Ikan
merupakan makanan yang mudah mengalami pembusukan. Apalagi di daerah tropis
seperti Indonesia yang bersuhu relatif tinggi.Akan tetapi, umur penyimpanan
ikan dapat diperpanjang dengan penurunan suhu. Bahkan ikan yang dibekukan
dapat disimpan sampai beberapa bulan, sampai saat dibutuhkan ikan dapat
dilelehkan dan diolah lebih lanjut oleh konsumen. Rantai aliran makanan beku
atau rantai dingin (cold chain) umumnya terdiri dari : pembekuan, penyimpanan
dalam gudang dingin, diangkut dengan mobil berpendingin (refrigerated truck),
dipamerkan dalam lemari dingin di toko makanan, akhirnya disimpan di dalam
freezer lemari es di rumah.
Pembekuan
ikan berarti menyiapkan ikan untuk disimpan di dalam suhu rendah cold storage.
Seperti pendinginan, pembekuan dimaksudkan untuk mengawetkan sifat-sifat alami
ikan. Pembekuan menggunakan suhu yang lebih rendah, yaitu jauh di bawah titik
beku ikan. Pembekuan mengubah hampir seluruh kandungan air pada ikan menjadi
es, tetapi pada waktu ikan beku dilelehkan kembali untuk digunakan, keadaan
ikan harus kembali seperti sebelum dibekukan. Ikan-ikan yang dibekukan untuk
dikonsumsi mentah (sashimi) mutlak memerlukan terpeliharanya sifat-sifat ikan
segar yang dibekukan, agar ketika dilelehkan tidak dapat dibedakan dari ikan
segar.
PROSES PEMBEKUAN
Tubuh
ikan sebagian besar (60-80%) terdiri atas cairan yang terdapat di dalam sel,
jaringan, dan ruangan-ruangan antar sel Sebagian besar dari cairan itu (+67%)
berupa free water dan selebihnya (+5%) berupa bound water. Bound water adalah
air yang terikat kuat secara kimia dengan substansi lain dari tubuh ikan.
Pembekuan
berarti mengubah kandungan cairan tersebut menjadi es. Ikan mulai membeku pada
suhu antara -0,60C sampai -20C, atau rata-rata pada -10C. Free water membeku
terlebih dahulu kemudian disusul oleh bound water.
Proses tersebut terbagi atas 3 tahapan yaitu:
Proses tersebut terbagi atas 3 tahapan yaitu:
1. Tahap
pertama suhu menurun dengan cepat sampai 00C yaitu titik beku air.
2. Tahap
kedua suhu turun perlahan-lahan untuk merubah air menjad kristal-kristal es.
Tahap ini sering disebut periode ”thermal arrest”.
3. Tahap
ketiga suhu kembali turun dengan cepat ketika kira-kira 55% air telah menjadi
es. Pada tahap ini sebagian besar atau hampir seluruh air membeku.
Berdasarkan
panjang pendeknya waktu thermal arrest ini pembekuan dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Pembekuan
lambat (slow freezing), yaitu bila thermal arrest time lebih dari 2 jam.
2. Pembekuan
cepat (quick freezing), yaitu pembekuan dengan thermal arrest time tidak lebih
dari 2 jam. Kristal-kristal es yang terbentuk selama pembekuan dapat
berbeda-beda ukurannya tergantung pada kecepatan pembekuan. Pembekuan cepat
menghasilkan kristal-kristal yang kecil-kecil di dalam jaringan daging ikan.
Jika dicairkan kembali, kristal-kristal yang mencair diserap kembali oleh
daging dan hanya sejumlah kecil yang lolos keluar sebagai drip.
Sebaliknya
pembekuan lambat menghasilkan kristal-kristal yang besar-besar. Kristal es ini
mendesak dan merusak susunan jaringan daging. Tekstur daging ketika ikan
dicairkan menjadi kurang baik, berongga, keropos dan banyak sekali drip yang
terbentuk. Ikan yang dibekukan dengan lambat tidak dapat digunakan sebagai
bahan bagi pengolahan-pengolahan tertentu misalnya pengalengan, pengasapan, dan
sebagainya. Atas pertimbangan-pertimbangan diatas, maka disamping untuk menyingkat
waktu dan menghasilkan output yang tinggi maka ikan mutlak dibekukan dengan
cepat.
