi menjadi dua bagian,
bagian pertama adalah mesin itu sendiri , dan yang kedua adalah komponen
pendukung. Dalam bab ini hanya diuraikan mengenai komponen utama mesin tanpa
komponen pendukung. Unit ini terdiri dari bagian yang langsung menghasilkan
tenaga, komponen tersebut terdiri dari blok silinder, kepala silinder, piston,
poros engkol serta bagian lainnya.
2.2.1
Kepala Silinder
Kepala silinder adalah penutup bagian atas silinder
yang berfungsi membatasi ketika mengoperasikan udara dan membatasi gas sewaktu
pembakaran dan pembuangan. Kepala silinder diberi bentuk cekung sebagai ruang
bakar. Pada kepala silinder dibuat lubang untuk pemasangan injector dan mekanik
katup yang terdapat mantel pendingin yang berhubungan dengan blok silinder
untuk memberikan pendinginan pada katup injektor.
2.2.2.
Ruang Bakar
Ruang bakar berfungsi sebagai tempat terbakarnya
bahan bakar dan udara kompresi yang terjadi karena suhu dan tekanan yang tinggi
pada campuran bahan bakar udara. Ada dua jenis ruang bakar, pertama disebut
ruang bakar terbuka, disebut ruang bakar terbuka, karena bahan bakar
disemprotkan keseluruh bagian volume sisa. Ruang bakar tersebut juga dinamai
“ruang bakar penyemprotan langsung”.
Ruang bakar ini meliputi ruangan antara kepala
silinder, dinding silinder dan puncak torak, yang tidak terbagi-bagi dalam beberapa
bagian. Ruang bakar yang kedua adalah ruang bakar terbuka atau biasa disebut
dengan “ruang bakar penyemprotan tak langsung”. Dalam hal ini ruang bakar
terbagi menjadi dua bagian, sebagian didalam kepala silinder dan sebagian
meliputi volume sisa yang lain. Ruang bakar yang biasa adalah ruang bakar kamar
muka dan ruang bakar kamar pusaran.
2.2.3
Piston
Piston dibuat dari logam paduan alumunium, supaya
ringan sehingga gaya inersia yang terjadi pada putaran tinggipun tidak telalalu
besar. Piston sendiri juga bergerak naik-turun ataupun kekiri dan kekanan
sesuai dengan arah gerak dalam silinder. Gerakan piston tersebut membentuk
langkah hisap, kompresi, usaha dan langkah buang, tetapi fungsi utama piston
adalah menerima tenaga pembakaran dan meneruskannya keporos engkol melalui
batang piston. Untuk itu piston selain harus mempunyai sifat yang tahan
terhadap tekanan dan suhu yang tinggi, juga harus dapat bekerja pada kecepatan
yang tinggi.
Supaya piston dapat bergerak dengan bebas, maka
harus ada kelonggaran yang setepat-tepatnya dengan silinder yang dilumasi
dengan sebaik-baiknya. Selain itu untuk memperkecil kebocoran udara melalui
celah antara torak dan dinding silinder, maka torak harus diperlengkapi dengan
cincin torak atau biasa dinamai “cincin-cincin gas atau cincin-cincin kompresi”
Untuk menjaga agar tidak terjadi kebocoran kompresi antara piston dan dinding
silinder serta mencegah masuknya minyak pelumas kedalam ruang bakar, maka pada
bagian piston dipasang dua sampai dengan tiga cincin kompresi dan cincin minyak
pelumas.
2.2.4.
Silinder
Silinder adalah bagian yang memindahkan panas,
dimana tenaga panas yang dihasilkan oleh pembakaran baik bensin maupun solar
dirubah kedalam tenaga mekanik dengan adanya gerak naik-turun torak yang
memampatkan gas didalam silinder. Untuk memperoleh tenaga mesin sebesar mungkin
dengan mengubah tenaga panas menjadi energi mekanik seefisien mungkin didalam
silinder, maka didalam silinder tidak boleh terdapat kebocoran campuran bahan
bakar dan udara saat berlangsungnya kompresi atau kebocoran gas pambakaran
antara silinder dan torak serta tahanan gesek antara torak dan silinder harus
sekecil mungkin. Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang
tinggi.
2.2.5
Poros Engkol
Poros engkol adalah suatu alat yang berfungsi untuk
mengubah gerak yang diperoleh didalam silinder pada gerak kerja menjadi gerak
putar melalui batangbatang torak dan menjaga pergerakan torak dan langkah
selanjutnya. Poros engkol menerima beban yang besar dari torak dan batang torak
serta berputar dengan kecepatan yang tinggi untuk menggerakan beban, dalam hal
ini adalah roda.
