Sektor
kelautan dan perikanan memiliki peransangat strategis dalam penyediaan bahan
pangan dan bahan baku bagi industri serta penyediaan bahan pangan sehat dan
bergizi secara nasional.Tercatat jumlah produk olahan hasil perikanan
2013mencapai 4.83 juta ton atau meningkat 0.26 juta ton dari tahun sebelumnya.
Produk olahan ikan mampu meningkatkan nilai ekspor dari US$ 3,52 milyar, naik
menjadi US$ 3,93 milyar. Demikian disampaikanSekretaris JenderalKementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP), Sjarief Widjaja, pada acara Pencanangan
Bulan Mutu & Keamanan Hasil Perikanan dan Seminar Nasional Masyarakat
Pengolah Hasil Perikanan Indonesia ke V Tahun 2013, di UNDIP Semarang, Jumat
(18/10).
Sjarief
menjelaskan, Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan memiliki peran strategis
dalam menciptakan produk perikanan bermutu tinggi dan aman dikonsumsi. Lebih
dari itu, komponen lebih penting lagi adalah menciptakan sistem produksi
perikanan yang efisien dan mampu menghasilkan produkberpenampilan baik
dan murah. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan kelembagaan dan tatakelola
yang kuat terhadap sumberdaya ikan sehingga mampu meningkatkan daya saing
di pasar dalam dan luar negeri.
Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan kebijakan percepatan
Industrialisasi Perikanan. Kebijakan ini mampu meningkatkanpembangunan
perikanan dan kelautan sekaligusmeningkatkan daya saing produk perikanan.
“Kebijakan tersebut melalui program peningkatan mutu,produktivitas usaha dan
peningkatan nilai tambahproduk kelautan dan perikanan berbasis pembangunan kewilayahan
dan prinsip ekonomi biru,” ujar Sjarief.
Prinsip blue
economy, kata Sjarief, denganmenekan limbah menjadi nol dalam proses
produksi perikanan atau sering disebut zero waste dan
menjadikan bagian ikan atau by-products menjadi produk yang bernilai ekonomi.
Prinsip inovasi dalam proses produksi perikanan juga sangat menentukan dalam
menciptakan daya saing produk. Oleh karena itu salah satu kunci sukses
implementasi penerapan blue economy dalam proses produksi perikanan
adalahkolaborasi dan integrasi antara dunia pendidikan (universitas), lembaga
penelitian, pemerintah danswasta sebagai penggunanya.
Menurut
Sjarief, peningkatan daya saing dan peningkatan nilai tambah adalah kunci
keberhasilandalam perdagangan global. Apalagi di banyak negara, bahan baku ikan
sudah mulai menurun drastis danpabrik pengolahan ikan banyak yang tutup, Untuk
itu, KKP mengeluarkan kebijakan industrialisasi perikananyang merupakan cara
lebih tepat untuk memanfaatkan sumberdaya ikan dengan bijaksana dan efisien.
Dimanasalah satu komponen utama peningkatan daya saing produk perikanan adalah
peningkatan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. “Momentum Bulan Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan merupakan langkah strategis untuk menggugah kesadaran
produsen,konsumen, pemerintah, swasta dan masyarakat,tentang pentingnya jaminan
mutu dan keamanan hasil perikanan. Sehingga produk perikanan amandikonsumsi,”
ujarnya.
Bulan Mutu
Sjarief
menjelaskan, persyaratan mutu terhadap produk perikanan nasional menjadi
prioritas KKP.Terutama peningkatan pemahaman stakeholders dan masyarakat dalam
memberikan jaminan mutu dan keamanan produk perikanan sesuai dengan standar
yang ditetapkan. Salah satunya melalui kampanye mutudan penyebaran informasi
produk perikanan yang aman dan sehat konsumsi. Apalagi di negara tujuan ekspor
produk perikanan akan semakin ketat, karena konsumen semakin selektif memilih
produk. “Tantangan besar juga akan muncul dengan akan diberlakukannya
masyarakat ekonomi tunggal ASEAN, tahun 2015. Terhadap rencana ini, kita perlu
segera berbenah diri untuk menguatkan daya saing produk perikanan di pasar
dalam negeri dari ancaman masuknya produk-produk perikanan ASEAN,” tandasnya.
Sasaran
dilaksanakan bulan mutu juga sebagai trigger kesadaran tentang
pentingnya mutu dan keamanan pangan. Momentum peringatan bulan mutu sangat
penting bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mengingatkan kembali akan
pentingnya standardisasi. Pentingnya standar dan mutu suatu produk perlu
disuarakan terus-menerus dan harusnya lebih bisa menggema hingga ke seluruh
lapisan masyarakat. Peringatan serupa juga dilakukan berbagai negara di dunia
mengampanyekan pentingnya standar bagi kehidupan, bertepatan dengan Hari
Standar Dunia (World Standard Day) yang jatuh pada 14 Oktober. “Di Indonesia,
acara tersebut dikaitkan dengan Bulan Mutu yang setiap tahun diselenggarakan
setiap bulan November,” tutupnya.
Data Tambahan
Pencanangan Bulan Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan 18 Oktober 2013 di Universitas Diponegoro (UNDIP)
Semarang dibarengi dengan :
•
Penyerahan Pengembangan Usaha Mina
Pedesaan (PUMP) ke Kelompok PengolahPemasar (Poklahsar) kepada Gubernur
JawaTengah
•
Penyerahan bantuan alat pengolahan
danpemasaran kepada Bupati Demak mewakili Kabupaten/Kota penerima bantuan.
•
Pemberian penghargaan kepada BupatiKendal yang
melakukan pembinaan terhadap Unit Pengolahan Ikan (UPI)
dalammenerapkan konsep blue economy padaproses produksinya.
•
Penyerahan bantuan modal usaha
dibidangperikanan kepada Wirausaha Muda.
•
Penyerahan Sertifikat Kelayakan Pengolahanuntuk
UPI milik PT. Sumber Mina Bahari, danKelompok Wanita Tani Ngudimulyo sebagai
juara I UKM Tingkat Provinsi Jawa TengahTahun 2013.
•
Forum Industri Pengolahan Hasil
PerikananMenghadapi AFTA 2015 yang diikuti oleh para pelaku usaha di bulan
November 2013.
•
Pelatihan HACCP bagi Mahasiswa yang
diselenggarakan di Universitas Diponegoro pada bulan November 2012.