Kecepatan
Pembekuan Belum ada definisi tentang pembekuan cepat yang dapat diterima semua
pihak. Beberapa pendapat dikemukakan dengan alasan sendiri-sendiri. Sangat langka
orang yang dapat membedakan ikan segar dengan ikan yang dibekukan antara 1 jam
dan 8 jam. Tetapi jika lebih dari 12 jam, perbedaannya jadi nyata. Pembekuan
yang memakan waktu 24 jam atau lebih yang dilakukan dengan freezer yang
dirancang atau dioperasikan dengan buruk pasti akan menghasilkan ikan beku
dengan kualitas rendah. Pembekuan yang berkepanjangan, misalnya pembekuan yang
dilakukan dengan menimbun ikan di cold storage, dapat menyebabkan ikan membusuk
oleh kegiatan bakteri sebelum bagian tengah tumpukan ikan mencapai suhu yang
rendah.
Inggris
menentukan batas waktu tidak lebih daripada dua jam untuk melewati daerah
kritis sebagai pembekuan cepat, sedangkan Jepang memberikan kriteria kurang
dari 30 menit untuk melewati daerah kritis sebagai pembekuan cepat, sementara
Amerika Serikat menggunakan waktu 70-100 menit untuk membedakan pembekuan cepat
dan lambat. Inggris menentukan batas waktu tidak lebih daripada dua jam untuk
melewati daerah kritis sebagai pembekuan cepat, sedangkan Jepang memberikan kriteria
kurang dari 30 menit untuk melewati daerah kritis sebagai pembekuan cepat,
sementara Amerika Serikat menggunakan waktu 70-100 menit untuk membedakan
pembekuan cepat dan lambat.
Definisi
yang lebih banyak diterima tidak menyebutkan lama pembekuan atau kecepatan
pembekuan, tetapi semata-mata menyebutkan bahwa ikan harus dibekukan secepatnya
dan diturunkan suhunya didalam freezer hingga mencapai suhu penyimpanan
ALAT
PEMBEKU IKAN COLD STORAGE
Ikan
yang telah dibekukan perlu disimpan dalam kondisi yang sesuai untuk
mempertahankan kualitasnya. Biasanya ikan beku disimpan dalam cold storage,
yaitu sebuah ruangan penyimpanan yang dingin.Penyimpanan ini merupakan tahap
yang pokok dari cara pengawetan dan pembekuan. Suhu yang biasanya
direkomendasikan untuk cold storage umumnya -300C hingga -600 C, tergantung
pada kebutuhan. Pada suhu ini perubahan dan denaturasi protein dapat
diminimalisasikan, selain itu aktivitas bakteri juga berkurang. walaupun
penurunan mutu tetap terjadi tetapi bisa diminimalisasikan. Selain perubahan
mikrobiologi dan kimia, selama penyimpanan beku terjadi perubahan secara fisik
yaitu pada kristal-kristal es baik bentuk maupun ukuran. Perubahan ini sering
disebut Rekristalisasi (Recristallisation). Terdapat 3 jenis rekristalisasi
yang terjadi pada produk pembekuan selama penyimpanan beku yaitu:
1. Isomass
Recristallisation Terjadi perubahan bentuk permukaan atau struktur internal
dari kristal es.
2. Accretive
Recristallisation Dua kristal es yang berdekatan bergabung membentuk kristal es
yang lebih besar.
3. Migratory
Recristallisation
Terjadinya
kenaikan ukuran rata-rata kristal es dan berkurangnya jumlah rata-rata kristal
es karena terbentuknya kristal-kristal es yang lebih besar dari kristal-kristal
es yang lebih kecil. Cold storage dapat mempertahankan mutu ikan selama 1-9
bulan, tergantung pada keadaan danjenis ikan, cara pembekuan dan cara/kondisi
penyimpanannya. Dengan teknik penanganan yang ideal , ikan dapat disimpan lebih
dari 4 tahun dalam cold storage.
Desain
yang benar dan penggunaan yang benar dari cold storage dapat meminimalisasikan
kerusakan selama penyimpanan dan memperpanjang masa simpan produk. Faktor design
yang paling penting adalah:
·
Suhu rendah
·
Keseragaman suhu dalam seluruh ruangan cold
storage
·
Kestabilan suhu dengan fluktuasi yang minimal
·
Distribusi udara yang baik untuk mempertahankan
keseragaman suhu
·
Sirkulasi udara minimum untuk mencegah
dehidrasi
·
Minimum ingress udara untuk meminimalkan fluktuasi
Suhu
cold storage dikendalikan dengan termostat, alat ini menghentikan pendinginan
jika suhu cold storage telah mencapai derajat tertentu, dan menjalankannya
kemali jika suhu naik kempali sampai derajat tertentu pula. Selisih antara
kedua suhu tersebut biasanya tidak lebih dari 20C.
Tipe –tipe cold storage:
1. Jacketed
cold storage ( cold storage berjaket) tipe ini merupakan ruang
penyimpanan yang ideal, tetapi konstruksinya sangat mahal. Ruang dalam
terisolasi total dari jaket udara. Karena itu lapisan dalam harus dibuat dari
bahan yang tidak dapat ditembus udara. Sambungan-sambungannya harus dibuat
kedap udara. Sistem cold storage ini menjamin bahwa perbedaan suhu didalam
ruang penyimpan cukup kecil. Hal ini dicapai karena aliran dari udara dingin
mengelilingi bagian luar dari ruangan dalam storage. Selain itu, karena
pemasukan panas sangat kecil, RH yang tinggi dapat dipertahankan. Dengan
demikian , dehidrasi produk sangat terbatas.
Tipe
ini tidak memerlukan kipas didalam ruang penyimpan. Hal ini merupakan faktor
lain yang mendukung dihasilkannya produk yang baik. Tipe ini tidak banyak
dipakai karena kemahalannya dan karena tidak cocok jika beban panas dari produk
cukup tinggi.
2. Gridded
cold storage(cold storage dengan pipa pendingin polos)
Pada tipe ini, pipa pendingin polos dirangkai menutupi seluruh langit-langit dan di dinding ruangan cold storage.Tipe ini juga menghasilkan kondisi penyimpanan yang baik karena suhu dalam ruangan cukup merata tanpa disirkulasikan dengan kipas. Panas yang masuk melalui dinding segera dikeluarkan tanpa mengganggu produk yang disimpan.
Pada tipe ini, pipa pendingin polos dirangkai menutupi seluruh langit-langit dan di dinding ruangan cold storage.Tipe ini juga menghasilkan kondisi penyimpanan yang baik karena suhu dalam ruangan cukup merata tanpa disirkulasikan dengan kipas. Panas yang masuk melalui dinding segera dikeluarkan tanpa mengganggu produk yang disimpan.
Kecepatan
pemindahan panas kepipa hanya sedikit berkurang jika pipa tertutup es sihingga
defrost tidak perlu sering dilakukan. Cold storage jenis ini dapat bekerja berbulan-bulan
tanpa defrosting. Kelemahan atau kerugian utama dari tipe ini adalah:
1. Ada
banyak saluran-saluran pipa yang komplex
2. Memerlukan
bahan refrigeran dalam jumlah yang banyak
3. Struktur
cold storage harus kuat untuk menahan pipa-pipa dan refrigeran.
4. Memerlukan
bejana penampung regfrigeran jika cooler perlu dikosongkan untuk diperbaiki
5. Finned
grid stores (cold storage dengan pipa bersirip)
Tipe
ini mirip dengan gridded cold storage tapi pipa yang digunakan adalah pipa
bersirip. Dengan pipa bersirip ini jika dirangkai dilangit-langit saja sudah
mencukupi, tanpa memerlukan rangkaian pipa didinding. Dengan demikian biaya
dapat dikurangi, akan tetapi kelemahannya adalah pipa tidak menutupi dinding
sehingga kondisi penyimpanannya tidak sebaik cold storage dengan pipa polos.
Pipa bersirip lebih sulit di-dfrost dan defrost perlu dilakukan sesering
mungkin.
4. Cold storage dengan Unit cooler
Tipe
ini paling banyak digunakan karena paling murah pemasangannya; hanya sedikit
memerlukan bahan pendingin; mudah di-defrost dan tidak memerlukan struktur
penyangga yang berat. Kelemahannya adalah beberapa rancangan tidak memungkinkan
distribusi udara yang merata di dalam cold storage sehingga menyebabkan kondisi
penyimpanan yang buruk
Sumber, yunias
Tidak ada komentar:
Posting Komentar