2.2.6
Block Silinder
Block silinder merupakan inti dari pada mesin, yang
terbuat dari besi tuang. Block silinder dilengkapi dengan rangka pada bagian
dinding luar untuk memberikan kekuatan pada mesin dan membantu meradiasikan
panas. Block silinder terdiri dari beberapa lubang tabung silinder yang
didalamnya terdapat torak yang bergerak naik turun menginjeksikan antara bahan
bakar yang dicampur dengan udara.
2.3.
Motor 4-Langkah
Motor
4 – langkah adalah suatu motor yang tiap satu silindernya untuk mendapatkan
satu kali pembakaran membutuhkan empat kali gerakan piston yaitu dua kali
bergerak ke bawah atau dua kali putaran poros engkol.
2.3.1.
Prinsip kerja motor 4 – langkah
Gambar . Prinsip kerja motor 4 – langkah
(Sumber : Karyanto, 2005)
Pada motor diesel 4-langkah terdapat langkah-langkah:
1) langkah hisap (Suction
- Sroke)
2) langkah kompresi (Compression
- Stroke)
3) langkah usaha (Power
– Stroke)
4) langkah buang (Exhaust
– Stroke)
1)
Langkah hisap (Suction Stroke)
a) Piston
bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju ke titik mati bawah (TMB).
b) Katup
masuk terbuka, katup buang tertutup, karena langkah hisap piston udara murni
masuk ke dalam silinder mesin melalui intake manifold katup masuk.
2)
Langkah kompresi (compression stroke)
a) Piston
bergerak dari TMB ke TMA. Katup masuk dan katup buang tertutup.
b) Volume
udara yang dikompresikan oleh piston dalam silinder antara 1/12 sampai 1/16
bagian dari seluruh volume silinder.
c) Kompresi
udara (kepadatan) sampai tekanan tinggi antara 35-40 kg/cm2.
3)
Langkah kerja (Power Stroke)
a) Katup
masuk dan katup buang tertutup.
b) Sedikit
sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA) panas udara yang dikompresi atau
dipampatkan mencapai suhu 500 – 7000C, kemudian pada saat bersamaan pengabut (Injector
Nozzle) menyemprotkan bahan bakar solar yang berbentuk kabut dimana
sifatnya mudah terbakar.
c) Setelah
tejadi pembakaran bahan bakar tersebut, maka tekanan gas di dalam silinder
dengan cepat naik mencapai tekanan 50 kg/cm2 dan mendorong piston dari titik
mati atas (TMA) menuju ke titik mati bawah (TMB) menghasilkan langkah kerja
dari motor tersebut.
4)
Langkah pembuangan (exhaust stroke)
a) Katup
masuk tertutup, katup buang terbuka.
b) Piston
bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA), maka sisasisa pembakaran
tadi dibuang melalui katup buang dan diteruskan ke manifold buang
(Karyanto, 2001)
KESIMPULAN
Motor
diesel adalah suatu motor bakar yang pada langkah pertama menghisap udara murni
dari saringan udara, sedangkan pemasukan bahan bakar dilakukan pada akhir
langkah kompresi yang mempunyai tekanan tinggi dan menghasilkan suhu yang mampu
menyalakan bahan bakar. Komponen utama motor diesel adalah bagian yang dipasang
pada motor, dimana satu dan lainnya saling mendukung dan berhubungan erat
sebagai komponen mesin dalam menghasilkan tenaga yaitu : Kepala Silinder, Ruang
Bakar, Piston, Silinder , Poros Engkol dan Block Silinder.
Pada motor diesel 4-langkah terdapat langkah-langkah :
·
Langkah
hisap (Suction - Sroke)
·
Langkah
kompresi (Compression - Stroke)
·
Langkah
usaha (Power – Stroke)
·
Langkah
buang (Exhaust – Stroke
DAFTAR
PUSTAKA
Arismunandar W dan
Koichi Tsuda, 2007. Motor Diesel Putaran Tinggi. Pradnya Paramita.
Jakarta.
Daryanto,
2004 Motor Diesel, Pedoman ilmu, Jakarta
Harsanto, 2005 Perawatan
motor Diesel Penggerak Kapal, Pradnya Paramita Jakarta
Karyanto, 2005, Teknik
Perbaikan, Penyetelan, Pemeliharaan Motor Diesel. Pedoman Ilmu .Jakarta
Maleev,
V.L 2005. Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel. Erlangga.
Jakarta.
Nakoela,
Soenarto. 2006. Motor Serbaguna. Pradya Paramitha, Jakarta.
Suharto,
2007. Manajemen Perawatan Mesin. Rineka Cipta.
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar