Skalanews - Balai Penelitian dan Pengembangan
Budidaya Ikan Hias Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menguji coba
budidaya ikan hias jenis arwana (Scleropages sp) di kolam-kolam bekas galian
timah di Kabupaten Belitung Timur.
"Kami sudah uji cobakan arwana di sana, mereka bukan
saja dapat berkembang dengan baik, tapi warnanya juga menjadi lebih terang,
warna silvernya menjadi lebih tampak," kata Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perikanan Budidaya KKP Dr Tri Heru Prihadi pada Peresmian Hatchery
(Pembenihan) Ikan Hias di Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, Senin.
Pihaknya, lanjut Trio Heru Prihadi, masih menganalisis
seberapa besar penyerapan dan kandungan logam di tubuh ikan yang dipelihara di
kolam bekas galian timah (kolong) tersebut, karena kalau melewati ambang batas
dan berbahaya untuk dikonsumsi maka memang hanya sesuai untuk ikan hias.
Di Belitung ada ribuan hektare kolam bekas galian timah yang
digali sejak zaman Belanda.
KKP bersama Kabupaten Belitung Timur juga sedang
mengembangkan budidaya ikan hias, khususnya jenis arwana (Scleropages sp) dan
botia (Chromobotia macracanthus), untuk keperluan ekspor ke mancanegara.
"Potensi ekspornya besar, tapi selama ini masyarakat di
Belitung menjual ikan hias anakan bahkan larvanya dari alam ke pengumpul,
sebelum dibawa ke Singapura," kata Kepala Badan Litbang Kelautan dan
Perikanan KKP Dr Achmad Poernomo.
Harga Botia ukuran empat cm dijual Rp4.800, dan larvanya
Rp100, namun oleh pengusaha Singapura dibesarkan dulu dengan pakan khusus yang
membuat warnanya lebih menarik dan paket ukuran seragam yang dijamin tetap
hidup sampai ke negara pembeli, sehingga harganya menjadi jauh lebih mahal.
Menurut dia, Indonesia yang memiliki keanekaragaman biota
laut sangat tinggi merupakan salah satu pemasok utama ikan hias dunia dengan
nilai ekspor pada 2013 mencapai 24 juta dolar AS meningkat dari tahun
sebelumnya 21 juta dolar AS. Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Belitung Timur, Ferizal mengatakan, pihaknya optimistis dengan kerja
sama ini dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat Belitung Timur.
"Selama ini masyarakat hanya menangkap ikan dari alam,
lama-lama akan habis, karena itu kami butuh pembinaan untuk membudidayakannya.
Untuk saat ini arwana dan botia dulu," kata Ferizal.
Pulau Belitung menurut peneliti ikan hias KKP Ofri Johan,
memiliki delapan jenis ikan hias darat lokal yakni Botia, Arwana Pinoh, Arwana
Silver, Arwana merah, Tiger Fish, Koi, Bala Shark dan Rasbora Herliquini ditambah
ikan hias laut ikan Badut dan ikan Mandarin. (ant/mar)
sumber
; KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar