I.
PENDAHULUAN
Cacing
sutra/tubifek merupakan salah satu jenis pakan alternatif bagi ikan lele ukuran
bibit. Cacing tubifek dikenal juga dengan sebutan cacing rambut. Tubuhnya
berukuran kecil, ramping, bulat dan terdiri atas 30-60 segmen. Tubuh cacing
tubifek terdiri dari dua lapis otot yang membujur dan melingkar sepanjang
tubuhnya. Panjangnya antara 10-30 mm dengan warna tubuh kemerah-merahan.
Spesies ini mempunyai saluran pencernaan berupa celah kecil mulai dari mulut
sampai anus.
Cacing
tubifek biasanya hidup di saluran air yang jernih dan sedikit mengalir dengan
dasar perairan mengandung banyak bahan organik yang dijadikan makanannya.
Cacing ini hidup berkoloni, bagian ekornya berada di permukaan dan berfungsi
sebagai alat bernafas dengan cara difusi langsung dari udara.
Sebagaimana
cacing lain,spesies ini merupakan jenis hermaprodit dan berkembang biak dengan
cara bertelur dari betina yang telah matang telur. Telur cacing tubifek terjadi
dalam kokon yaitu suatu bangunan berbentuk blat dan dibentuk oleh kelenjar
epidermis dari salah satu segmen tubuhnya. Telur yang ada dalam kokon mengalami
pembelahan, selanjutnya berkembang membentuk segmen-segmen. Setelah beberapa
hari, embrio cacing akan keluar dari kokon.
Budidaya
cacing tubifek dapat dilakukan di parit beton atau pada kolam. Kolam yang
digunakan bisa berukuran kecil atau besar yang diberi petakan papan di dalmnya.
II.
CARA BUDIDAYA DI PARIT
Wadah untuk membudidayakan cacing tubifek adalah parit beton atau kotak
kayu dengan lebar 50 cm panjang 5-10 m, lebar 50 cm dan tinggi 20-30 cm, yang
telah dilapisi plastik. Media budidaya yang digunakan berupa campuran kotoran
ayam segar dan lumpur kolam dengan perbandingan 1 : 1. media ini diratakan di
dasar parit dengan ketebalan 5 cm dan selanjutnya diairi dengan debet 900 per
menit.
Sehari
setelah media diairi air, bibit cacing tubifek ditebarkan sebanyak 2 g untuk
setiap meter persegi media. Untuk menjaga keberadaan pakan cacing, setiap
minggu sekali dilakukan pemupukan dgn kotoran ayam yg diberikan untuk pemupukan
ulang sebanyak 9 % dari jumlah kotoran ayam awal.
Setelah 2
bulan pemeliharaan, cacing sudah dapat dipanen. Selanjutnya panen dilakukan
setiap 2 minggu sekali. Cara memanennya, cacing diambil secara acak pada
populasi yang padat dgn bantuan serokan kemudian dimasukan ke ember yg sdh
diberi air. Cacing yang diambil biasanya masih kotor karena media pemeliharaan
ikut terbawa. Agar cacing keluar dari medianya, permukaan ember ditutup selama
6 jam. Biasanya setelah 6 jam cacing akan naik ke permukaan air. Cacing yang
bergerombol di permukan ini selanjutnya diambil dengan tangan.
III.
CARA BUDIDAYA DI KOLAM
Pada
prinsipnya, budidaya cacing tubifek di
kolam sama dengan budidaya di parit. Untuk itu, kolam dimodifikasi sedemikian
rupa sehingga tercipta suasana seperti parit tempat budidaya cacing. Untuk
keperluan ini bisa digunakan papan-papan kayu yang dibuat berbentuk kubus dgn
ukuran sekitar (1x1)m. Pada dua sudut kotak yang berseberangan secara diagonal
dibuat coakan yang berfungsi sebagai inlet dan outlet.
Kotak-kotak
ini ditanam sebagian di dasar kolam dengan bagian yang menonjol ke permukaan
sekitar 10 cm. Karena posisi coakan
sebagai inlet dan outlet maka coakan ini sebaiknya terletak di bagian yang
tidak ditanam. Bagian tanah di dalam kotak digemburkan dengan dicangkul
selanjutnya dipupuk. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang yang telah
bersih dari bahan-bahan lain dan dihaluskan. Pupuk ini dicampurkan dengan tanah
dalam kotak secara merata. Setelah proses pemupukan selesai, kolam diisi air
dengan ketinggian sekitar 5 cm. biarkan selama 3-4 hari untuk proses
pembusukan.
Aliran air
ke dalam kolam dikontrol dan diusahakan debet air yang mengalir ke dalam kolam
dan masing-masing kotak relatif kecil. Bibit cacing dapat ditanam dengan
membuat lubang di tanah kemudian bibit tersebut dimasukan ke dalam lubang
tersebut. Selama masa pemeliharaan, aliran air harus dikontrol dan jangan
sampai kolam kekeringan. Panen dilakukan dengan mengambil cacing menggunakan
cangkul kecil secara acak pada populasi yang padat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar