Tahapan Perkembangan Kelompok
Kelompok yang dinamis tidak dapat
diwujudkan dengan mudah,karena merupakan rangkaian dari perkembangan yang
bertahap dan terusberkembang sesuai dengan perkembangan manusia sebagai anggota
kelompok.
Menurut Richard (1999), tahapan
perkembangan kelompok adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan arah (drive)
Dalam tahap ini kelompok harus
memfokuskan pada misinya dan membuat garis besar strategi yang akan ditempuh
serta menetapkan tujuan, prioritas dan prosedur kerja serta peraturan bagi
kelompok.
2. Bergerak (strive)
Dalam tahap ini peran dan
tanggungjawab anggota kelompok ditetapkan dengan jelas. Dalam tahap ini
beberapa kendala akan dihadapi dengan penuh bijaksana bersama dengan seluruh
anggota kelompok, sehingga seluruh permasalahan dapat dihadapi dengan arif dan
bijaksana.
3. Mempercepat gerak (thrive)
Dalam tahap ini dimungkinkan untuk
meningkatkan produktivitas secara maksimal. Dalam memecahkan masalah
menggunakan umpan balik dari sesama anggota, manajemen konflik, kerjasama dan
pembuatan keputusan yang efektif. Penguasaan terhadap wilayah secara cepat dan
efektif dengan daya tahan yang tangguh.
4. Sampai (arrive)
Dengan kerjasama kelompok yang kompas,
maka kelompok akan mencapai keberhasilan dengan mengatasi semua kendala-kendala
yang ada, akhirnya mencapai prestasi yang luar biasa. Namun apabila dalam tahap
ini, kelompok belum mencapai keberhasilan, idealnya dilakukan peninjauan
kembali dengan melaksanakan konsulidasi upaya misalnya berkoordinasi secara
maksimal. Disamping itu perlu meninjau kembali sasaran-sasaran yang telah ada,
masih relevan atau tidak.
tersebut diatas akan berjalan dengan
baik, apabila anggota-anggota kelompok mampu membangun rasa kebersamaan secara
efektif. Untuk membangun rasa kebersamaan secara didalam suatu kelompok, maka
setiap anggota kelompok harus mampu untuk menerima keragaman anggota kelompok.
Oleh karena itu dalam suatu kelompok harus memiliki anggota dengan
karakteristik yang berorientasi pada opini, berorientasi pada persamaan, serta
berorientasi pada tujuan (Pranoto dan Suprapti, 2006).
1. Berorientasi pada opini
·
Berlawanan dengan orang yang bersifat
dogmatis, akan mengarahkan pada tindakan yang tidak mengutuk orang lain;
·
Memperkenalkan gagasannya tanpa
mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan agar orang lain memberi posisi istemewa
pada gagasannya;
·
Saling meminta ide dari anggota
kelompok yang lain, bukan berorientasi pada gagasan perorangan; dan
·
Tidak hanya memfokuskan pada idenya
sendiri, tetapi menginvestigasi pendapat orang lain.
2. Berorientasi pada persamaan
·
Anggota kelompok yang berorientasi
pada persamaan melihat keragaman sebagai suatu keunggulan. Perbedaan yang
dimiliki dapat dipakai untuk mengecek setiap sisi, sudut, puncak dan dasar
suatu masalah;
·
Mengandalkan pada semua anggota; dan
·
Kepercayaan kepada anggota kelompok
untuk meningkatkan produktivitas.
3. Berorientasi pada tujuan
·
Anggota kelompok yang berorientasi
pada tujuan kelompok kecil/tim kemungkinan akan konflik disebabkan oleh
keunikan masing-masing kelompok;
·
Keseluruhan anggota kelompok
nerorientasi pada tujuan yang sama;
·
Anggota kelompok mengakui bahwa
masing-masing anggota kelompok memiliki tujuan, dan ada kemungkinan tujuan
tersebut bertentangan dengan tujuan kelompok; dan Keunikan anggota kelompok
yang muncul segera dapat diatasi, tidak dibiarkan melahirkan masalah baru.
Referensi:
Juni
Pranoto dan Wahyu Suprapti, 2006. Membangun Kerjasama Tim (Team Building).
Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia, Jakarta.
Santosa
S., 2004. Dinamika Kelompok Edisi Revisi. Penerbit: Bumi Aksara, Jakarta.
Tim
Pusbangluh, 2008. Modul Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan Perikanan.
Pusat Pengembangan Penyuluhan BPSDMKP, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar