Di kalangan pembudidaya ikan atau pelaku utama
perikanan di Bali, budi daya ikan sistem. kelamin tunggal tampaknya belum
populer. Boleh jadi karena promosinya yang kurang, sistem budidaya
ikan kelamin tunggal ini akhirnya hanya diterapkan oleh lembaga perikanan
milik pemerintah atau oleh kalangan perngusaha saja. Padahal, sistem budi
daya ikan kelamin tunggal ini teruji menguntungkan. Ikan lebih cepat bongsor
dalam waktu yang relatif singkat.
Di mancanegara, seperti di Israel, budi daya ikan
sistem kelamin tunggal untuk jenis ikan karper atau ikan mas(Cyprinus
carpio) telah mulai diperkenalkan sejak tahun 1960. Sedangkan di
Indonesia sekitar pertengahan tahun 1980-an. Demikian juga halnya dengan jenis
ikan nila (Oreochromis niloticus) mulai dipopulerkan pada kurun
waktu tersebut.
Pada budi daya ikan sistem kelamin tunggal ini,
prinsip atau tekniknya sama seperti pada budi daya ikan yang telah dikenal pembudidaya
ikan selama ini, yakni sistem campuran. Yang membedakanya, adalah jenis kelamin
ikan yang di budidayakan. Pada sistem kelamin tunggal ini, dalam satu wadah
budi daya hanya ikan berjenis kelamin jantan atau betina saja.
Melalui pemisahan jenis kelamin dalam satu wadah
budi daya ini, praktis aktivitas seksual (pemijahan) ikan dapat dihindari. Mohon
maklum saja, aktivitas seksual ini memang dapat menghambat pertumbuhan
ikan. Oleh karena itu, terjadinya pemijahan pada wadah pembesaran ikan harus
dicegah agar ikan dapat tumbuh lebih optimal.
Dari banyak jenis ikan air tawar yang ada, untuk
saat ini tampaknya jenis ikan mas dan ikan nila merupakan jenis ikan yang
berpeluang untuk dibudidayakan dengan sistem kelamin tunggal. Alasannya, kedua
jenis ikan ini disukai masyarakat dan banyak diserbu pembeli. Selain itu, dari
hasil penelitian dan kaji terap selama ini, kedua jenis ikan ini teruji lebih
menguntungkan bila dibudidayakan dengan sistem kelamin tunggal.
Untuk jenis ikan mas, bila akan dipelihara dengan
sistem kelamin tunggal, sebaiknya dipilih yang berkelamin betina. Sedangkan
untuk ikan nila, dipilih yang berkelamin jantan. Dari hasil penelitian, ikan
mas betina terbukti lebih cepat tumbuh sekitar 15 – 20 persen dibanding
ikan mas jantan. Demikian juga nila jantan, lebih cepat tumbuh bongsor
disbanding nila betina.
TEKNIK
BUDIDAYA
Untuk rnenerapkan budi daya ikan sistem kelamin
tunggal ini, caranya cukup mudah. Langkah awal, tentu saja harus memisahkan
benih ikan berdasarkan jenis kelaminnya. Cara ilmiah untuk “mencetak” ikan
berkelamin jantan atau betina sebenarnya bisa dilakukan dengan penggunaan
hormon atau rekayasa genetika. Selain memerlukan pengetahuan dan keterampilan
khusus, cara ini memang sulit diterapkan oleh pembudidaya ikan di lapangan.
Untuk itu, kita bisa memilih dan menentukan jenis
kelamin ikan yang akan dipelihara secara manual, yakni mengamati kelamin ikan
satu per satu. Untuk membedakan kelamin ikan mas cukup dengan mengurut perutnya
secara pelan. Ikan mas jantan (minimal berukuran 50 gram) akan mengeluarkan
cairan sperma berwama putih melalui lubang (urogenital) dekat
anusnya. Ikan mas hasil seleksi yang berkelamin jantan ini, kemudian disisihkan
untuk ditempatkan dalam wadah tersendiri dan hanya yang berkelamin
betina saja yang dipilih untuk dibesarkan.
Sementara untuk jenis ikan nila, caranya sama saja. Ikan
nila jantan, bila diurut perutnya ke arah anus akan mengeluarkan cairan bening.
Bila diamati lebih seksama, pada bagian perut nila terdapat organ kelamin
sekunder yang terletak di belakang anus. Lubang ini bentuknva bulat. dengan satu lubang kecil. Kalau tidak mau repot,
saat ini sudah ada ikan nila berkelamin jantan yang diproduksi oleh lembaga
perbenihan. Jenis nila ini di antaranya adalah Nila Gesit atau Nila YY
(dibaca: Nila way way)
Benih yang sudah diseleksi sesuai jenis kelaminnya
tersebut, selanjutnya dapat dipelihara di kolam, keramba, atau jaring
apung untuk dibesarkan. Ikan yang berkelamin jantan, disatukan dengan sesama
jantan. Demikian juga dengan yang betina, dipelihara dalam satu wadah dengan
sesamanya yang berkelamin betina.
Selama masa pemeliharaan, pemberian pakan yang
berkualitas jangan sampai diabaikan. Idealnya, jenis pakan yang diberikan
adalah pakan buatan berupa pelet yang mengandung protein minimal 20 persen.
Pakan ini diberikan dengan dosis 3 -5 persen per hari. Selain itu,
kualitas air perlu tetap diperliatikan agar tetap sesuai dan ideal bagi
pertuinbuhan ikan.
Bila teknik pemeliharaan dilakukan dengan baik dan
benar, kita boleh berharap untung dari budi daya ikan sistem kelamin tunggal
ini. Dalam waktu yang relatif singkat, ikan mas betina (atau ikan nila merah
jantan) akan tumbuh lebih bongsor disbanding temannya yang dipelihara dengan
sistem kelamin campuran jantan dan betina dalam satu wadah budidaya.
Hasil pengujian dan penelitian, ikan mas/karper
betina, ternyata tumbuh lebih bongsor 15-20 % dibanding ikan karper berkelamin
jantan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar