Pembangunanan Perikanan dan Kelautan merupakan bagian integral dari pembangunanan ekonomi secara keseluruhan dan harus menunjang terwujudnya perekonomian yang maju, efisien dan tanguh yang dicirikan oleh kemampuan dalam mensejahterakan petani tambak dan nelayan sekaligus meningkatkan kemandirian serta kemampuannya dalam mendorong sektor perikanan pada umumnya. Pembangunan Perikanan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan. Salah satu upaya yang ditempuh untuk mewujudkan harapan tersebut adalah meningkatan produksi dan produktifitas usaha perikanan untuk mencapai swasembada pangan berprotein dalam rangka meningkatkan pendapatan sekaligus perbaikan gizi keluarga. Peningkatan produksi perikanan dapat dilakukan melalui kegiatan dan yg terpenting adalah kegiatan budidaya.
Dalam hal ini usaha perikanan merupakan salah satu alternatif yang penting,
karena dapat memanfaatkan potensi lahan yang tersedia secara optimal dan
menguntungkan serta memperhatikan kelestarian sumbernya.
SEJARAH SINGKAT
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi
air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah
dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai
dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan
merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas
Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah
terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik
morfologisnya.
JENIS
Dalam ilmu taksonomi
hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
·
Anak kelas : Actinopterygii
·
Bangsa : Cypriniformes
·
Suku : Cyprinidae
·
Marga : Cyprinus
·
Jenis : Cyprinus carpio L.
Saat ini ikan mas
mempunyai banyak ras atau stain.
Perbedaan sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara
genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari
penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari
beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:
1.
Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek;
bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit;
perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
2.
Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih
gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi
makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan
tinggi badan antara 3,2:1.
3.
Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata
pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya
lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan
tinggi badan antara 3,6:1.
4.
Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif
panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit
dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
Ikan mas koi: bentuk badan
bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih,
kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras
koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum
nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi,
lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku
nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten
kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang
berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak
dibudidayakan
PERSYARATAN LOKASI BUDIDAYA
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,
tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan
tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Ikan mas dapat tumbuh normal,
jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4.
Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh
dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5. Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air
deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang
8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100
liter/menit/m³.
6.
Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7.
Suhu air yang baik berkisar antara 20-25°C.
TEKNIS BUDIDAYA
Penyiapan Sarana dan
Peralatan
Kolam
Lokasi kolam dicari
yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang
landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara
gravitasi.
Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung
jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk
memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami
dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk
memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi
panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman
bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang
sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat
berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung
jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai
patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam
sekitar 18 m² dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah
pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan
bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran
kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan
kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam
pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar
ke daerah yang ada telurnya.
Kolam pendederan
Bentuk kolam
pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya
ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m 2 dan
pendederan lanjutan 500-1000 m 2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon
dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan
kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi
kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk
memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak
tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak
pengendapan dan bak penyaringan.
Peralatan
Alat-alat yang biasa
digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala, waring
(anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun
benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil
(gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc)
untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk
memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring / scoopnet yang halus,
ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat
menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut
ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat
melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau
kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu,
oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm
keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk
menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur
satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar),
jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk
pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam
menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan
kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama
dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa
pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter
persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP
masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi
Pembibitan
Pemilihan Bibit dan Induk
Usaha pembenihan ikan
mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi
intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya
ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan
induk-induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi
banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan
kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat
pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara
terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan
alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu
dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.
Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk
betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:
1. Betina: umur antara
1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan
dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
2. Bentuk tubuh secar
akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak
cacat.
3. tutup insan normal
tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal
1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
4. Sisik tersusun rapih,
cerah tidak kusam.
5. pangkal ekor kuat dan
normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan
lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
Betina
·
Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
·
Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
·
Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
Jantan
·
Badan tampak langsing.
·
Gerakan lincah dan gesit.
·
Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
Sistim Pembenihan/Pemijahan
Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu
Sistim pemijahan tradisional
Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara
tradisional, yaitu:
Cara sunda:
· luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur,
kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore
hari;
· disediakan injuk untuk menepelkan telur dan setelah proses pemijahan
selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan
Cara cimindi:
·
luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur,
kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore
hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
·
disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan
dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
·
setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
·
tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu
setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.
Cara rancapaku:
·
luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur,
kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore
hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat
dari batu;
·
Disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di
seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
·
Setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
·
Setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan,
setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.
Cara sumatera:
·
luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;
kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
·
disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan
air;
·
setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
·
setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
Cara dubish:
·
luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan
lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk
dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
·
Sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon
dactylon setinggi 40 cm;
·
Setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
Setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan
Cara hofer:
sama seperti cara
dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan
pintu pemasukan air.
Sistim kawin suntik
Pada sisitim ini induk
baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah
penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise
diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah
otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan
terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana
yang lengkap dan perawatan yang intensif.
Pembenihan/Pemijahan
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:
·
Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
·
Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup;
dan suhu berkisar 25 derajat C.
·
Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
· Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan
seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
· Pemberian makanan
dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali
sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.
Pemeliharaan Bibit/Pendederan
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan
mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini
dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap
menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta
dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai
ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan
ketentuan. Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
·
Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah
benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan;
ukuran benih menjadi 2-3 cm.
·
Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang
disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih
menjadi 3-5 cm.
·
Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang
disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih
menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah
bobot benih.
·
Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang
disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi
8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot
benih.
Perlakuan dan Perawatan Bibit
Apabila benih belum mencapai ukuran 100
gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang
diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.
Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan
secara polikultur maupun monokultur.
Polikultur
·
ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
·
ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
Monokultur
Pemeliharaan sistem
ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada
sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.
Pemupukan
Pemupukan dengan
kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m 2 , TSP 10 gram/m 2 , Urea 10
gram/m 2 , kapur 25-100 gram/m 2 . Setelah itu kolam diisi air 39 -40 cm.
Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan
insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis
2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa
rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat
penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami
dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m 2 , sedangkan bila diberi
pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m 2 (benih lepas hapa).
Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.
Pemberian Pakan
Dalam pembenihan
secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang
berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang
mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada
kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan
untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning
telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam
kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.
Pemeliharaan
Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
HAMA DAN PENYAKIT
Hama
Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya.
Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter
persegi.
Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya
hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di
sekitar kolam.
Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
Ikan gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau
dibuat bak filter.
Belut dan kepiting
Pengendalian: lakukan penangkapan.
PENYAKIT
Bintik merah (White spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala,
insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas
lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan
berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air.
Pengendalian: direndam dalam larutan
Methylene blue 1% (1 gram dalam
100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan
Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.
Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh
bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan.
Pengendalian; pengeringan kolam secara
total, ditabur kapur tohon 200 gram/m 2 , biarkan selama 1-2 minggu.
Cacing insang, sirip, kulit
(Dactypogyrus dan girodactylogyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam,
sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda
keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang.
Pengendalian:
·
direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam
dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam;
·
hindari penebaran ikan yang berlebihan.
Kutu ikan (argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian
kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).
Pengendalian:
·
ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15
menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit;
·
dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.
Jamur (Saprolegniasis)
Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya.
Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang
jamur, terlihat benang halus seperti kapas.
Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3
gram/m3 selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3
selama 1 jam.
Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan.
Pengendalian: rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.
Bakteri psedomonas flurescens
Penyakit yang sangat ganas.
Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis.
Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg
ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
Bakteri aeromonas punctata
Penyakit yang sangat ganas.
Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara
bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dalam organ hati dan
ginjal.
Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau
streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama
7 hari berturut-turut.
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk
dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas:
·
Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
·
Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
·
Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
·
Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu
pintu pemasukan air.
·
Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
·
Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara
hati-hati dan benar.
Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters)
sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman
PANEN
Pemanenan Benih
Sebelum
dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat tangkap
dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan
diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap
benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan benih sementara, saringan yang
digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus,
dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil
panen. Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi
dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan
tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam pendederan
sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres
akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai
ditangkap dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau
keramba. Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang
dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm.
Cara Perhitungan
Benih Untuk mengetahui
benih ikan hasil panenan yang disimpan dalam bak penyimpanan maka sebelum
dijual, terlebih dahulu dihitung jumlahnya. Cara menghitung benih umumnya
dengan memakai takaran, yaitu dengan menggunakan sendok untuk larva dan kebul,
cawan untuk menghitung putihan, dan dihitung per ekor untuk benih ukuran
glondongan. Penghitungan benih biasanya dengan cara:
·
Penghitungan dengan sendok.
·
Penghitungan dengan mangkok.
Pembersihan
Pada umumnya, dasar
kolam pendederan sudah dirancang miring dan ada saluran di tengah kolam, selain
itu pada dasar kolam tersebut ada bagian yang lebih dalam dengan ukuran 1-2
meter persegi sehingga ketika air menyurut, maka benih ikan akan mengumpul di
bagian kolam yang dalam tersebut. Benih ikan lalu ditangkap sampai habis dan
tidak ada yang ketinggalan dalam kolam. Benih ikan tersebut semuanya disimpan
dalam bak-bak penampungan yang telah disiapkan.
Pemanenan Hasil Pembesaran
Untuk
menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur
ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara
400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga
ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan / petak penangkapan dibuat
seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan
dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas
dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan
secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
PASCAPANEN
Penanganan pascapanen
ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan
konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal
yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan
hidup, segar dan sehat antara lain:
·
Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
·
Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
·
Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang
cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan
kesegaran antara lain:
- Penangkapan
harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
- Sebelum
dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
- Wadah
pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2
jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun
pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng
atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak
maksimum 50 cm.
- Ikan
diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan erbandingan
jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian
ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan
es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es,
demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:
·
Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan
tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik
(sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
·
Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan
penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur
yang telah diaerasi semalam.
·
Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi
yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5
m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas
sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan
harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
Berdasarkan lama/jarak
pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Sistem terbuka
Dilakukan untuk
mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat
pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan
dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
Sistem tertutup
Dilakukan untuk
pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam,
menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih
5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.H2O sebanyak 9 gram.
Cara pengemasan benih ikan yang diangkut
dengan kantong plastik:
- Masukkan
air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
- Hilangkan
udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
- Alirkan
oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume
keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2);
- Kantong
plastik lalu diikat.
- Kantong
plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan.
Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat
diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai
berikut:
- Siapkan
larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10
liter air bersih).
- Buka
kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat
sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi
perlahan-lahan.
- Pindahkan
benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1- 2 menit.
Masukan benih ikan ke dalam
bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain
itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari
berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4
sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit
NB
: Setelah 1 minggu dikarantina, tebar
benih ikan di kolam budidaya...demikian semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar